Mengenal Yahudi Haredi dan Neturei Karta, Kelompok Penentang Zionis Israel yang Mengejutkan

Selasa, 17 Oktober 2023 - 13:15 WIB
loading...
Mengenal Yahudi Haredi...
Anggota Neturei Karta, gerakan ultra-Ortodoks yang anti-Zionis, menghadiri protes solidaritas dengan warga Palestina di Hebron. Foto/mussa qawasma/REUTERS
A A A
TEL AVIV - Israel adalah negara dengan mayoritas penduduk beragama Yahudi. Meski demikian, ternyata tidak semua penganut Yahudi di negara ini mendukung pemerintahan, termasuk dalam langkahnya menduduki Palestina.

Ada beberapa kelompok Yahudi yang menentang Zionisme Israel. Tak hanya menolak pendirian negara Israel, mereka juga tidak mengakui keberadaannya.

Selain itu, terkadang mereka juga ikut aktif menggalang dukungan untuk menghentikan kekerasan dan tindakan diskriminasi terhadap warga Palestina.

Di antara kelompok-kelompok tersebut, dapat disebutkan seperti kelompok Yahudi Heredi dan Neturei Karta.

Kelompok Yahudi Haredi dan Neturei Karta

1. Yahudi Haredi


Komunitas Yahudi Haredi biasa juga dikenal sebagai ultra-Ortodoks. Mereka merupakan golongan Yahudi yang tidak mengenal kompromi dan selalu taat kepada ajaran Taurat.

Mengutip The Guardian, Selasa (17/10/2023), kata ‘Haredi’ sendiri diambil dari Kitab Yesaya. Maknanya merujuk pada ‘orang-orang yang gemetar di hadapan Tuhan’.

Komunitas Haredi menganggap diri mereka sebagai penganut ajaran Yahudi yang taat dan menjalani firman Tuhan hingga kedatangan mesias. Satu hal lagi, mereka juga sangat menolak keberadaan Zionis.

Sebagaimana diketahui, tujuan organisasi Zionis dulunya adalah mendirikan sebuah negara Yahudi yang merdeka. Dalam hal ini, kelompok Haredi beranggapan bahwa hanya Tuhan yang dapat menciptakan negara tersebut.

Tindakan Zionis dianggap sebuah langkah yang mencoba mendahului Tuhan. Tindakan dengan dalih melalui nasionalisme sekuler itu merupakan sebuah penyimpangan.

Terlepas dari statusnya yang memang minoritas, komunitas Haredi memiliki hak otonom khusus. Dilindungi secara budaya, mereka diberikan kebebasan untuk mendirikan lembaga-lembaga pendidikan sendiri.

Kemudian, anggota Haredi juga tidak wajib masuk militer atau bergabung bersama Pasukan Pertahanan Israel (IDF). Alasannya karena lingkungan tentara Israel sering dianggap tidak sesuai aturan ketat kelompok Haredi.

2. Neturei Karta


Neturei Karta merupakan kelompok Yahudi yang menolak Zionisme serta pendirian negara Israel. Dalam hal ini, mereka percaya bahwa negara Yahudi hanya dapat dibangun setelah kedatangan mesias.

Neturei Karta memiliki basis di Yerusalem. Pendirian kelompok ini diperkirakan sejak awal abad ke-19.

Neturei Karta sangat menentang Zionisme. Mereka bahkan menganggap organisasi tersebut sebagai racun yang mengancam orang-orang asli Yahudi.

Pada awal pendiriannya, anggota Neturei Karta kebanyakan adalah keturunan Yahudi Hongaria dan Yahudi Lithuania.

Dulunya, mereka menjadi siswa dari Gaon of Vilna (dikenal sebagai Perushim) yang telah menetap di Yerusalem pada awal abad ke-19.

Lebih jauh, komunitas ini juga sangat mempercayai kitab sucinya. Mereka menentang kekerasan terhadap warga Palestina dan menyerukan perdamaian segera.

Mirip seperti komunitas Haredi, Neturei Karta menentang Zionis dan negara Israel atas dasar agama. Bagi mereka, pendirian negara Yahudi (Israel) adalah sebagai tindakan anti-mesianis.

Menurut salah satu ajaran Neturei Karta, anggotanya dituntut untuk menantikan penebusan surgawi. Maksudnya, mereka tidak boleh mengerahkan berbagai cara salah untuk mempercepat akhir zaman dan harus menunggu takdir mesianis.

Satu lagi, ajaran Neturei Karta juga menyebutkan bahwa orang-orang Yahudi tidak boleh memberontak terhadap dunia non-Yahudi yang memberi mereka perlindungan.

Jadi, dapat dipahami bahwa antara Yahudi Haredi dan Neturei Karta merupakan kelompok anti-zionis yang menentang pendirian negara Israel. Mereka berpegang teguh terhadap ajaran Yahudi dan selalu mengikuti ajaran kitab sucinya.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1115 seconds (0.1#10.140)