'Mati Lebih Baik daripada Pergi Meninggalkan Gaza'
loading...
A
A
A
GAZA - Mohammad (20) berdiri di jalan di luar sebuah bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel dua hari lalu di dekat pusat Gaza.
Warga Palestina ini menolak seruan Israel agar meninggalkan Jalur Gaza menjelang serangan darat oleh militer Zionis.
Seruan itu ditujukan kepada lebih dari 1 juta warga Palestina yang tinggal di Gaza. Meskipun beberapa orang mengindahkan seruan untuk pergi, pada Jumat petang hanya ada sedikit tanda eksodus massal.
“Mati lebih baik daripada pergi [meninggalkan Gaza],” kata Mohammad, seperti dikutip AFP, Sabtu (14/10/2023).
"Saya lahir di sini, dan saya akan mati di sini, meninggalkannya adalah sebuah stigma," katanya lagi.
Dengan terputusnya pasokan listrik dan berkurangnya makanan serta air di wilayah kantong Palestina setelah seminggu serangan udara dan blokade penuh Israel, PBB mengatakan warga sipil Gaza berada dalam situasi yang mustahil.
“Jeratan di sekitar penduduk sipil di Gaza semakin ketat. Bagaimana 1,1 juta orang bisa berpindah melintasi zona perang yang padat penduduknya dalam waktu kurang dari 24 jam?” tulis Kepala Bantuan PBB Martin Griffiths di media sosial.
Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan evakuasi besar-besaran seperti itu adalah sebuah "perintah yang sulit", namun Washington tidak akan ragu-ragu dengan keputusan sekutunya yang meminta warga sipil untuk menyingkir.
“Kami memahami apa yang mereka coba lakukan dan mengapa mereka mencoba melakukan hal ini—untuk mencoba mengisolasi penduduk sipil dari Hamas, yang merupakan target sebenarnya mereka,” katanya kepada MSNBC.
Separuh bagian utara Jalur Gaza mencakup pemukiman terbesar di daerah kantong Palestina tersebut.
Warga Palestina ini menolak seruan Israel agar meninggalkan Jalur Gaza menjelang serangan darat oleh militer Zionis.
Seruan itu ditujukan kepada lebih dari 1 juta warga Palestina yang tinggal di Gaza. Meskipun beberapa orang mengindahkan seruan untuk pergi, pada Jumat petang hanya ada sedikit tanda eksodus massal.
“Mati lebih baik daripada pergi [meninggalkan Gaza],” kata Mohammad, seperti dikutip AFP, Sabtu (14/10/2023).
"Saya lahir di sini, dan saya akan mati di sini, meninggalkannya adalah sebuah stigma," katanya lagi.
Dengan terputusnya pasokan listrik dan berkurangnya makanan serta air di wilayah kantong Palestina setelah seminggu serangan udara dan blokade penuh Israel, PBB mengatakan warga sipil Gaza berada dalam situasi yang mustahil.
“Jeratan di sekitar penduduk sipil di Gaza semakin ketat. Bagaimana 1,1 juta orang bisa berpindah melintasi zona perang yang padat penduduknya dalam waktu kurang dari 24 jam?” tulis Kepala Bantuan PBB Martin Griffiths di media sosial.
Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan evakuasi besar-besaran seperti itu adalah sebuah "perintah yang sulit", namun Washington tidak akan ragu-ragu dengan keputusan sekutunya yang meminta warga sipil untuk menyingkir.
“Kami memahami apa yang mereka coba lakukan dan mengapa mereka mencoba melakukan hal ini—untuk mencoba mengisolasi penduduk sipil dari Hamas, yang merupakan target sebenarnya mereka,” katanya kepada MSNBC.
Separuh bagian utara Jalur Gaza mencakup pemukiman terbesar di daerah kantong Palestina tersebut.