NATO Sebut Rusia Beri Laporan Palsu Soal Latihan Perang

Jum'at, 27 Oktober 2017 - 01:00 WIB
NATO Sebut Rusia Beri Laporan Palsu Soal Latihan Perang
NATO Sebut Rusia Beri Laporan Palsu Soal Latihan Perang
A A A
BRUSSELS - NATO menuduh Rusia telah menyesatkan aliansi itu mengenai ruang lingkup latihan perangnya yang dilakukan pada bulan lalu. Latihan perang itu dianggap telah melanggar peraturan yang dimaksudkan untuk mengurangi ketegangan antara Timur-Barat. Namun Moskow mengatakan bahwa NATO telah menggerakkan propaganda anti Rusia.

Pada pertemuan dengan duta besar Rusia untuk aliansi pimpinan AS, Alexander Grushko, utusan NATO mengatakan bahwa Moskow telah memberikan laporan yang bertentangan tentang latihan yang dikenal sebagai Zapad di Belarus, Laut Baltik, Rusia barat dan posko Kaliningrad.

Duta besar NATO mendesak pesan mereka disampaikan pada pertemuan dengan Grushko di Dewan NATO-Rusia. Dewan NATO-Rusia adalah sebuah forum yang secara efektif ditangguhkan beberapa bulan setelah Moskow mencaplok semenanjung Crimea pada bulan Maret 2014, namun sekarang bertemu secara teratur kembali.

Kementerian pertahanan Rusia mengatakan bahwa latihan perang tersebut mencakup sekitar 12.700 tentara dan dilakukan dari 14 September hingga 20 September, dengan sebuah skenario fiksi yang berfokus pada serangan oleh militan. NATO mengatakan jumlah tentara lebih banyak dari 12.700 dan Rusia mensimulasikan serangan ke Barat selama bulan Agustus dan September.

NATO mengatakan bahwa mereka khawatir bahwa latihan berskala besar dan tanpa pemberitahuan dapat secara tidak sengaja memicu konflik di Eropa timur antara NATO dan Rusia. Barat telah mendesak Moskow untuk terbuka tentang latihan militernya dan mengundang lebih banyak pengamat.

"Jumlah tentara yang berpartisipasi dalam latihan tersebut secara signifikan melebihi jumlah yang diumumkan sebelum latihan, skenarionya berbeda dan cakupan geografisnya lebih besar dari yang diumumkan sebelumnya," kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg seperti dinukil dari Reuters, Jumat (27/10/2017).

Di bawah perjanjian era Perang Dingin yang dikenal sebagai dokumen Wina, yang menetapkan peraturan untuk latihan, latihan perang yang jumlahnya lebih dari 13.000 tentara harus terbuka bagi pengamat yang juga dapat terbang di atas latihan dan membiarkan mereka berbicara dengan tentara.

NATO mengirim satu ahli ke hari pengunjung di Rusia dan dua ahli untuk berkunjung ke Belarus.

Diplomat NATO mengatakan bahwa Moskow mengumpulkan sekitar 100.000 tentara dari Arktik ke wilayah timur Ukraina, di mana Rusia mendukung separatis, dan menggunakan rudal balistik dan perang elektronik untuk menguji kemampuan tempurnya di Eropa.

Namun tudingan ini dibantah oleh perwakilan Rusia. Grushko mengatakan bahwa penilaian NATO salah dan NATO salah karena telah menyatukan semua latihan yang terjadi di Rusia bulan lalu di bawah nama Zapad.

"Negara-negara NATO menghitung semua aktivitas militer yang terjadi di Federasi Rusia dan menghitungnya sebagai bagian dari Zapad," katanya dalam sebuah konferensi pers setelah pertemuan tersebut.

"Kami tidak menerima propaganda tentang latihan Rusia. Itu adalah serangan propaganda yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Grushko.

Beberapa pejabat barat telah menyatakan keprihatinannya bahwa sebagian negara Baltik, yang memiliki etnis Rusia minoritas yang besar, dapat dikuasai oleh Moskow, sama seperti Rusia mengambil alih Crimea dari Ukraian pada tahun 2014.

Namun, Stoltenberg mengatakan bahwa Rusia telah menarik pasukannya dari Belarus setelah latihan Zapad. Negara-negara Baltik telah khawatir Moskow mungkin akan membiarkan mereka berada di perbatasan NATO.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5065 seconds (0.1#10.140)