AS Abstein, Dewan Keamanan PBB Keluarkan Resolusi Jeda Kemanusiaan di Gaza
loading...
A
A
A
NEW YORK - Dewan Keamanan (DK) PBB menyerukan jeda kemanusiaan yang mendesak dan diperpanjang dalam pertempuran antara Israel dan militan Hamas Palestina di Jalur Gaza untuk memungkinkan akses bantuan kemanusiaan.
Dewan beranggotakan 15 negara tersebut mengatasi kebuntuan untuk mengadopsi resolusi yang juga menyerukan pembebasan segera dan tanpa syarat semua sandera yang ditahan oleh Hamas.
Amerika Serikat (AS), Rusia dan Inggris, yang memiliki hak veto di dewan tersebut, memilih abstain dalam pemungutan suara pada hari Rabu waktu setempat mengenai resolusi yang dirancang oleh Malta. Sedangkan 12 anggota sisanya memberikan suara mendukung.
Rusia gagal dalam upayanya pada menit-menit terakhir buat mengubah resolusi tersebut dengan memasukkan seruan untuk segera melakukan gencatan senjata kemanusiaan yang mengarah pada penghentian permusuhan.
Kebuntuan di dewan tersebut sebagian besar berpusat pada apakah akan menyerukan jeda kemanusiaan atau gencatan senjata. Jeda umumnya dianggap kurang formal dan lebih pendek dibandingkan gencatan senjata, yang harus disetujui oleh pihak-pihak yang bertikai. Amerika Serikat (AS) mendukung jeda kemanusiaan sementara Rusia mendorong gencatan senjata.
Resolusi hari Rabu itu juga tidak mengutuk tindakan Hamas – yang menjadi perdebatan sekutu Israel, AS dan Inggris.
DK PBB menyerukan perlu jeda dan koridor kemanusiaan yang mendesak dan diperpanjang di seluruh Jalur Gaza selama beberapa hari untuk memungkinkan akses kemanusiaan secara penuh, cepat, aman, dan tanpa hambatan seperti dikutip dari Reuters, Kamis (16/11/2023).
Ini merupakan upaya kelima dewan untuk mengambil tindakan sejak militan Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang dan menyandera 240 orang. Israel bersumpah untuk memusnahkan Hamas, yang menguasai Gaza, menyerang daerah kantong berpenduduk 2,3 juta jiwa itu dari udara, melakukan pengepungan dan menyerang dengan tentara dan tank.
Dewan beranggotakan 15 negara tersebut mengatasi kebuntuan untuk mengadopsi resolusi yang juga menyerukan pembebasan segera dan tanpa syarat semua sandera yang ditahan oleh Hamas.
Amerika Serikat (AS), Rusia dan Inggris, yang memiliki hak veto di dewan tersebut, memilih abstain dalam pemungutan suara pada hari Rabu waktu setempat mengenai resolusi yang dirancang oleh Malta. Sedangkan 12 anggota sisanya memberikan suara mendukung.
Rusia gagal dalam upayanya pada menit-menit terakhir buat mengubah resolusi tersebut dengan memasukkan seruan untuk segera melakukan gencatan senjata kemanusiaan yang mengarah pada penghentian permusuhan.
Kebuntuan di dewan tersebut sebagian besar berpusat pada apakah akan menyerukan jeda kemanusiaan atau gencatan senjata. Jeda umumnya dianggap kurang formal dan lebih pendek dibandingkan gencatan senjata, yang harus disetujui oleh pihak-pihak yang bertikai. Amerika Serikat (AS) mendukung jeda kemanusiaan sementara Rusia mendorong gencatan senjata.
Resolusi hari Rabu itu juga tidak mengutuk tindakan Hamas – yang menjadi perdebatan sekutu Israel, AS dan Inggris.
DK PBB menyerukan perlu jeda dan koridor kemanusiaan yang mendesak dan diperpanjang di seluruh Jalur Gaza selama beberapa hari untuk memungkinkan akses kemanusiaan secara penuh, cepat, aman, dan tanpa hambatan seperti dikutip dari Reuters, Kamis (16/11/2023).
Ini merupakan upaya kelima dewan untuk mengambil tindakan sejak militan Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang dan menyandera 240 orang. Israel bersumpah untuk memusnahkan Hamas, yang menguasai Gaza, menyerang daerah kantong berpenduduk 2,3 juta jiwa itu dari udara, melakukan pengepungan dan menyerang dengan tentara dan tank.