China Pecat Menhan Jenderal Li Shangfu yang Menghilang Hampir 2 Bulan
loading...
A
A
A
BEIJING - Pemerintah China pada hari Selasa resmi memecat Menteri Pertahanan (Menhan) Jenderal Li Shangfu. Jenderal Li telah menghilang dari pandangan publik hampir dua bulan yang lalu.
Mengutip stasiun televisi pemerintah China, CCTV,Rabu (25/10/2023), Li telah disingkirkan dari posisinya di Dewan Negara, Kabinet China, dan pusat kekuasaan pemerintahan. Tidak ada informasi lebih lanjut yang diberikan oleh media pemerintah tersebut.
Li, yang ditunjuk sebagai Menhan China pada bulan Maret di bawah Presiden Xi Jinping, belum muncul secara terbuka sejak 29 Agustus ketika dia menyampaikan pidato di Forum Perdamaian dan Keamanan China-Afrika di Beijing.
Li adalah pejabat senior kedua China yang menghilang dari publik tahun ini. Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Qin Gang juga menghilang dari publik dan kemudian dikonfirmasi pemerintah bahwa dia dipecat pada Juli lalu tanpa penjelasan apa pun.
Para pejabat dan analis internasional berspekulasi apakah "penghilangan pejabat" tersebut terkait dengan upaya Xi Jinping yang sedang berlangsung untuk mereformasi Partai Komunis China untuk memperkuat kekuasaan pribadinya dan memberantas korupsi.
Selain menangani apa yang tampak sebagai masalah politik dalam negeri, partai yang berkuasa juga berjuang untuk menghidupkan kembali perekonomian yang telah terkena dampak parah dari kebijakan “zero-Covid-19” yang kejam, populasi yang menua, tingginya angka pengangguran di kalangan lulusan perguruan tinggi, dan perpindahan dari banyak orang terkaya dan terpelajar ke masyarakat yang lebih liberal di luar negeri.
Li berada di bawah sanksi Amerika Serikat (AS) terkait pengawasannya atas pembelian senjata dari Rusia. Sanksi itu membuatnya dilarang memasuki wilayah Amerika.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa Li terlibat dalam pembelian pesawat tempur Su-35 dan bahan-bahan untuk rudal permukaan-ke-udara S-400 dari perusahaan Rusia yang terkena sanksi.
Sejak saat itu, China telah memutus kontak dengan militer AS, terutama sebagai bentuk protes atas penjualan senjata AS ke Taiwan, namun juga secara tegas menyiratkan bahwa Washington harus mencabut tindakan terhadap Li, namun Beijing tidak mau mengakuinya secara terbuka.
Belum diumumkan siapa pengganti Li sebagai Menhan China.
Mengutip stasiun televisi pemerintah China, CCTV,Rabu (25/10/2023), Li telah disingkirkan dari posisinya di Dewan Negara, Kabinet China, dan pusat kekuasaan pemerintahan. Tidak ada informasi lebih lanjut yang diberikan oleh media pemerintah tersebut.
Li, yang ditunjuk sebagai Menhan China pada bulan Maret di bawah Presiden Xi Jinping, belum muncul secara terbuka sejak 29 Agustus ketika dia menyampaikan pidato di Forum Perdamaian dan Keamanan China-Afrika di Beijing.
Li adalah pejabat senior kedua China yang menghilang dari publik tahun ini. Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Qin Gang juga menghilang dari publik dan kemudian dikonfirmasi pemerintah bahwa dia dipecat pada Juli lalu tanpa penjelasan apa pun.
Para pejabat dan analis internasional berspekulasi apakah "penghilangan pejabat" tersebut terkait dengan upaya Xi Jinping yang sedang berlangsung untuk mereformasi Partai Komunis China untuk memperkuat kekuasaan pribadinya dan memberantas korupsi.
Selain menangani apa yang tampak sebagai masalah politik dalam negeri, partai yang berkuasa juga berjuang untuk menghidupkan kembali perekonomian yang telah terkena dampak parah dari kebijakan “zero-Covid-19” yang kejam, populasi yang menua, tingginya angka pengangguran di kalangan lulusan perguruan tinggi, dan perpindahan dari banyak orang terkaya dan terpelajar ke masyarakat yang lebih liberal di luar negeri.
Li berada di bawah sanksi Amerika Serikat (AS) terkait pengawasannya atas pembelian senjata dari Rusia. Sanksi itu membuatnya dilarang memasuki wilayah Amerika.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa Li terlibat dalam pembelian pesawat tempur Su-35 dan bahan-bahan untuk rudal permukaan-ke-udara S-400 dari perusahaan Rusia yang terkena sanksi.
Sejak saat itu, China telah memutus kontak dengan militer AS, terutama sebagai bentuk protes atas penjualan senjata AS ke Taiwan, namun juga secara tegas menyiratkan bahwa Washington harus mencabut tindakan terhadap Li, namun Beijing tidak mau mengakuinya secara terbuka.
Belum diumumkan siapa pengganti Li sebagai Menhan China.
(mas)