Putin Kecam Keras Taipan yang Melarikan Diri ke Israel

Rabu, 13 September 2023 - 07:29 WIB
loading...
Putin Kecam Keras Taipan...
Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan Anatoly Chubais. Foto/sputnik/REUTERS
A A A
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan mantan pimpinan perusahaan Rusnano yang didanai negara, Anatoly Chubais, mungkin pindah ke Israel karena kekhawatiran akan konsekuensi hukum atas penyimpangan keuangan.

Berbicara di Forum Ekonomi Timur di Vladivostok pada Selasa (12/9/2023), Putin mengatakan dia telah diperlihatkan foto Chubais, “di mana dia bukan lagi Anatoly Borisovich, tetapi Moysha Israelevich, yang tinggal di suatu tempat di sana.”

“Untuk apa dia melakukan ini, saya tidak mengerti. Kenapa dia melarikan diri?” ujar presiden bertanya secara retoris.

Dia berpendapat alasan Chubais keluar negeri adalah karena dugaan adanya “lubang keuangan besar” di Rusnano, perusahaan yang dipimpinnya selama 12 tahun.

Putin mencatat saat ini tidak ada kasus pidana terkait dengan dugaan penyimpangan keuangan, namun mungkin Chubais khawatir beberapa kasus akan muncul.

“Pengusaha tersebut jelas tidak unggul dalam memimpin perusahaan besar yang diciptakan untuk mengembangkan nanoteknologi, setidaknya dari perspektif ekonomi (dan) keuangan,” papar Putin.



Ketika ditanya TASS mengenai tanggapan terhadap pernyataan tersebut, Chubais mengatakan dia “lebih suka tidak mengomentari apa pun yang dikatakan (Presiden Vladimir Putin).”

Chubais menduduki sejumlah jabatan senior di bawah mantan Presiden Boris Yeltsin, termasuk menteri keuangan.

Dia memimpin Rusnano dari tahun 2008 hingga 2020, sebelum menjadi perwakilan khusus Putin yang mengoordinasikan hubungan dengan organisasi internasional.

Maret lalu, segera setelah dimulainya kampanye militer Rusia melawan Ukraina, beberapa media Barat melaporkan Chubais telah meninggalkan negara tersebut.

Putin secara resmi memecatnya dari tugasnya pada akhir bulan yang sama. Pada Mei ini, beberapa media Israel mengklaim Chubais dan istrinya telah meminta izin tinggal jangka panjang di negara Timur Tengah tersebut.

Putin juga menuding salah satu pendiri raksasa teknologi Rusia Yandex, Arkady Volozh, yang telah tinggal di Israel sejak 2015 dan belum mengunjungi Rusia sejak konflik dengan Ukraina pecah.

Pemimpin Rusia tersebut mengatakan meskipun masyarakat mempunyai hak untuk tinggal di mana pun mereka mau, mereka harus menghormati negara tempat mereka terkenal.

Putin menggambarkan Volozh sebagai orang yang “berbakat” dan mendoakan yang terbaik untuknya, meskipun pengusaha teknologi itu bulan lalu mengkritik tindakan Moskow di Ukraina.

Namun, presiden menambahkan, “Jika seseorang telah mengenyam pendidikan dan mencapai kesuksesan di Rusia, mereka harus memiliki rasa hati nurani terhadap negara yang memberi mereka segalanya.”
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1555 seconds (0.1#10.140)