Pasukan Filipina Rebut Benteng Terakhir Militan Pro ISIS

Sabtu, 23 September 2017 - 14:22 WIB
Pasukan Filipina Rebut Benteng Terakhir Militan Pro ISIS
Pasukan Filipina Rebut Benteng Terakhir Militan Pro ISIS
A A A
ZAMBOANGA - Pasukan Filipina telah merebut kembali markas terakhir militan pro ISIS di kota Marawi. Mereka pun mengibarkan bendera Filipina dalam fase akhir perang yang berlangsung selama empat bulan itu.

Kepala Komando Mindanao Barat, Letnan Jenderal Carlito Galvez Jr. mengatakan, pasukannya telah menguasai Jembatan Masiu dan beberapa bangunan yang dikuasi oleh kelompok Maute pada Jumat siang.

Terletak di desa Raya Madaya, jembatan tersebut merupakan benteng terakhir yang dimiliki teroris pada awal perang di kawasan komersial Marawi.

"Jembatan Masiu ini merupakan jalur akses utama ke kota. Pasukan kita sekarang menempati kedua ujung jembatan ini," kata Galvez seperti dikutip dari Anadolu, Sabtu (23/9/2017).

Tiga jembatan di Sungai Agus - Jembatan Baloi, Jembatan Bayabao, dan Jembatan Masiu - memisahkan daerah pertempuran dari zona aman yang dikontrol militer. Pasukan berhasil menguasai Jembatan Baloi pada tanggal 20 Juli dan Jembatan Bayabao pada 1 September.

"Pasukan juga mengibarkan bendera Filipina di salah satu bangunan di sekitar Sungai Agus dan Danau Lanao," kata Galvez.

Menurut Galvez, perebutan kembali jembatan Masiu dari tangan kelompok Maute merupakan pertanda bahwa perang di Marawi hampir berakhir. Pasalnya sebagian besar benteng teroris telah diambil alih oleh tentara.

Pertempuran di Marawi memasuki bulan keempat pada hari Sabtu, 23 September. Sedikitnya 887 telah tewas termasuk 151 tentara, 689 musuh, dan 47 warga sipil.

Pada hari Kamis, Presiden Rodrigo Duterte, saat kunjungannya ke garis depan, mengatakan bahwa pertempuran telah mendekati akhir. Namun ia juga mengatakan tidak akan ada perayaan setelah tentara membebaskan Marawi.

Duterte menambahkan, selain teroris, politisi korup di Mindanao diyakini mendanai pemberontakan tersebut.

"Militer telah menghentikan operasinya, saya mengatakan kepada tentara bahwa kita tidak akan merayakannya, setelah semua telah dikatakan dan dilakukan, kita akan keluar dengan tenang, tidak ada yang memenangkan perang ini," ujar Duterte.

Duterte juga mengatakan bahwa ia akan mencabut status darurat militer di Mindanao hanya jika dia melihat wilayah tersebut aman dan tidak ada kekerasan.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4896 seconds (0.1#10.140)