Oposisi Israel: Netanyahu Kehilangan Kepercayaan Publik
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Pemimpin oposisi Israel Yair Lapid mengatakan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu telah kehilangan kepercayaan masyarakat Israel.
“Kita sudah dua bulan memasuki perang dan Negara Israel masih belum memiliki rencana untuk hari setelah perang,” ungkap Lapid dalam pertemuan Partai Yesh Atid yang dipimpinnya, dilansir Times of Israel.
“Tidak ada upaya diplomasi yang terorganisir selama perang, tidak ada sistem diplomasi publik yang terpadu, tidak ada rencana ekonomi yang terorganisir untuk mengatasi kerusakan perekonomian. Tidak ada orang yang berurusan dengan tentara cadangan. Singkatnya: tidak ada pemerintahan,” tegas Lapid.
“Kita memiliki perdana menteri yang telah kehilangan kepercayaan dari lembaga keamanan, sistem ekonomi dan mayoritas rakyat, dan dunia,” ujar dia.
Lapid sebelumnya menyerukan pemilihan perdana menteri baru untuk memimpin pemerintahan, bukannya Netanyahu.
Netanyahu menghadapi kritik yang semakin besar atas kegagalannya mengakui tanggung jawab atas peristiwa 7 Oktober 2023 yang menewaskan 1.200 warga Israel.
Jajak pendapat baru-baru ini yang dilakukan Lazar Research Institute untuk harian Israel, Maariv, menemukan hanya 27% warga Israel yang percaya Netanyahu orang yang tepat menjalankan pemerintahan.
Survei tersebut menemukan 49% warga Israel, atau sekitar setengahnya, percaya Benny Gantz, pemimpin Partai Persatuan Nasional, adalah sosok terbaik untuk memimpin pemerintahan negara tersebut.
Sejak 7 Oktober, Israel telah melakukan kampanye pengeboman genosida di Gaza yang menewaskan lebih dari 18.000 warga Palestina dan melukai hampir 50.000 orang lainnya.
Ribuan orang lainnya terjebak di bawah reruntuhan dan tidak ada jalan keluar. Mereka diperkirakan tewas dan terkubur di puing-puing.
“Kita sudah dua bulan memasuki perang dan Negara Israel masih belum memiliki rencana untuk hari setelah perang,” ungkap Lapid dalam pertemuan Partai Yesh Atid yang dipimpinnya, dilansir Times of Israel.
“Tidak ada upaya diplomasi yang terorganisir selama perang, tidak ada sistem diplomasi publik yang terpadu, tidak ada rencana ekonomi yang terorganisir untuk mengatasi kerusakan perekonomian. Tidak ada orang yang berurusan dengan tentara cadangan. Singkatnya: tidak ada pemerintahan,” tegas Lapid.
“Kita memiliki perdana menteri yang telah kehilangan kepercayaan dari lembaga keamanan, sistem ekonomi dan mayoritas rakyat, dan dunia,” ujar dia.
Lapid sebelumnya menyerukan pemilihan perdana menteri baru untuk memimpin pemerintahan, bukannya Netanyahu.
Netanyahu menghadapi kritik yang semakin besar atas kegagalannya mengakui tanggung jawab atas peristiwa 7 Oktober 2023 yang menewaskan 1.200 warga Israel.
Jajak pendapat baru-baru ini yang dilakukan Lazar Research Institute untuk harian Israel, Maariv, menemukan hanya 27% warga Israel yang percaya Netanyahu orang yang tepat menjalankan pemerintahan.
Survei tersebut menemukan 49% warga Israel, atau sekitar setengahnya, percaya Benny Gantz, pemimpin Partai Persatuan Nasional, adalah sosok terbaik untuk memimpin pemerintahan negara tersebut.
Sejak 7 Oktober, Israel telah melakukan kampanye pengeboman genosida di Gaza yang menewaskan lebih dari 18.000 warga Palestina dan melukai hampir 50.000 orang lainnya.
Ribuan orang lainnya terjebak di bawah reruntuhan dan tidak ada jalan keluar. Mereka diperkirakan tewas dan terkubur di puing-puing.
(sya)