AS dan Israel Pertimbangkan Pasukan Multinasional Awasi Gaza Jika Hamas Kalah Perang
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) dan Israel sedang mempertimbangkan berbagai opsi untuk menangani kemungkinan konflik di Gaza jika Hamas kalah perang.
“Beberapa pertimbangan itu termasuk menempatkan daerah kantong tersebut di bawah pengawasan sementara PBB atau mengerahkan pasukan multinasional untuk menjaga keamanan,” ungkap laporan Bloomberg News mengutip sejumlah sumber.
Laporan tersebut mengatakan pada Selasa (31/10/2023) bahwa kehadiran pasukan multinasional di Gaza dapat mencakup angkatan bersenjata dari Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Perancis, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA).
Namun, menurut laporan tersebut, Presiden AS Joe Biden yakin pengerahan sekelompok kecil pasukan AS ke Gaza bisa berisiko secara politik.
Amerika Serikat masih belum mengambil keputusan apakah mereka akan kembali mengirim pasukan AS ke Gaza untuk membantu menjaga keamanan di wilayah itu jika Hamas kalah, menurut laporan itu.
“Diskusi mengenai rencana untuk Gaza, jika Israel berhasil menyingkirkan Hamas, masih dalam tahap awal dan terbuka terhadap banyak perubahan,” ungkap laporan itu.
Para pejabat AS, menurut laporan itu, meyakini opsi-opsi ini terlalu dini atau tidak mungkin terjadi
Sebelumnya pada Selasa, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pengambilalihan pemerintahan dan keamanan Gaza oleh Otoritas Palestina akan “paling masuk akal” setelah konflik saat ini dengan Israel berakhir.
Dia menambahkan, membiarkan Hamas atau Israel menguasai Gaza bukanlah pilihan.
Selain itu, diplomat tertinggi AS tersebut mengatakan jika Otoritas Palestina tidak memungkinkan, dia menyarankan agar ada pengaturan pemerintahan dan keamanan sementara yang dipimpin oleh negara-negara lain di kawasan atau badan-badan internasional, namun pada akhirnya, perlu ada kesepakatan dua negara.
“Beberapa pertimbangan itu termasuk menempatkan daerah kantong tersebut di bawah pengawasan sementara PBB atau mengerahkan pasukan multinasional untuk menjaga keamanan,” ungkap laporan Bloomberg News mengutip sejumlah sumber.
Laporan tersebut mengatakan pada Selasa (31/10/2023) bahwa kehadiran pasukan multinasional di Gaza dapat mencakup angkatan bersenjata dari Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Perancis, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA).
Namun, menurut laporan tersebut, Presiden AS Joe Biden yakin pengerahan sekelompok kecil pasukan AS ke Gaza bisa berisiko secara politik.
Amerika Serikat masih belum mengambil keputusan apakah mereka akan kembali mengirim pasukan AS ke Gaza untuk membantu menjaga keamanan di wilayah itu jika Hamas kalah, menurut laporan itu.
“Diskusi mengenai rencana untuk Gaza, jika Israel berhasil menyingkirkan Hamas, masih dalam tahap awal dan terbuka terhadap banyak perubahan,” ungkap laporan itu.
Para pejabat AS, menurut laporan itu, meyakini opsi-opsi ini terlalu dini atau tidak mungkin terjadi
Sebelumnya pada Selasa, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pengambilalihan pemerintahan dan keamanan Gaza oleh Otoritas Palestina akan “paling masuk akal” setelah konflik saat ini dengan Israel berakhir.
Dia menambahkan, membiarkan Hamas atau Israel menguasai Gaza bukanlah pilihan.
Selain itu, diplomat tertinggi AS tersebut mengatakan jika Otoritas Palestina tidak memungkinkan, dia menyarankan agar ada pengaturan pemerintahan dan keamanan sementara yang dipimpin oleh negara-negara lain di kawasan atau badan-badan internasional, namun pada akhirnya, perlu ada kesepakatan dua negara.
(sya)