Pria Bersenjata Tembak Mati 6 Turis Prancis di Niger

Senin, 10 Agustus 2020 - 03:32 WIB
loading...
Pria Bersenjata Tembak Mati 6 Turis Prancis di Niger
Ilustrasi
A A A
NIAMEY - Seorang pria bersenjata yang mengendarai motor menembak mati 6 turis Prancis, serta pemandu dan sopir mereka. Insiden ini terjadi di sebuah taman margasatwa di Niger, Minggu (7/8). Sopir dan pemandu turis Prancis itu diketahui berkewarganegaraan Nigeria.

“Kelompok itu diserang di cagar alam jerapah, di wilayah Kouré,” kata gubernur wilayah Tillaberi, Tidjani Ibrahim Katiella, kepada Reuters. "Mereka dicegat dan dibunuh," lanjutnya.

(Baca: Penyandera di Prancis Ungkap Derita Palestina, Sebut Dirinya Mujahid )

Kantor Presiden Prancis Emmanuel Macron mengonfirmasi bahwa warga negara Prancis telah tewas di Niger. Dilaporkan, Macron berbicara melalui telepon dengan Presiden Niger Mahamadou Issoufou, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Hingga kini belum ada komentar langsung dari pemerintah di Niger. Pemerintah Prancis sendiri langsung memperingatkan orang-orang agar tidak bepergian ke sebagian besar wilayah Niger, tempat kelompok militant bercokol, termasuk Boko Haram dan sejumlah kelompok afiliasi ISIS.

Cagar Alam Jerapah Koure, yang terletak sekitar 65 km tenggara ibu kota Niamey, adalah objek wisata populer di Niger, negara besar yang berbatasan dengan tujuh negara bagian di wilayah yang tidak stabil, termasuk Libya, Mali, Chad, Aljazair, dan Nigeria.

(Baca: 60.000 Orang Dukung Petisi Lebanon di Bawah Mandat Prancis )

Sebelumnya, kelompok militan yang terkait dengan ISIS menewaskan empat tentara Amerika Serikat dalam penyergapan di Niger pada Oktober 2017, serangan yang meningkatkan pengawasan operasi kontra-terorisme AS di sana.

Prancis, bekas kekuatan kolonial di wilayah tersebut, juga meluncurkan koalisi sekutu Afrika Barat dan Eropa pada bulan Juni silam. Gerakan ini untuk melawan kelompok militan Islam di wilayah Sahel, yang mencakup Niger.

Mereka telah mengerahkan ribuan tentara di wilayah gersang di selatan gurun Sahara sejak 2013. Namun, aksi kekerasan militan terus meningkat.
(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1646 seconds (0.1#10.140)