Jenderal Rusia: Perang Ukraina Hanya Batu Loncatan untuk Serang Eropa

Minggu, 10 September 2023 - 04:39 WIB
loading...
Jenderal Rusia: Perang...
Seorang jenderal Rusia memandang perang di Ukraina hanya batu loncatan untuk menginvasi Eropa. Foto/REUTERS
A A A
MOSKOW - Seorang jenderal Rusia yang baru dipromosikan oleh Presiden Vladimir Putin pekan ini memandang invasi ke Ukraina hanya sebagai "batu loncatan" untuk perang lebih lanjut dengan Eropa.

Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina sejak 24 Februari 2022, memicu kekhawatiran dari banyak analis bahwa Kremlin mungkin memiliki ambisi lebih besar selain mengambil kendali atas negara tetangganya.

Para komentator dan anggota Parlemen Rusia sering kali memicu kekhawatiran tersebut dengan retorika anti-Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) sepanjang perang—yang secara rutin menyerukan serangan langsung terhadap target-target di Eropa dan bahkan Amerika Serikat.



Pekan ini, Putin menaikkan pangkat Letnan Jenderal Andrey Mordvichev menjadi Kolonel Jenderal. Komandan militer tersebut telah bertugas sebagai komandan Distrik Militer Pusat dan Pengelompokan Pasukan Pusat Rusia di Ukraina.

Dalam wawancara baru-baru ini dengan Russia-1 milik Kremlin, yang klipnya beredar luas di media sosial pada hari Sabtu (9/9/2023), Mordvichev mengatakan dia yakin perang Rusia di Ukraina akan berlangsung cukup lama dan meluas di masa depan.

"Saya pikir masih ada banyak waktu untuk dihabiskan. Tidak ada gunanya membicarakan jangka waktu tertentu. Jika kita berbicara tentang Eropa Timur, yang mana kita harus melakukannya, tentu saja akan lebih lama," kata jenderal itu.

“Ukraina hanyalah batu loncatan?” tanya pewawancara kemudian, seperti dikutip Newsweek.

"Ya, tentu saja. Ini hanyalah permulaan," jawab Mordvichev, yang melanjutkan dengan mengatakan; "Perang tidak akan berhenti di sini."

Menjelang invasi ke Ukraina, Putin mempunyai visi untuk menyusun kembali wilayah Kekaisaran Rusia yang telah lama mati menjadi satu blok terpadu.

Pemimpin Rusia dan sekutunya telah berulang kali mengatakan mereka tidak memandang Ukraina sebagai negara yang merdeka dari Rusia, dan mengatakan bahwa negara berdaulat tersebut harus dikembalikan ke bawah kendali Moskow.

Beberapa sekutu Putin sering melontarkan kemungkinan perluasan invasi Kremlin ke negara-negara NATO, termasuk Polandia dan beberapa negara Eropa Timur lainnya. Para analis mengutip visi presiden Rusia dan saran untuk memperluas perang dari berbagai sekutunya sebagai tanda-tanda yang mengkhawatirkan bahwa Moskow dapat mendorong upaya militernya ke luar Ukraina.

Para pemimpin NATO membela bantuan militer dan kemanusiaan mereka di Ukraina, dengan mengatakan bahwa tujuan mereka adalah untuk mencegah Putin mendorong pasukannya lebih jauh ke barat menuju Eropa.

Negara-negara Eropa Timur, seperti Polandia, adalah salah satu negara yang paling keras membela Ukraina karena para pemimpin mereka khawatir perbatasan mereka akan ditantang oleh pasukan Putin.

Para pemimpin Rusia mengeklaim bahwa invasi Moskowa ke Ukraina merupakan upaya defensif untuk mencegah ekspansi NATO, dan untuk melindungi penutur bahasa Rusia di Ukraina dari "genosida".

Mereka mengeklaim bahwa pemerintahan Kyiv dipimpin oleh Nazi, dan juga mengatakan bahwa Ukraina terlalu mendukung hak-hak LGBTQ+.

Banyak yang menganggap klaim Nazi ini sangat aneh. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky adalah seorang Yahudi dan merupakan penutur asli bahasa Rusia. Selama kampanye pemilu 2019, dia menuai kritik karena aksennya saat berbicara bahasa Ukraina. Pada saat Zelensky menang dan menjabat, perdana menteri Ukraina juga seorang Yahudi.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1104 seconds (0.1#10.140)