Tonton Aksi Ugal-ugalan Kapal Perusak AS Potong Jalur Kapal Perang China

Jum'at, 27 Oktober 2023 - 19:32 WIB
loading...
Tonton Aksi Ugal-ugalan...
Kapal perusak Amerika Serikat USS Ralph Johnson (kanan) memotong jalur kapal perang China Guilin di Laut China Selatan pada 19 Agustus 2023. Foto/sputnik/X
A A A
BEIJING - Amerika Serikat (AS) berusaha menggambarkan China sebagai negara yang agresif, dengan mengklaim kapal perang dan pesawat tempurnya yang beroperasi di lepas pantai China diganggu dalam insiden yang tidak beralasan.

Kini, Beijing membalas dengan menerbitkan bukti bahwa kapal perang AS, yang berjarak ribuan mil dari wilayah AS, juga melakukan hal yang sama terhadap kapal China.

Menanggapi Pentagon yang merilis rekaman pertemuan udara yang diduga “berisiko” antara pesawat AS dan China di dekat wilayah udara China, Beijing membalas dengan videonya sendiri.



Pada Kamis (26/10/2023), Kolonel Wu Qian, juru bicara Kementerian Pertahanan Nasional China (MND), menyajikan kepada wartawan rekaman dua insiden pada 19 Agustus 2023 yang melibatkan kapal perang Angkatan Laut AS dan Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China (PLAN) yang dia gambarkan sebagai "provokatif."

Kedua insiden tersebut terjadi di Laut China Selatan dekat Kepulauan Xisha, kepulauan yang dikuasai China yang disebut Kepulauan Paracel dalam bahasa Inggris.

Dalam klip pertama, USS Ralph Johnson, kapal perusak kelas Arleigh Burke yang memiliki panjang 513 kaki dan bobot berbobot 9.217 ton, terlihat bermanuver di dekat kapal perusak PLAN Type 051 Guilin yang memiliki panjang 433 kaki dan bobot berbobot 3.670 ton, dan kapal Type Fregat 054A Huangshan yang panjangnya 440 kaki dan berbobot 4.053 ton.

Klip video tersebut menunjukkan USS Johnson melakukan beberapa manuver, termasuk memotong haluan Guilin, yang memaksa kapal China berlayar melalui perairan yang terganggu di belakang kapal USS Johnson, dan melakukan akselerasi mendadak.

“Kapal Perang AS 114, ini China 164,” ungkap audio yang direkam di kapal Guilin terdengar dalam video, mengacu pada nomor lambung kedua kapal.

“Anda memaksa melintasi haluan saya. Itu mengganggu keselamatan saya,” papar suara di kapal Guilin dalam rekaman itu.

Baca juga: Iran: AS Tak akan Terhindar Jika Genosida Israel pada Rakyat Palestina Berlanjut

Kementerian Pertahanan China mencatat manuver tersebut melanggar Peraturan Internasional untuk Mencegah Tabrakan di Laut, Kode untuk Pertemuan yang Tidak Direncanakan di Laut, dan Aturan Perilaku untuk Keselamatan Pertemuan Udara dan Maritim antara China dan AS.

Dalam klip kedua, USS Johnson terlihat berlayar melalui celah antara kapal perang China Guilin dan Huangshan yang berlayar dalam barisan sebagai kelompok tugas.

“Tindakan pihak AS ini melanggar Aturan Perilaku untuk Keselamatan Pertemuan Udara dan Maritim antara China dan AS,” tegas pernyataan Kementerian Pertahanan (Kemhan) China.

“Video ini membuktikan bahwa pihak AS-lah yang melakukan provokasi, mengambil risiko, dan mengacaukan situasi,” ungkap juru bicara Kemhan China Wu kepada wartawan.

Dia menambahkan, “Kami punya banyak bukti video serupa, tapi saya tidak akan menunjukkannya hari ini karena keterbatasan waktu. Apa yang saya tekankan di sini adalah memperhatikan dengan cermat di mana segala sesuatunya terjadi.”

“Kita semua tahu bahwa semua pertemuan jarak dekat antara pesawat dan kapal perang China dan AS terjadi di perairan dan wilayah udara sekitar China, bukan di Teluk Meksiko atau di Pantai Barat Amerika,” lanjut Wu.

Dia menjelaskan, “Pihak Amerikalah yang datang ke China untuk memprovokasi dan mengobarkan masalah. Bagaimana militer China bisa mencegat pesawat dan kapal perang AS jika mereka tidak datang?”

“Merupakan tugas yang mustahil bagi AS untuk membahayakan keamanan nasional China sambil melakukan provokasi yang tidak terkendali. Militer China selalu waspada dan akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk secara tegas membela kedaulatan, keamanan, dan hak serta kepentingan maritim nasional China,” ungkap juru bicara itu.

