Pemimpin Korut Kim Jong-un Tegaskan Penyatuan Korea Mustahil

Senin, 01 Januari 2024 - 13:30 WIB
loading...
Pemimpin Korut Kim Jong-un...
Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un mengikuti rapat pleno Partai Pekerja pada 26-30 Desember 2023. Foto/AP
A A A
PYONGYANG - Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un menegaskan tidak mungkin mencapai reunifikasi antara Pyongyang dan Seoul karena prinsip Korea Selatan (Korsel) bertentangan dengan prinsip negaranya.

Saat menyampaikan pidato pada pertemuan Partai Pekerja yang berkuasa, Kim mengatakan hubungan kedua negara telah menjadi “saling bermusuhan” dan tidak lagi “sehubungan dengan satu sama lain atau homogen,” menurut laporan Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) pada Minggu (31/12/2023).

Kim menyatakan, “Pendekatan Pyongyang terhadap reunifikasi nasional berdasarkan satu bangsa dan satu negara dengan dua sistem sangat bertentangan dengan penyatuan melalui penyerapan dan penyatuan di bawah demokrasi liberal yang dilakukan Seoul.”

“Korea Selatan saat ini merupakan negara bawahan kolonial yang politiknya benar-benar rusak dan pertahanan serta keamanannya sepenuhnya bergantung pada AS,” menurut kantor berita tersebut, mengutip Kim.

Kim mengatakan Washington telah mengubah Seoul menjadi pangkalan militer dan gudang senjata nuklirnya, dan jumlah latihan militer gabungan antara AS, Korea Selatan, dan Jepang pada tahun 2023 meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun lalu.

Dia mengatakan fakta ini “dengan jelas menunjukkan” AS bermaksud melakukan konfrontasi militer.



Kim berpendapat “perang bisa pecah” di Semenanjung Korea kapan saja karena “tindakan musuh yang sembrono.”

“Jika Washington dan Seoul mencoba melakukan konfrontasi militer dengan Pyongyang, pencegahan perang nuklirnya akan berubah menjadi tindakan yang serius tanpa ragu-ragu,” tegas Kim.

Sikap Kim tersebut menyusul pernyataan Korea Utara pada Rabu bahwa situasi militer di semenanjung Korea telah menjadi “ekstrim” karena tindakan konfrontatif yang “belum pernah terjadi sebelumnya” oleh Amerika Serikat dan sekutu regionalnya.

Pada 2018, Korea Utara dan Selatan menandatangani Perjanjian Militer Komprehensif (CMA), setuju “menghentikan sepenuhnya semua tindakan permusuhan terhadap satu sama lain.”

Namun, bulan lalu, Seoul menghentikan sebagian dari kegiatan tersebut dan melanjutkan pengawasan udara.

Sebagai tanggapan, Pyongyang berjanji memulihkan semua tindakan yang ditangguhkan sejak 2018.

Semenanjung Korea terpecah pada 1953 setelah gencatan senjata ditandatangani, menghentikan permusuhan antara Utara dan Selatan yang telah dimulai tiga tahun sebelumnya. Secara teknis, Pyongyang dan Seoul masih berperang.
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
3 Negara yang Senang...
3 Negara yang Senang Jika Amerika Serikat Tinggalkan NATO, Siapa Saja?
Hamas Senang Trump Cabut...
Hamas Senang Trump Cabut Rencana AS Usir Warga Gaza
Ukraina Kehabisan Rudal...
Ukraina Kehabisan Rudal ATACMS Amerika untuk Melawan Rusia
Donald Trump: Tidak...
Donald Trump: Tidak Ada yang Mengusir Rakyat Palestina dari Gaza
Ukraina Setuju Gencatan...
Ukraina Setuju Gencatan Senjata 30 Hari, Ini Respons Rusia
7 Fakta Donald Trump...
7 Fakta Donald Trump Memecat Tentara Transgender AS, dari 12.000 Prajurit LGBT hingga Bumerang Kepalsuan
7 Negara yang Berebut...
7 Negara yang Berebut Kekuasaan di Arktik, Rusia Jadi Jagoannya
Profil Linda McMahon,...
Profil Linda McMahon, Menteri Pendidikan AS Era Trump yang Pecat 50 Persen Pegawainya
Profil Mahmoud Khalil,...
Profil Mahmoud Khalil, Aktivis Muslim AS yang Ditangkap karena Menentang Kebijakan Donald Trump
Rekomendasi
Rinnai Indonesia Luncurkan...
Rinnai Indonesia Luncurkan Smart HOB RB-A2660G(B), Dilengkapi Teknologi Automatic Menu
Kisah Hikmah : Nilai...
Kisah Hikmah : Nilai Umur Manusia di Bulan Ramadan
PSI Yakin Ada Alasan...
PSI Yakin Ada Alasan Kuat di Balik Penundaan Pengangkatan CPNS dan PPPK
Berita Terkini
Mahkamah Internasional...
Mahkamah Internasional Gelar Sidang Terbuka Kewajiban Israel di Wilayah Palestina yang Diduduki
37 menit yang lalu
Bosnia Buru Presiden,...
Bosnia Buru Presiden, Perdana Menteri dan Ketua Parlemen Republika Srpska
1 jam yang lalu
Penjualan Mobil Anjlok,...
Penjualan Mobil Anjlok, Volkswagen akan Produksi Senjata dan Peralatan Militer
2 jam yang lalu
Putin Kunjungi Wilayah...
Putin Kunjungi Wilayah Kursk Rusia, Seru Militer Kalahkan Ukraina Secepatnya
3 jam yang lalu
4 Isi Gencatan Rusia...
4 Isi Gencatan Rusia dan Ukraina yang Diajukan AS, Tidak Ada Perang Selama 30 Hari
3 jam yang lalu
3 Negara yang Senang...
3 Negara yang Senang Jika Amerika Serikat Tinggalkan NATO, Siapa Saja?
4 jam yang lalu
Infografis
Kim Jong-un: Korut Lanjutkan...
Kim Jong-un: Korut Lanjutkan Pengembangan Senjata Nuklir
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved