Presiden Xi Jinping: China Akan Pimpin Dunia Pada 2050

Kamis, 19 Oktober 2017 - 15:23 WIB
Presiden Xi Jinping: China Akan Pimpin Dunia Pada 2050
Presiden Xi Jinping: China Akan Pimpin Dunia Pada 2050
A A A
BEIJING - Presiden China Xi Jinping membeberkan visi baru untuk negara yang lebih sejahtera dan memimpin dunia pada 2050. Dia juga menegaskan pemerintahannya akan memberantas korupsi dan terbuka untuk investasi asing.

Xi memang menegaskan tentang tujuan jangka panjang pembangunan China dengan memperkuat visi sebagai negara sosialis modern pada 2035. Dia ingin menjadikan China sebagai negara sosialis berkekuatan penuh untuk memimpin pengaruh di panggung dunia pada 2050. Namun demikian, Xi memberikan sinyal tidak ada reformasi politik. Dia menyebut sistem politik China sebagai sistem yang paling global, paling asli, dan paling efektif untuk menjaga kepentingan rakyat.

"Kita seharusnya tidak meniru sistem politik negara lain," ujarnya di depan Kongres Partai Komunis China kemarin dilansir Reuters. "Kita harus memperkuat kepemimpinan partai dan membuat partai lebih kuat," katanya.

Xi berjanji akan membangun negara sosialis modern untuk “era baru” karena warga China akan merasa bangga. Presiden Xi juga menjelaskan kalau China akan tetap tegas dikuasai Partai Komunis, tetapi tetap terbuka kepada dunia. Presiden Xi menegaskan tentang reformasi politik. Dia menyebut frasa “era baru” sebanyak 36 kali dalam pidato selama 3,5 jam. "Selama dekade bekerja keras, sosialisme dengan karakteristik China melintas ke ambang era baru," ujar Xi dilansir Reuters.

Kongres Partai Komunis dilaksanakan tertutup, berlangsung selama sepekan, dan berakhir dengan pemilihan Komite Terhormat Politbiro yang akan memimpin 1,4 miliar warga China selama lima tahun mendatang. Xi diperkirakan akan mengonsolidasikan kekuasaannya dan mempertahankan kekuasaan hingga 2022.

Dia menambahkan, kalau China akan mentransformasikan angkatan bersenjata menjadi militer berkelas dunia. Xi memang mengonsolidasikan militer agar kekuatan China bisa tampil di panggung dunia. Sebagai sindiran terhadap kebijakan “Dahulukan Amerika” ala Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Xi berjanji kalau China akan bekerja sama dengan dunia.

Dia juga menegaskan kalau China akan berjuang memerangi perubahan iklim. Hal itu sebagai sindiran langkah AS yang keluar dari Pakta Iklim Paris. "Tidak ada negara yang bisa menangani banyak masalah yang dihadapi manusia. Tidak ada negara mampu mengatasi masalah dengan posisi mengisolasi diri," ujar Xi.

Kemudian Xi juga memuji kesuksesan Partai Komunis China, terutama dalam kampanye antipenyuapan. Lebih dari satu petugas partai dihukum dan puluhan mantan pejabat senior dijebloskan ke penjara. Perang melawan korupsi tidak akan pernah berhenti karena korupsi sebagai ancam terburuk bagi partai.

Berbicara mengenai Taiwan yang diklaim Beijing, Xi mengungkapkan, China tidak akan pernah mengizinkan wilayah itu untuk memisahkan diri dari China. Namun demikian, Xi tidak menyebut negara tetangganya Korea Utara (Korut), tapi Pyongyang mengirimkan pesan ucapan selamat menjelang kongres tersebut.

Xi yang berusia 64 tahun dianggap sebagai pemimpin China paling berpengaruh sejak Mao Zedong itu berbicara di depan 2.000 delegasi kongres di Balai Agung. "Dalam semua aspek, dia (Xi) berada di jalur yang benar untuk menjadi Ketua Mao berikutnya," ujar Su Shengcheng, delegasi dari Provinsi Qinhai. "Dia akan memimpin partai dan Komite Pusat untuk melanjutkan kesuksesannya," ujarnya.

Kongres itu juga dihadiri mantan Presiden Jiang Zemin. Keamanan kongres berjalan ketat. Aparat keamanan melaksanakan pemeriksaan setiap orang yang hendak naik kereta bawah tanah. Namun, asap polusi masih menyelimuti Beijing sehingga membuat udara sangat tidak sehat saat kongres tersebut berjalan.

Selama kongres tersebut berlangsung, pemerintah meningkatkan sensor di internet. WeChat, media sosial utama di China yang digunakan lebih 960 juta pengguna, dalam proses pemeliharaan sehingga tidak bisa mengunggah foto.

Investasi Asing
Di bidang ekonomi, Xi mengungkapkan, China akan memperlonggar akses pasar untuk investasi asing. Dia juga akan memperluas pelayanan dan reformasi valuta asing serta sistem keuangan berorientasi pada pasar. Pada periode pertama kepemimpinan Xi, China mengecewakan banyak investor yang menuntut reformasi. Karena itu, dia akan mendukung masuknya investor asing ke China.

"Pintu terbuka China tidak akan ditutup. Pintu itu akan dibuka semakin lebar," kata Xi.

Dia menegaskan, pemerintah akan membersihkan aturan dan praktik yang merugikan pengusaha sehingga tercipta kompetisi yang adil. Dia juga akan mendukung pengembangan perusahaan swasta dan menstimulasi semua entitas pasar. Saat yang sama, China juga akan memperkuat perusahaan milik negara.

"Pemerintah akan mendukung penguatan, peningkatan, dan ekspansi modal negara, mencegah kerugian aset negara, reformasi perusahaan milik negara, pembangunan ekonomi, dan memicu perusahaan agar bisa berkompetisi di ranah global," ujar Xi.

Komentar Xi tersebut sebagai langkah agar mendorong pertumbuhan ekonomi China bisa berkelanjutan. "Harapan saya adalah reformasi segera terlaksana," ungkap Damien Ma, peneliti dari Think Tank Paulson Institute, Amerika Serikat. "Jika tidak, saya akan merevisi penilaian saya tentang reformasi di China. Padahal sudah ada perundingan di Beijing, reformasi menjadi fokus setelah kongres partai sehingga kita harus melihat ini," tuturnya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3340 seconds (0.1#10.140)