Rilis dari China ini terjadi sepekan setelah Departemen Pertahanan AS menerbitkan lusinan foto dan video yang menggambarkan pertemuan antara pesawat mata-mata AS dan pesawat tempur China di wilayah udara lepas pantai China.

Dalam banyak contoh, pesawat China terbang dekat dengan pesawat AS, kadang-kadang sedekat 30 kaki, dan melakukan manuver seperti menjatuhkan suar atau terbang tepat di depan pesawat tempur AS.

Pentagon mengatakan rilis video tersebut “menggarisbawahi niat koersif (China) dengan melakukan perilaku khususnya di wilayah udara internasional.”

“Perilaku operasional semacam ini dapat menyebabkan kecelakaan aktif dan berbahaya serta dapat menyebabkan konflik yang tidak disengaja,” papar pernyataan Pentagon.

Dalam beberapa tahun terakhir, AS telah secara dramatis meningkatkan kehadiran militernya di udara, laut, dan darat di dekat China sebagai bagian dari “persaingan kekuatan besar” dengan China dan juga Rusia.

AS menuduh China dan Rusia berusaha membatalkan apa yang disebut “tatanan internasional berbasis aturan,” termasuk dengan membuat apa yang Washington anggap sebagai “klaim berlebihan” atas kendali, seperti atas pulau-pulau dan jalur air di Laut China Selatan atau atas Taiwan dan selat yang memisahkannya dari daratan.

AS dan sekutunya terlibat dalam apa yang mereka sebut “operasi kebebasan navigasi” di wilayah tersebut, yang melibatkan pesawat dan kapal perang mereka yang melewati wilayah tersebut seolah-olah China tidak memiliki klaim atas wilayah tersebut, sehingga sering terjadi ketegangan antara AS dan unit militer China memerintahkan mereka untuk pergi.

Di Laut China Selatan, Beijing telah bergabung dengan negara-negara regional lainnya dalam upaya menyusun kode etik jalur air tersebut, yang akan mengatur pertemuan antar negara di laut berdasarkan kesepakatan PBB dalam upaya meredakan ketegangan.
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
AS Tegaskan Tak Perlu...
AS Tegaskan Tak Perlu Izin Israel untuk Buat Kesepakatan dengan Houthi
Profil Paus Leo XIV,...
Profil Paus Leo XIV, Penerus Paus Fransiskus dari Amerika Serikat
AS: Jet Tempur J-10...
AS: Jet Tempur J-10 China Milik Pakistan Tembak Jatuh 2 Pesawat India, Salah Satunya Rafale
Dipantau Kim Jong-un,...
Dipantau Kim Jong-un, Korea Utara Gelar Latihan Serangan Balik Nuklir
AS Akan Bikin Bom Nuklir...
AS Akan Bikin Bom Nuklir Baru Bernama B61-13, Kekuatannya 24 Kali Lipat Bom Hiroshima
Aktivitas Sektor Jasa...
Aktivitas Sektor Jasa China Menurun di Tengah Tekanan Tarif AS
Kenapa Tidak Ada yang...
Kenapa Tidak Ada yang Berani Bongkar Makam Kaisar China Pertama? Ini Jawabannya
India Kirim Drone Pembawa...
India Kirim Drone Pembawa Bom Buatan Israel ke Pakistan, WNI Diminta Tak Keluar Rumah
Terungkap! Intelijen...
Terungkap! Intelijen Pakistan Endus Rencana Serangan India
Rekomendasi
Menkes Tegaskan Indonesia...
Menkes Tegaskan Indonesia Bukan Kelinci Percobaan Vaksin TBC
Menko AHY Paparkan Empat...
Menko AHY Paparkan Empat Prioritas Pembangunan Infrastruktur di 2025
Bisnis PGE Tetap Solid,...
Bisnis PGE Tetap Solid, Bukti Panas Bumi Punya Prospek Menjanjikan di Indonesia
Berita Terkini
Israel Jatuhkan 100.000...
Israel Jatuhkan 100.000 Ton Bom di Gaza, Hapus 2.200 Keluarga
Yordania Raup Untung...
Yordania Raup Untung hingga Rp6,6 Miliar Per Bantuan Udara untuk Gaza
AS Tegaskan Tak Perlu...
AS Tegaskan Tak Perlu Izin Israel untuk Buat Kesepakatan dengan Houthi
Sosok Kolonel Sofiya...
Sosok Kolonel Sofiya Qureshi, Salah Satu Tentara Wanita India Dalang Operasi Sindoor di Pakistan
Apakah India Sekutu...
Apakah India Sekutu Israel? Simak Ulasan Lengkapnya
Adu Kuat Senjata Nuklir...
Adu Kuat Senjata Nuklir Pakistan vs India, Mana Lebih Unggul?
Infografis
Perang Membara, Pakistan...
Perang Membara, Pakistan Tembak Jatuh 5 Jet Tempur India
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved