Terdengar Suara Ledakan Dekat Posisi Kapal Selam Argentina yang Hilang
A
A
A
WINA - Sinyal tidak biasa terdekteksi di bawah air minggu lalu di dekat lokasi kapal selam Argentina yang hilang. Sinyal itu ditangkap badan uji coba nuklir internasional yang menjalankan jaringan global untuk memeriksa ledakan atom rahasia.
Organisasi Perjanjian Pelarangan Uji Coba Nuklir Komprehensif (CTBTO) yang berbasis di Wina mengoperasikan stasiun pemantauan yang dilengkapi dengan perangkat termasuk hidrofon - mikrofon bawah air yang memindai samudra untuk gelombang suara.
"Dua dari stasiun pemantauan mendeteksi sinyal yang tidak biasa," CTBTO mengatakan dalam sebuah pernyataan seperti dilansir dari Reuters, Jumat (24/11/2017).
Informasi tersebut telah disampaikan kepada pihak berwenang Argentina yang mengkoordinasikan pencarian kapal selam ARA San Juan, yang memiliki 44 awak kapal saat kapal tersebut hilang minggu lalu.
Seorang juru bicara angkatan laut Argentina mengatakan sebelumnya bahwa suara abnormal yang terdeteksi di dekat posisi terakhir kapal selam yang diketahui di Atlantik Selatan konsisten dengan sebuah ledakan. Namun CTBTO lebih berhati-hati pada kemungkinan penyebabnya.
"Ini bisa konsisten dengan sebuah ledakan namun tidak ada kepastian mengenai hal ini," kata insinyur hidrostik CTBTO Mario Zampolli kepada Reuters. Dia setuju dengan deskripsi juru bicara angkatan laut tersebut sebagai tidak biasa dan singkat, menambahkan bahwa penyebabnya tidak alami.
"Kita juga bisa menghitung waktu kapan kejadian terjadi di lokasi itu dan waktu itu sekitar tiga setengah jam setelah kontak terakhir yang kapal selam, sesuai dengan apa yang ada dalam berita," katanya. Stasiun yang mendeteksi itu berjauhan, di samudra Atlantik dan India, tambahnya.
Kapal selam ARA San Juan dan 44 awak kapal melakukan perjalanan melalui Samudra Atlantik dari sebuah pangkalan di kepulauan Tierra del Fuego, jauh selatan Argentina, ke pelabuhan asalnya di Mar del Plata. Kapal tersebut dijadwalkan tiba di tempat tujuan pada hari Minggu.
Kapal selam itu terakhir terlihat pada Rabu di Teluk San Jorge, beberapa ratus kilometer di lepas pantai wilayah Patagonia selatan Argentina dan hampir berada di tengah-tengah pangkalan.
Organisasi Perjanjian Pelarangan Uji Coba Nuklir Komprehensif (CTBTO) yang berbasis di Wina mengoperasikan stasiun pemantauan yang dilengkapi dengan perangkat termasuk hidrofon - mikrofon bawah air yang memindai samudra untuk gelombang suara.
"Dua dari stasiun pemantauan mendeteksi sinyal yang tidak biasa," CTBTO mengatakan dalam sebuah pernyataan seperti dilansir dari Reuters, Jumat (24/11/2017).
Informasi tersebut telah disampaikan kepada pihak berwenang Argentina yang mengkoordinasikan pencarian kapal selam ARA San Juan, yang memiliki 44 awak kapal saat kapal tersebut hilang minggu lalu.
Seorang juru bicara angkatan laut Argentina mengatakan sebelumnya bahwa suara abnormal yang terdeteksi di dekat posisi terakhir kapal selam yang diketahui di Atlantik Selatan konsisten dengan sebuah ledakan. Namun CTBTO lebih berhati-hati pada kemungkinan penyebabnya.
"Ini bisa konsisten dengan sebuah ledakan namun tidak ada kepastian mengenai hal ini," kata insinyur hidrostik CTBTO Mario Zampolli kepada Reuters. Dia setuju dengan deskripsi juru bicara angkatan laut tersebut sebagai tidak biasa dan singkat, menambahkan bahwa penyebabnya tidak alami.
"Kita juga bisa menghitung waktu kapan kejadian terjadi di lokasi itu dan waktu itu sekitar tiga setengah jam setelah kontak terakhir yang kapal selam, sesuai dengan apa yang ada dalam berita," katanya. Stasiun yang mendeteksi itu berjauhan, di samudra Atlantik dan India, tambahnya.
Kapal selam ARA San Juan dan 44 awak kapal melakukan perjalanan melalui Samudra Atlantik dari sebuah pangkalan di kepulauan Tierra del Fuego, jauh selatan Argentina, ke pelabuhan asalnya di Mar del Plata. Kapal tersebut dijadwalkan tiba di tempat tujuan pada hari Minggu.
Kapal selam itu terakhir terlihat pada Rabu di Teluk San Jorge, beberapa ratus kilometer di lepas pantai wilayah Patagonia selatan Argentina dan hampir berada di tengah-tengah pangkalan.
(ian)