Ancaman Perang Baru di Eropa, Serbia Siagakan Ribuan Tentara di Perbatasan Kosovo
loading...
A
A
A
PRISTINA - Amerika Serikat (AS) sedang memantau penempatan militer Serbia di sepanjang perbatasan Kosovo yang mengganggu stabilitas wilayah tersebut. Gedung Putih dan menyerukan penarikan pasukan Serbia karena khawatir akan terjadi perang baru di Eropa.
Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan kepada wartawan bahwa pasukan penjaga perdamaian Kosovo akan meningkatkan kehadiran pasukan NATO di Kosovo utara sebagai akibat dari ketegangan tersebut.
Penyiagaan militer Serbia itu setelah polisi Kosovo melawan sekitar 30 orang Serbia bersenjata lengkap yang menyerbu desa Banjska di Kosovo Minggu (24/9/2023) dan membarikade diri mereka di sebuah biara Ortodoks Serbia. Tiga penyerang dan satu petugas polisi tewas.
Baku tembak tersebut telah menimbulkan kekhawatiran internasional baru mengenai stabilitas di Kosovo, yang mayoritas berpenduduk etnis Albania dan mendeklarasikan kemerdekaan dari Serbia pada tahun 2008 setelah pemberontakan gerilya dan intervensi NATO pada tahun 1999.
Kirby mengatakan serangan itu bukan serangan acak dan jumlah jenis senjata yang ditemukan merupakan ancaman tidak hanya bagi personel Kosovo tetapi juga personel internasional, termasuk pasukan NATO.
“Semua orang yang terlibat dalam serangan ini harus diadili,” katanya. Dia meminta pihak berwenang Serbia untuk membantu penyelidikan atas apa yang terjadi.
Kirby menyebut "pengerahan militer Serbia dalam jumlah besar di sepanjang perbatasan Kosovo" merupakan perkembangan yang tidak stabil dan meminta Serbia untuk menarik pasukannya dan berkontribusi dalam menurunkan ketegangan.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken sebelumnya pada hari Jumat berbicara dengan presiden Serbia melalui telepon untuk menyampaikan kekhawatiran AS. Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan berbicara dengan perdana menteri Kosovo untuk membahas kejadian tersebut dan menekankan pentingnya dialog.
Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan kepada wartawan bahwa pasukan penjaga perdamaian Kosovo akan meningkatkan kehadiran pasukan NATO di Kosovo utara sebagai akibat dari ketegangan tersebut.
Penyiagaan militer Serbia itu setelah polisi Kosovo melawan sekitar 30 orang Serbia bersenjata lengkap yang menyerbu desa Banjska di Kosovo Minggu (24/9/2023) dan membarikade diri mereka di sebuah biara Ortodoks Serbia. Tiga penyerang dan satu petugas polisi tewas.
Baku tembak tersebut telah menimbulkan kekhawatiran internasional baru mengenai stabilitas di Kosovo, yang mayoritas berpenduduk etnis Albania dan mendeklarasikan kemerdekaan dari Serbia pada tahun 2008 setelah pemberontakan gerilya dan intervensi NATO pada tahun 1999.
Kirby mengatakan serangan itu bukan serangan acak dan jumlah jenis senjata yang ditemukan merupakan ancaman tidak hanya bagi personel Kosovo tetapi juga personel internasional, termasuk pasukan NATO.
“Semua orang yang terlibat dalam serangan ini harus diadili,” katanya. Dia meminta pihak berwenang Serbia untuk membantu penyelidikan atas apa yang terjadi.
Kirby menyebut "pengerahan militer Serbia dalam jumlah besar di sepanjang perbatasan Kosovo" merupakan perkembangan yang tidak stabil dan meminta Serbia untuk menarik pasukannya dan berkontribusi dalam menurunkan ketegangan.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken sebelumnya pada hari Jumat berbicara dengan presiden Serbia melalui telepon untuk menyampaikan kekhawatiran AS. Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan berbicara dengan perdana menteri Kosovo untuk membahas kejadian tersebut dan menekankan pentingnya dialog.
(ahm)