Israel Membabi Buta, Anak-anak Jalur Gaza Tulis Namanya di Tubuh Agar Mudah Diidentifikasi
loading...
A
A
A
Serangan brutal yang dilakukan Israel di Jalur Gaza tidak memandang bulu. Orang tua, remaja, anak-anak bisa menjadi korban keganasan Zionis Israel.
Jenazah tiga anak tergeletak di atas brankar dalam kamar mayar rumah sakit Jalur Gaza. Salah satu celana mereka didorong ke atas hingga memperlihatkan tulisan dengan tinta hitam di kulit mereka.
“Kami menerima beberapa kasus di mana orang tua menuliskan nama anak-anak mereka di kaki dan perut,” ungkap Dr. Abdul Rahman al Masri, kepala unit gawat darurat Rumah Sakit Martir Al-Aqsa, kepada CNN.
Dia mengatakan para orang tua khawatir apa pun bisa terjadi, dan tidak ada yang bisa mengidentifikasi anak-anak mereka.
“Ini berarti mereka merasa menjadi sasaran kapan saja dan bisa terluka atau menjadi martir,” tambah al Masri seperti dikutip dari media yang berbasis di Amerika Serikat (AS) itu, Selasa (24/10/2023).
Tinta hitam tersebut merupakan tanda kecil dari ketakutan dan keputusasaan yang dirasakan oleh para orang tua di daerah kantong padat penduduk tersebut ketika Israel terus melancarkan serangan udara tanpa henti sebagai pembalasan atas serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober lalu.
Pengawas ruangan di Rumah Sakit Martir Al-Aqsa tempat jenazah dimandikan menggambarkan hari Minggu sebagai “hari yang luar biasa.”
Menolak untuk disebutkan namanya, dia mengatakan kepada CNN bahwa jumlah korban tewas dari Sabtu hingga Minggu telah melebihi 200 orang, dan ini senada dengan apa yang dikatakan Dr. al Masri.
“Apa yang kami perhatikan saat ini adalah banyak orang tua menuliskan nama anak-anak mereka di kaki mereka sehingga mereka dapat diidentifikasi setelah serangan udara dan jika mereka tersesat. Ini adalah fenomena baru yang baru saja dimulai di Gaza,” ujarnya.
Jenazah tiga anak tergeletak di atas brankar dalam kamar mayar rumah sakit Jalur Gaza. Salah satu celana mereka didorong ke atas hingga memperlihatkan tulisan dengan tinta hitam di kulit mereka.
“Kami menerima beberapa kasus di mana orang tua menuliskan nama anak-anak mereka di kaki dan perut,” ungkap Dr. Abdul Rahman al Masri, kepala unit gawat darurat Rumah Sakit Martir Al-Aqsa, kepada CNN.
Dia mengatakan para orang tua khawatir apa pun bisa terjadi, dan tidak ada yang bisa mengidentifikasi anak-anak mereka.
“Ini berarti mereka merasa menjadi sasaran kapan saja dan bisa terluka atau menjadi martir,” tambah al Masri seperti dikutip dari media yang berbasis di Amerika Serikat (AS) itu, Selasa (24/10/2023).
Tinta hitam tersebut merupakan tanda kecil dari ketakutan dan keputusasaan yang dirasakan oleh para orang tua di daerah kantong padat penduduk tersebut ketika Israel terus melancarkan serangan udara tanpa henti sebagai pembalasan atas serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober lalu.
Pengawas ruangan di Rumah Sakit Martir Al-Aqsa tempat jenazah dimandikan menggambarkan hari Minggu sebagai “hari yang luar biasa.”
Menolak untuk disebutkan namanya, dia mengatakan kepada CNN bahwa jumlah korban tewas dari Sabtu hingga Minggu telah melebihi 200 orang, dan ini senada dengan apa yang dikatakan Dr. al Masri.
“Apa yang kami perhatikan saat ini adalah banyak orang tua menuliskan nama anak-anak mereka di kaki mereka sehingga mereka dapat diidentifikasi setelah serangan udara dan jika mereka tersesat. Ini adalah fenomena baru yang baru saja dimulai di Gaza,” ujarnya.