Peringatan Palsu Hawaii Diserang Rudal, Publik Ketakutan

Minggu, 14 Januari 2018 - 03:25 WIB
Peringatan Palsu Hawaii...
Peringatan Palsu Hawaii Diserang Rudal, Publik Ketakutan
A A A
HONOLULU - Publik Hawaii pada hari Sabtu dibuat ketakutan oleh peringatan adanya serangan peluru kendali (rudal) balistik dari luar. Namun, peringatan darurat itu ternyata palsu.

Pejabat darurat negara bagian Amerika Serikat (AS) itu mengatakan bahwa peringatan palsu itu merupakan sebuah kesalahan.

Peringatan darurat dikirim ke ponsel warga dan media sosial. ”Ancaman rudal balistik masuk ke Hawaii. Carilah tempat perlindungan segera, ini bukan latihan,” bunyi peringatan tersebut.

Juru bicara Badan Manajemen Darurat Hawaii Richard Repoza mengatakan peringatan itu adalah alarm palsu. Pihaknya mencoba untuk menentukan apa yang sebenarnya terjadi.

Anggota Kongres Hawaii Tulsi Gabbard ikut memberikan penjelasan melalui Twitter bahwa peringatan itu palsu. Kesalahan seperti ini bukan yang pertama kali terjadi.

Senator Hawaii Brian Schatz mengatakan bahwa alarm palsu itu benar-benar tidak bisa dimaafkan. Dia meminta pertanggungjawaban dan proses pengeluaran peringatan yang sangat mudah dilakukan.

“Lagi, alarm palsu. Apa yang terjadi hari ini sama sekali tidak bisa dimaafkan. Seluruh negeri sangat ketakutan. Perlu ada pertanggungjawaban dan proses yang cepat,” kata Schatz.

Komando Pasifik AS, seperti dikutip AP, Minggu (14/1/2018), mengonfirmasi bahwa tidak ada ancaman rudal balistik ke Hawaii.

“Komando Pasifik AS tidak mendeteksi adanya ancaman rudal balistik ke Hawaii. Pesan sebelumnya dikirim karena kesalahan. Negara bagian Hawaii akan mengirimkan pesan koreksi secepat mungkin,” kata pihak Komando Pasifik AS melalui Twitter.

Jamie Malapit, pemilik salon rambut Honolulu, memberi tahu kliennya bahwa dia membatalkan janji dan menutup usahanya saat mendenger alarm bahaya itu. Dia mengaku masih tidur ketika ponselnya bordering seperti “orang gila”. Awalnya dia mengira itu peringatan tsunami.

”Saya terbangun dan melihat ada peringatan rudal dan berpikir 'tidak mungkin’. Saya pikir tidak, ini tidak terjadi hari ini,” kata Malapit.

Dia masih panik dan merasa paranoid bahkan setelah mendengarnya penjelasan bahwa peringatan yang dia terima adalah palsu.

”Saya mengalami kepanikan sampai setengah mati,” ujarnya.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0812 seconds (0.1#10.140)