60% Bangunan di Gaza Hancur, Hamas Siap Bangun Kembali
loading...
A
A
A
GAZA - Satu kata untuk menggambarkan kekejaman Israel ! Biadab! Negara Zionis itu sudah menghancurkan 60% bangunan di Gaza dengan 40.000 ton bom yang mematikan.
Walikota Kota Gaza Yahya al-Sarraj mengatakan kepada Al Jazeera bahwa tingkat kerusakan akibat serangan Israel baru diketahui berkat gencatan senjata.
“Saat kami beraktivitas di sekitar Gaza, kami merasa sangat marah dan sedih. Kini kami mengetahui seberapa besar kerusakan yang ditimbulkan pada infrastruktur kota – pada pusat kebudayaan, perpustakaan, dan alun-alun utama,” katanya.
“Markas besar kotamadya utama telah terkena dua serangan, merusak tiga lantai dalam satu gedung dan menghancurkan ribuan dokumen bernilai sejarah penting. Kerusakan yang terjadi di seluruh kota sungguh luar biasa," ujar al-Sarraj.
“Sekitar 60 persen unit rumah dan apartemen [telah hancur]. Ribuan orang kini kehilangan tempat tinggal. Mereka tinggal di sekolah, tempat penampungan, atau di rumah kerabat mereka. Apartemen ini saat ini tidak layak huni. [Pasukan Israel] menghancurkan banyak sumur air," tutur al-Sarraj.
Sebagai bentuk komitmen terhadap Gaza, Hamas telah menyatakan mereka berjanji membangun kembali kota tersebut. Selain itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga menyatakan siap membangun kembali kota Gaza.
Sementara itu, Sekjen PBB António Guterres mengatakan negosiasi intensif telah dilakukan untuk memperpanjang gencatan senjata di Gaza, namun menambahkan bahwa yang dibutuhkan adalah “gencatan senjata kemanusiaan yang sejati.
Guterres mengatakan masyarakat Gaza berada di tengah bencana kemanusiaan yang “epik”.
Ia juga menyerukan pembukaan jalur penyeberangan lainnya ke Gaza dan penyederhanaan mekanisme pemeriksaan agar lebih banyak bantuan penyelamat jiwa bisa masuk ke wilayah tersebut.
“Dalam hitungan minggu, jumlah anak-anak yang terbunuh akibat operasi militer Israel di Gaza jauh lebih banyak dibandingkan jumlah total anak-anak yang dibunuh setiap tahun oleh pihak mana pun yang berkonflik sejak saya menjadi Sekretaris Jendera," kata Guterres.
“Selama beberapa hari terakhir, masyarakat di wilayah pendudukan Palestina dan Israel akhirnya melihat secercah harapan dan kemanusiaan di tengah kegelapan yang begitu besar.
“Sangat mengharukan melihat warga sipil akhirnya mendapat kelonggaran dari pemboman, keluarga-keluarga bersatu kembali dan bantuan penyelamatan jiwa meningkat.”
Sekjen PBB mengatakan sekitar 45 persen dari seluruh rumah di Gaza telah rusak atau hancur.
“Dengan kesedihan dan kepedihan yang luar biasa saya melaporkan bahwa sejak awal permusuhan, 111 anggota keluarga PBB kami telah terbunuh di Gaza. Ini merupakan kehilangan personel terbesar dalam sejarah organisasi kami,” kata Guterres.
“Biar saya jelaskan: Warga sipil, termasuk personel PBB, harus dilindungi. Objek sipil, termasuk rumah sakit, harus dilindungi. Fasilitas PBB tidak boleh terkena dampaknya. Hukum humaniter internasional harus dihormati oleh semua pihak yang berkonflik setiap saat.”
Walikota Kota Gaza Yahya al-Sarraj mengatakan kepada Al Jazeera bahwa tingkat kerusakan akibat serangan Israel baru diketahui berkat gencatan senjata.
“Saat kami beraktivitas di sekitar Gaza, kami merasa sangat marah dan sedih. Kini kami mengetahui seberapa besar kerusakan yang ditimbulkan pada infrastruktur kota – pada pusat kebudayaan, perpustakaan, dan alun-alun utama,” katanya.
“Markas besar kotamadya utama telah terkena dua serangan, merusak tiga lantai dalam satu gedung dan menghancurkan ribuan dokumen bernilai sejarah penting. Kerusakan yang terjadi di seluruh kota sungguh luar biasa," ujar al-Sarraj.
“Sekitar 60 persen unit rumah dan apartemen [telah hancur]. Ribuan orang kini kehilangan tempat tinggal. Mereka tinggal di sekolah, tempat penampungan, atau di rumah kerabat mereka. Apartemen ini saat ini tidak layak huni. [Pasukan Israel] menghancurkan banyak sumur air," tutur al-Sarraj.
Sebagai bentuk komitmen terhadap Gaza, Hamas telah menyatakan mereka berjanji membangun kembali kota tersebut. Selain itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga menyatakan siap membangun kembali kota Gaza.
Sementara itu, Sekjen PBB António Guterres mengatakan negosiasi intensif telah dilakukan untuk memperpanjang gencatan senjata di Gaza, namun menambahkan bahwa yang dibutuhkan adalah “gencatan senjata kemanusiaan yang sejati.
Guterres mengatakan masyarakat Gaza berada di tengah bencana kemanusiaan yang “epik”.
Ia juga menyerukan pembukaan jalur penyeberangan lainnya ke Gaza dan penyederhanaan mekanisme pemeriksaan agar lebih banyak bantuan penyelamat jiwa bisa masuk ke wilayah tersebut.
“Dalam hitungan minggu, jumlah anak-anak yang terbunuh akibat operasi militer Israel di Gaza jauh lebih banyak dibandingkan jumlah total anak-anak yang dibunuh setiap tahun oleh pihak mana pun yang berkonflik sejak saya menjadi Sekretaris Jendera," kata Guterres.
“Selama beberapa hari terakhir, masyarakat di wilayah pendudukan Palestina dan Israel akhirnya melihat secercah harapan dan kemanusiaan di tengah kegelapan yang begitu besar.
“Sangat mengharukan melihat warga sipil akhirnya mendapat kelonggaran dari pemboman, keluarga-keluarga bersatu kembali dan bantuan penyelamatan jiwa meningkat.”
Sekjen PBB mengatakan sekitar 45 persen dari seluruh rumah di Gaza telah rusak atau hancur.
“Dengan kesedihan dan kepedihan yang luar biasa saya melaporkan bahwa sejak awal permusuhan, 111 anggota keluarga PBB kami telah terbunuh di Gaza. Ini merupakan kehilangan personel terbesar dalam sejarah organisasi kami,” kata Guterres.
“Biar saya jelaskan: Warga sipil, termasuk personel PBB, harus dilindungi. Objek sipil, termasuk rumah sakit, harus dilindungi. Fasilitas PBB tidak boleh terkena dampaknya. Hukum humaniter internasional harus dihormati oleh semua pihak yang berkonflik setiap saat.”
(ahm)