56 Pejuang Tewas Diserang Israel, Kapan Hizbullah Akan Balas Dendam?

Sabtu, 04 November 2023 - 16:15 WIB
loading...
A A A
“Jika Hizbullah ingin mengambil keuntungan, mereka akan melakukannya segera setelah operasi Hamas karena Israel masih dalam posisi rentan,” kata salah satu sumber yang tidak mau disebutkan namanya.

“Semua pihak ingin menghindari perang habis-habisan” tambahnya, seraya menegaskan bahwa sikap ini sangat berlaku bagi Hizbullah. “Perang besar-besaran sekarang akan memakan banyak biaya, karena Israel mengerahkan pasukan di utara dan Amerika Serikat mengirim kapal induk ke wilayah tersebut,” tegasnya.

Pejabat senior dari gerakan Syiah Lebanon menggambarkan operasi lintas batas mereka dirancang untuk menunjukkan solidaritasnya terhadap Hamas dan mengalihkan perhatian militer Israel. Pemimpin kedua gerakan ini, Naim Qassem, menyatakan bahwa tujuannya adalah untuk melemahkan pihak Israel.

Sumber kedua yang dekat dengan kepemimpinan Hizbullah menegaskan bahwa gerakan tersebut mencoba untuk melemahkan militer Israel di tengah kampanyenya di Gaza.

“Yang terjadi adalah perang atrisi,” jelas sumber yang enggan disebutkan namanya. “Hizbullah memaksa Israel mengalihkan sumber daya militer ke front utara untuk melemahkan operasi militernya di Gaza,” tambahnya.

Namun, menurut sumber kedua, strategi Hizbullah bisa berubah jika Israel melancarkan serangan darat besar-besaran ke Gaza sesuai rencana.

“Semua opsi ada di meja jika Israel melanjutkan invasi darat ke Gaza,” tegasnya.

Israel sebenarnya telah melancarkan operasi darat ke Gaza dalam apa yang mereka gambarkan sebagai tahap selanjutnya dalam kampanye mereka. Namun, mereka belum melancarkan invasi besar-besaran ke daerah kantong pesisir tersebut. Hingga tulisan ini dibuat, Hizbullah belum melakukan tindakan lebih dari sekadar menargetkan posisi militer Israel di wilayah perbatasan. Pada akhirnya, tindakan Hizbullah di masa depan kemungkinan besar akan ditentukan oleh perkembangan situasi di lapangan. Sumber pertama menggarisbawahi bahwa tujuan Israel untuk memusnahkan Hamas merupakan garis merah bagi gerakan tersebut.

“Jika Israel tampaknya berada di ambang kehancuran Hamas, Hizbullah, bersama dengan Houthi di Yaman dan pemain regional lainnya, akan melakukan intervensi untuk mencegah skenario tersebut,” tambahnya.

Garis merah yang ditetapkan oleh gerakan ini berasal dari kekhawatiran bahwa mereka mungkin akan menjadi yang berikutnya dalam daftar Israel jika Israel tampaknya berhasil mencapai misi yang dinyatakannya melawan Hamas. Ketika ditanya apakah itu memang pendekatan yang dilakukan Hizbullah, sumber pertama menjawab, “Tentu.”
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0997 seconds (0.1#10.140)