Kurdi Siap Bayar Harga Apapun demi Merdeka dari Irak

ERBIL - Presiden Kurdish Regional Government (KRG) Massoud Barzani menolak tekanan banyak pihak agar membatalkan referendum kemerdekaan dari Irak pada 25 September 2017. Menurutnya, rakyat Kurdi siap menebus apapun demi merdeka.

“Warga Kurdi Irak siap membayar harga apapun untuk merdeka,” katanya. Barzani mengabaikan peringatan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) perihal portensi dampak destabilisasi referendum kemerdekaan pada Senin nanti.

Selain Irak, Iran, Suriah dan Turki kompak menentang referendum kemerdekaan Kurdi Irak. Alasannya, bisa memicu disintegrasi oleh pihak Kurdi di masing-masing negara tersebut.

Negara-negara Barat juga khawatir pemungutan suara untuk kemerdekaan Kurdi Irak dapat menimbulkan konflik etnik dan sektarian regional yang lebih luas. Satu-satunya negara yang terang-terangan mendukung Kurdi Irak merdeka adalah Israel.

Perdana Menteri Turki Binali Yildirim mengatakan dalam siaran langsung di televisi pada hari Jumat bahwa referendum tersebut bisa menjadi ancaman bagi keamanan nasional negaranya. ”Ankara akan melakukan apa yang diperlukan untuk melindungi dirinya sendiri,” ujarnya tanpa menjelaskan lebih rinci.

Namun, Hoshyar Zebari, penasihat senior untuk Barzani, mengatakan kepada Reuters, bahwa referendum kemerdekaan sudah tidak bisa ditunda. ”Ini adalah lima meter dari sprint terakhir dan kami akan berdiri di tempat kami,” ujarnya.

Etnis Kurdi yang jumlahnya sekitar 30 juta jiwa saat ini tersebar di Iran, Turki, Suriah dan Irak.

Zebari mengatakan bahwa menunda pemungutan suara tanpa jaminan akan menjadi “bunuh diri politik” untuk kepemimpinan Kurdi dan impian kemerdekaan Kurdi. ”Kesempatan yang tidak akan dilihat generasi saya lagi,” ujarnya, yang dilansir Sabtu (23/9/2017).