Belum Bayar Rp11,5 Triliun, Peran Indonesia dalam Proyek Jet Tempur KF-21 Terancam
loading...
A
A
A
Sumber yang tidak disebutkan namanya dari PT Dirgantara Indonesia (PTDI) mengatakan pihaknya tidak akan mundur dari komitmennya terhadap program pesawat tempur generasi 4.5 KF-21 Boramae Korea Selatan, meskipun gagal memenuhi tenggat waktu pembayaran. Sumber tersebut mencatat, Indonesia telah menyumbang 21% cost share hingga Juni 2023.
Meskipun belum membayar iuran menjadi kendala, Indonesia mengeluhkan permasalahan yang timbul akibat keikutsertaan dalam inisiatif KF-21/IFX.
Pada 2 Oktober lalu, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan bahwa keberlanjutan program kerja sama KF-21/IFX dipengaruhi oleh tiga kesulitan utama, yang meliputi hak kekayaan intelektual, perjanjian, dan hak pemasaran.
Moeldoko mencatat bahwa alokasi pembagian biaya untuk proyek tersebut tertunda dan memerlukan negosiasi ulang untuk menyelesaikan masalah ini.
"Masalah pembayaran telah menjadi keputusan yang diambil oleh Kementerian Keuangan,” katanya. “Kolaborasi ini mempertaruhkan hubungan politik antara Indonesia dan Korea Selatan. Ini harus kita pertimbangkan dengan serius,” ujarnya.
Indonesia menginginkan 20% saham dalam program KF-21 dan transfer teknologi, sementara Korea memegang sisanya.
Meskipun belum membayar iuran menjadi kendala, Indonesia mengeluhkan permasalahan yang timbul akibat keikutsertaan dalam inisiatif KF-21/IFX.
Pada 2 Oktober lalu, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan bahwa keberlanjutan program kerja sama KF-21/IFX dipengaruhi oleh tiga kesulitan utama, yang meliputi hak kekayaan intelektual, perjanjian, dan hak pemasaran.
Moeldoko mencatat bahwa alokasi pembagian biaya untuk proyek tersebut tertunda dan memerlukan negosiasi ulang untuk menyelesaikan masalah ini.
"Masalah pembayaran telah menjadi keputusan yang diambil oleh Kementerian Keuangan,” katanya. “Kolaborasi ini mempertaruhkan hubungan politik antara Indonesia dan Korea Selatan. Ini harus kita pertimbangkan dengan serius,” ujarnya.
Indonesia menginginkan 20% saham dalam program KF-21 dan transfer teknologi, sementara Korea memegang sisanya.
(mas)