7 Fakta Kanal Ben Gurion Israel yang akan Membelah Gaza

Minggu, 19 November 2023 - 21:21 WIB
loading...
7 Fakta Kanal Ben Gurion...
Kanal Ben Gurion menjadi motif utama Israel meratakan Gaza. Foto/valuetainment
A A A
GAZA - Ketika Israel terus melakukan serangan gencar di Jalur Gaza yang terkepung, pembicaraan tentang peluang ekonomi yang telah lama dibahas, yang dikenal sebagai Proyek Kanal Ben Gurion, muncul secara online.

Dinamakan berdasarkan nama bapak pendiri Israel, David Ben Gurion, proyek ini, yang dimulai pada akhir tahun 1960an, berupaya menciptakan rute alternatif ke Terusan Suez, rute pelayaran utama yang menghubungkan Eropa dan Asia.

Meskipun Israel menolak seruan gencatan senjata dan kampanye militernya di Gaza tidak menunjukkan tanda-tanda akan segera berakhir, penting untuk menyelidiki konteks sejarah Proyek Terusan Ben Gurion, signifikansi yang diusulkan, dan geopolitik rumit di sekitar Terusan Suez.

Untuk memahami motivasi di balik usulan ini, perlu menelusuri sejarah kompleks Terusan Suez, Agresi Tripartit tahun 1956, dan guncangan tak terduga terhadap perdagangan dunia akibat penutupan Terusan Suez.

Latar belakang ini menggarisbawahi potensi kepentingan strategis dari kanal alternatif, yang dikendalikan oleh Israel, dalam dinamika yang terus berkembang di kawasan ini.

Berikut adalah 7 fakta mengenai rencana pembangunan Kanal Ben Gurion.

1. Terinspirasi Pemimpin Zionis Terkemuka dari Polandia

7 Fakta Kanal Ben Gurion Israel yang akan Membelah Gaza

Foto/valuetainment

Melansir The New Arab, David Ben-Gurion (1886–1973) adalah seorang pemimpin Zionis terkemuka dari Polandia, yang dikenal sebagai bapak pendiri Israel.

Ia digambarkan sebagai orang kejam yang memberi perintah kepada milisi Zionis untuk melihat ledakan massal warga Palestina dari tanah mereka dan memfasilitasi masuknya imigran Yahudi dari seluruh dunia ke Palestina. Ia menjabat sebagai perdana menteri pertama Israel pada tahun 1948.

2. Menghubungkan Laut Merah dan Laut Mediterania

Proyek Kanal Ben Gurion merupakan usulan Israel pada tahun 1960-an untuk menghubungkan Laut Merah dengan Laut Mediterania melalui ujung selatan Teluk Aqaba.

Rute tersebut direncanakan melalui kota pelabuhan Eilat dan perbatasan Yordania, melalui Lembah Arabah sejauh sekitar 100 kilometer antara Pegunungan Negev (Naqab) dan Dataran Tinggi Yordania dan berbelok ke barat sebelum cekungan Laut Mati, dan melewati sebuah lembah di wilayah tersebut. Pegunungan Negev (Naqab). Kapal ini kemudian akan menuju ke utara lagi untuk menghindari Jalur Gaza dan terhubung ke Laut Mediterania.

3. Menjadi Pesaing Terusan Suez

Namun, hubungan antara Laut Merah dan Laut Mediterania sudah terjalin melalui Terusan Suez – jalur air buatan di permukaan laut di Mesir yang menawarkan rute langsung antara Atlantik Utara dan samudra Hindia bagian utara bagi kapal, sehingga mengurangi jarak dan waktu perjalanan.

Terusan Suez menyediakan jalur laut terpendek antara Asia dan Eropa dan saat ini menangani sekitar 12 persen perdagangan dunia.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1298 seconds (0.1#10.140)