Rusia: Instruktur Militer Israel Hengkang dari Ukraina untuk Perang dengan Hamas

Jum'at, 13 Oktober 2023 - 04:38 WIB
loading...
Rusia: Instruktur Militer Israel Hengkang dari Ukraina untuk Perang dengan Hamas
Militer Rusia klaim para instruktur militer Israel hengkang dari Ukraina untuk perang dengan Hamas. Foto/REUTERS
A A A
MOSKOW - Para serdadu dan instruktur militer Israel yang berada di Ukraina mulai pulang setelah Tel Aviv menyatakan perang dengan Hamas. Demikian klaim militer Rusia pada Kamis (12/10/2023).

“Kami mengetahui dari analisis kejadian bahwa sejumlah besar petempur dari layanan dan angkatan bersenjata Israel berada di wilayah Ukraina. Beberapa berada di sana sebagai instruktur, sementara yang lain terlibat langsung dalam regu operasi khusus, dan semua petempur ini sekarang mundur dan kembali ke rumah,” kata wakil komandan Korps Angkatan Darat ke-2 Rusia Apty Alaudinov seperti dikutip kantor berita TASS.

"Hal ini akan secara signifikan memengaruhi moral prajurit Ukraina," ujarnya.



Dia juga memperkirakan pengiriman senjata Barat ke Kyiv akan berkurang dan hasilnya akan terlihat dalam waktu satu bulan.

Sementara itu,Kepala Intelijen Pertahanan Ukraina Kyrylo Budanov menuduh Rusia memasok Hamas dengan senjata infanteri yang mereka sita dari pasukan Kyiv.

“Kami tahu pasti bahwa senjata yang dirampas dari Ukraina dipasok oleh Rusia ke kelompok Hamas. Ini sebagian besar adalah persenjataan infanteri,” kata Budanov seperti dikutip surat kabar Ukrayinska Pravda.

"Ada beberapa informasi bahwa ada sesuatu yang dikirim ke Hizbullah tetapi saat ini, kami tidak tahu pasti,"lanjut Budanov.

Pejabat Ukraina itu juga menyatakan bahwa Rusia telah mengajari militan Hamas cara menggunakan drone FPV untuk melawan peralatan lapis baja.

“Tak seorang pun kecuali orang-orang yang memiliki pengalaman di teater perang kita yang bisa melakukan hal ini. Karena kami tidak ada di sini, pastilah orang Rusia," katanya.

Hamas pada hari Sabtu melancarkan serangan mendadak yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel, menjebol blokade dari Jalur Gaza yang didukung oleh rentetan roket. Serangan spektakuler yang menewaskan 1.200 orang itu diberi nama Operasi Badai al-Aqsa.

Israel membalasnya dengan rentetan serangan udara ke Gaza setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan perang dengan Hamas. Perang ini mengakibatkan lebih dari 1.000 warga Palestina tewas dan ribuan lainnya terluka.
(mas)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1452 seconds (0.1#10.140)