Turki Sebut Insiden di Norwegia Skandal Terbesar NATO
A
A
A
ANKARA - Wakil Perdana Menteri Turki Bekir Bozdag menyebut insiden yang terjadi dalam latihan gabungan NATO di Norwegia sebagai skandal terbesar organisasi itu. Dalam latihan perang itu terpampang sebuah poster yang berisi musuh-musuh NATO, dan nama Perdana Menteri Turki Tayyip Erdogan berada di dalamnya.
"Ini adalah salah satu skandal terbesar dalam sejarah NATO. Kami menyatakan dengan jelas bahwa insiden ini tidak boleh disembunyikan, atau dilupakan begitu saja," ucap Bozdag, seperti dilansir Anadolu Agency pada Senin (20/11).
Sementara itu, akibat insiden ini Erdogan langsung mempertanyakan kredibilitas NATO, khususnya dalam hal melindungi anggota mereka dari berbagai macam ancaman yang ada. Satu hal yang disoroti Erdogan adalah penarikan sistem pertahanan rudalnya dari Turki.
Erdogan lalu mempertanyakan sikap NATO yang memprotes keras Turki karena membeli sistem pertahanan udara buatan Rusia S-400. Menurutnya, apa yang dilakukan NATO benar-benar mengundang banyak pernyataan.
"Kredilitas NATO telah dipertanyakan oleh semua negara anggotanya, saat mereka menarik sistem pertahanan rudal dari Turki, di saat ancaman dari Suriah meningkat. Dan sekarang, ketika kita mencoba untuk membeli sistem pertahanan udara S-400 dari Rusia, reaksi dari beberapa negara aliansi (NATO) membuktikan keburukan ini," ungkap Erdogan.
NATO sendiri sejatinya telah meminta maaf mengenai insiden di Norwegia. Namun, Erdogan menolak permintaan maaf dari NATO itu, dengan menyebut perilaku yang tidak sopan tak bisa dimaafkan dengan mudah.
"Ini adalah salah satu skandal terbesar dalam sejarah NATO. Kami menyatakan dengan jelas bahwa insiden ini tidak boleh disembunyikan, atau dilupakan begitu saja," ucap Bozdag, seperti dilansir Anadolu Agency pada Senin (20/11).
Sementara itu, akibat insiden ini Erdogan langsung mempertanyakan kredibilitas NATO, khususnya dalam hal melindungi anggota mereka dari berbagai macam ancaman yang ada. Satu hal yang disoroti Erdogan adalah penarikan sistem pertahanan rudalnya dari Turki.
Erdogan lalu mempertanyakan sikap NATO yang memprotes keras Turki karena membeli sistem pertahanan udara buatan Rusia S-400. Menurutnya, apa yang dilakukan NATO benar-benar mengundang banyak pernyataan.
"Kredilitas NATO telah dipertanyakan oleh semua negara anggotanya, saat mereka menarik sistem pertahanan rudal dari Turki, di saat ancaman dari Suriah meningkat. Dan sekarang, ketika kita mencoba untuk membeli sistem pertahanan udara S-400 dari Rusia, reaksi dari beberapa negara aliansi (NATO) membuktikan keburukan ini," ungkap Erdogan.
NATO sendiri sejatinya telah meminta maaf mengenai insiden di Norwegia. Namun, Erdogan menolak permintaan maaf dari NATO itu, dengan menyebut perilaku yang tidak sopan tak bisa dimaafkan dengan mudah.
(esn)