Intelijen AS: Iran dan Proksinya Berupaya Hindari Perang Besar dengan Israel

Jum'at, 03 November 2023 - 00:44 WIB
loading...
Intelijen AS: Iran dan...
Intelijen AS menyakini Iran diyakini akan menahan diri dalam perang Gaza.
A A A
GAZA - Komunitas intelijen Amerika Serikat percaya – untuk saat ini – bahwa Iran dan proksinya sedang mengkalibrasi tanggapan mereka terhadap intervensi militer Israel di Gaza untuk menghindari konflik langsung dengan Israel atau Amerika Serikat sambil tetap membebankan biaya kepada musuh-musuhnya.

Namun AS juga sangat menyadari bahwa Iran tidak mempertahankan kendali sempurna atas payung proksinya – khususnya terhadap Hizbullah Lebanon, kelompok terbesar dan paling mampu di antara kelompok-kelompok lainnya. Hizbullah adalah sekutu Hamas, kelompok yang menyerang Israel pada 7 Oktober, dan telah lama memposisikan diri berperang melawan Israel. Para pejabat AS sangat khawatir bahwa politik internal kelompok tersebut dapat menyebabkan Hizbullah meningkatkan ketegangan.

AS juga tidak selalu memiliki visibilitas yang sempurna terhadap komunikasi antara Iran dan berbagai proksinya, menurut sumber yang mengetahui intelijen AS di wilayah tersebut.

“Masalahnya adalah tidak semuanya proxy sama-sama menghormati Teheran – menyatukan mereka adalah sebuah kesalahan,” kata Jonathan Panikoff, mantan analis intelijen senior yang berspesialisasi di wilayah tersebut, dilansir CNN.



“Pertanyaannya adalah, jika Hamas benar-benar terlihat berada dalam masalah, apakah Hizbullah dan Iran akan setuju jika Hizbullah melancarkan serangan besar-besaran untuk menyelamatkan Hamas atau apakah mereka akan berbeda pendapat – dan saya rasa kita belum mengetahuinya," ungkap Panikoff.

Teheran tahu bahwa jika Hizbullah meningkatkan konflik dengan Israel atau Amerika Serikat. "Hal itu kemungkinan akan memicu serangan balik langsung terhadap Iran yang dapat berdampak buruk bagi negara tersebut," kata seorang pejabat AS, yang berbicara kepada CNN tanpa menyebut nama.

Jenis serangan tingkat rendah yang dilancarkan oleh berbagai kelompok proksi terhadap Israel dan AS sejak tanggal 7 Oktober telah menyebabkan AS mengerahkan aset militer dalam jumlah besar, memaksa Israel untuk mengerahkan pasukan dan amunisinya. "Itu membuat Iran terlihat melakukan tindakan yang tidak pantas tentang pembunuhan warga Palestina di Gaza, kata orang ini – sambil menghindari konflik langsung," ungkap sumber CNN tersebut.

Para pejabat AS yakin ini adalah strategi yang terkoordinasi. Jenderal militer Iran yang bertugas mengelola jaringan proksi Iran telah keluar masuk Beirut sejak 7 Oktober, menurut media lokal, di mana ia telah melakukan pertemuan dengan anggota Hizbullah, Hamas, dan kelompok lain yang didukung Iran. Semua menganggap diri mereka bagian dari “Poros Perlawanan” terhadap Israel.

Namun strategi tersebut bisa menjadi bumerang yang menyebabkan konflik menyebar – bahkan jika tidak ada pihak yang menginginkannya, demikian peringatan dari beberapa pejabat AS.

Pejabat senior pemerintahan Biden telah berulang kali dan secara terbuka memperingatkan Iran dan proksinya untuk tidak meningkatkan konflik. Mantan Presiden Donald Trump beberapa hari setelah serangan itu mengatakan pesannya kepada Iran dan Hizbullah adalah: “Jangan. Jangan. Jangan. Jangan."

(ahm)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Anggota Parlemen Iran...
Anggota Parlemen Iran Serukan Teheran Memiliki Senjata Nuklir
Iran Rayakan Idulfitri...
Iran Rayakan Idulfitri pada Senin, Presiden Masoud Pezeshkian Serukan Persatuan Negara-negara Islam
Trump Kirim Surat Permintaan...
Trump Kirim Surat Permintaan Perundingan Nuklir, Iran Tolak Mentah-mentah
Iran Tidak Peduli dan...
Iran Tidak Peduli dan Tak Takut dengan Ancaman Trump
Iran Siapkan Operasi...
Iran Siapkan Operasi True Promise III Menarget Israel, Berikut 3 Skenarionya
Pangkalan Samudra Hindia...
Pangkalan Samudra Hindia bisa Digunakan AS untuk Menyerang Iran
Bela Gaza, Iran dan...
Bela Gaza, Iran dan Poros Perlawanan Gelar Parade Angkatan Laut 3.000 Kapal
Trump Ancam Mengebom...
Trump Ancam Mengebom Iran Jika Teheran Tak Sepakati Perjanjian Nuklir
Luncurkan Kapal Selam...
Luncurkan Kapal Selam Pembawa Rudal Zircon, Putin: AL Rusia yang Terkuat!
Rekomendasi
PSSI Dikabarkan Dekati...
PSSI Dikabarkan Dekati Tristan Gooijer, Proses Naturalisasi Dimulai?
Hasil Kinerja BCAP 2024,...
Hasil Kinerja BCAP 2024, Laba Bersih Melesat hingga 62,5%
Kompak Turun, Ini Harga...
Kompak Turun, Ini Harga BBM Terbaru Pertamina, Shell, Vivo dan BP per 1 April
Berita Terkini
Trump akan Berkunjung...
Trump akan Berkunjung ke Arab Saudi pada Pertengahan Mei
28 menit yang lalu
Brigade Al-Qassam Gelar...
Brigade Al-Qassam Gelar Operasi Pertama, Israel Bunuh 1.000 Orang Sejak Perang Kembali Pecah
1 jam yang lalu
Tokoh Sayap Kanan Prancis...
Tokoh Sayap Kanan Prancis Le Pen Dijatuhi Hukuman 4 Tahun Penjara
2 jam yang lalu
Anggota Parlemen Iran...
Anggota Parlemen Iran Serukan Teheran Memiliki Senjata Nuklir
3 jam yang lalu
2 Negara Anggota NATO...
2 Negara Anggota NATO Akan Kerahkan Jet Tempur dan Kapal Perang ke Ukraina
7 jam yang lalu
Serangan Rudal AS Hancurkan...
Serangan Rudal AS Hancurkan Masjid di Yaman
12 jam yang lalu
Infografis
Lawan AS, Desak Eropa...
Lawan AS, Desak Eropa Ganti Jet Tempur Siluman F-35 dengan Rafale
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved