Media Beijing Lempar Tebakan: Siapa Menang Jika AS dan China Perang?

Jum'at, 07 Agustus 2020 - 15:59 WIB
loading...
Media Beijing Lempar...
Kawasan Laut China Selatan yang jadi sengketa China dan negara-negara Asia Tenggara. Foto/REUTERS
A A A
BEIJING - Media corong Partai Komunis China, Global Times , melemparkan tebakan kepada publik tentang siapa yang akan menang jika Amerika Serikat (AS) dan China benar-benar perang. Tulisan media tersebut keluar di saat ketegangan kedua negara semakin memanas.

Tulisan editorial Global Times dibuat oleh pemimpin redaksinya, Hu Xijin, Jumat (7/8/2020). "Orang-orang sering bertanya kepada saya, jika terjadi bentrokan militer antara China dan AS, pihak mana yang akan menjadi pemenang?," tulis Hu. (Baca: Media China Sentil Indonesia karena Menentang Klaim China di Laut China Selatan )

"Dalam hal kekuatan militer secara keseluruhan, siapa yang lebih kuat, China atau AS ? Itu pasti AS. Namun, jika menyangkut perairan pesisir China, kekuatan maritim China plus kekuatan tempur darat vs kekuatan maritim AS, sulit untuk mengatakan pihak mana yang lebih kuat. Jika Anda belum mencobanya, pasti ada ketidakpastian," lanjut dia.

Menurutnya, Beijing akan perang jika sudah menyangkut kepentingan inti China seperti Taiwan. "Taiwan, misalnya, melewati batas di bawah dorongan AS dan mengarah pada pertarungan militer, maka pada saat itu akan ada adu keinginan serta adu kekuatan. Siapa yang berada di atas angin dalam situasi ini? Ini adalah kombinasi dari kekuatan militer ditambah moralitas ditambah keinginan untuk bertempur. Menurut Anda, siapa yang akan lebih kuat dalam perang di lepas pantai China?," imbuh Hu.

"Jadi AS harus diingatkan untuk menjauhkan diri dari kepentingan inti China . Jangan bermain-main dengan api di lepas pantai China, jangan benar-benar memicu konflik atas pertanyaan Taiwan, dan jangan berlebihan di Laut China Selatan. Jika pemerintahan Trump hanya ingin menciptakan ketegangan China-AS untuk membantu kampanye pemilihan ulangnya, dan tidak benar-benar siap untuk pertarungan militer, maka berhati-hatilah selama beberapa bulan ke depan, dan jangan melangkah terlalu jauh," papar Hu.

Menurutnya, China jelas tidak menginginkan perang. "Saran saya adalah bahwa dalam situasi apa pun militer China tidak boleh melepaskan tembakan pertama. Tapi saya yakin China akan bersiap dengan baik untuk melepaskan tembakan kedua sebagai respons terhadap tembakan pertama. Pada kepentingan inti, China tidak akan mundur," tulis dia.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan China Wei Fenghe memperingatkan Menteri Pertahanan AS Marks Esper agar Washington tidak melakukan tindakan berbahaya di Taiwan. Peringatan muncul setelah Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Amerika Alex Azar dijadwalkan berkunjung ke Taipei dalam beberapa hari mendatang.

Wei mendesak Washington untuk menghindari meletusnya ketegangan bilateral."Hentikan kata-kata dan perbuatan yang salah dan hindari mengambil tindakan berbahaya yang dapat meningkatkan situasi," kata Wei, merujuk pada kebijakan AS terhadap Taiwan dan Laut China Selatan, seperti dilansir Xinhua, Jumat (7/8/2020). (Baca: Menteri AS Hendak Kunjungi Taiwan, China Geram )

Tetapi Esper mengatakan kepada Wei bahwa China sedang melakukan kegiatan destabilisasi, yang menurut Pentagon, tidak menunjukkan tanda-tanda mundur ketika AS menolak klaim kedaulatan China di kedua wilayah tersebut.

"Menteri (Esper) menyerukan transparansi Republik Rakyat China (RRC) yang lebih besar tentang Covid, menyatakan keprihatinan tentang aktivitas destabilisasi RRC di sekitar Taiwan di Laut China Selatan dan meminta RRC untuk menghormati kewajiban internasional," kata juru bicara Departemen Pertahanan Jonathan Hoffman.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Satpam Ini Tewas saat...
Satpam Ini Tewas saat Berhubungan Intim di Pabrik, Keluarganya Diberi Kompensasi karena Dianggap Kecelakaan Kerja
Hamas Siap Bebaskan...
Hamas Siap Bebaskan Sandera Israel-Amerika Edan Alexander
Keluarga Kerajaan Qatar...
Keluarga Kerajaan Qatar Akan Memberi Trump Pesawat Supermewah Bak Istana Terbang
Trump Dikabarkan Akan...
Trump Dikabarkan Akan Mengakui Palestina saat Berkunjung ke Arab Saudi
Huawei dan Jejak Pengaruh...
Huawei dan Jejak Pengaruh China di Jantung Demokrasi Eropa
5 Alasan China Mendukung...
5 Alasan China Mendukung Pakistan dalam Perang dengan India
5 Negara Eropa yang...
5 Negara Eropa yang Punya Utang Besar ke China, Rusia Teratas Tembus Rp2.808 Triliun
Kim Jong Un Pantau Uji...
Kim Jong Un Pantau Uji Coba Rudal Balistik Korut, Tekankan Kesiapan Kekuatan Nuklir
Ngeri! 13 Orang Tewas...
Ngeri! 13 Orang Tewas Disambar Petir
Rekomendasi
Kapan Pendaftaran Beasiswa...
Kapan Pendaftaran Beasiswa LPDP Tahap 2 2025 Dibuka? Ini Perkiraan Jadwalnya
Ibu Desainer Didiet...
Ibu Desainer Didiet Maulana Dijambret, hingga Dilarikan ke Rumah Sakit
16 Warga Pra Sejahtera...
16 Warga Pra Sejahtera Ikuti Operasi Katarak Gratis MNC Peduli dan RS Islam Assyifa Sukabumi
Berita Terkini
Setelah Memberontak...
Setelah Memberontak 31 Tahun dan Menewaskan 40.000 Orang, PKK Membubarkan Diri
Satpam Ini Tewas saat...
Satpam Ini Tewas saat Berhubungan Intim di Pabrik, Keluarganya Diberi Kompensasi karena Dianggap Kecelakaan Kerja
Hamas Siap Bebaskan...
Hamas Siap Bebaskan Sandera Israel-Amerika Edan Alexander
Israel Peringatkan Warga...
Israel Peringatkan Warga Yaman Tinggalkan 3 Pelabuhan yang Dikuasai Houthi, Bakal Diserang Besar-besaran
India dan Pakistan Saling...
India dan Pakistan Saling Klaim Menang Perang
Taliban Melarang Catur,...
Taliban Melarang Catur, Dianggap sebagai Sarana Judi yang Dilarang Islam
Infografis
Sejumlah Pabrik di China...
Sejumlah Pabrik di China Mulai Stop Produksi Akibat Tarif AS
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved