AS akan Banjiri Ukraina dengan Bom Tandan dalam Waktu Dekat
loading...

Awak pemeliharaan Angkatan Laut AS dari Skuadron Serangan Angkatan Laut 34 memindahkan senjata yang berisi bom cluster Mark 20 Rockeye II melintasi dek penerbangan kapal induk bertenaga nuklir USS Dwight D Eisenhower di Teluk Persia selama respons AS terh
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) akan mengirimkan lebih banyak bom tandan lagi ke Ukraina dalam waktu dekat untuk mendukung upaya serangan balasan Kiev.
Portal berita AS melaporkan hal itu pada Kamis (7/9/2023), mengutip pejabat AS yang tidak disebutkan namanya.
Tiga pejabat AS mengatakan kepada surat kabar tersebut bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden berencana memasok lebih banyak bom tandan ke Ukraina, dua bulan setelah paket amunisi pertama dikirim ke Kiev.
“Washington tidak merinci berapa banyak bom tandan yang dimasukkan dalam batch pertama dari ratusan ribu bom tandan yang dimiliki Pentagon,” ungkap laporan itu.
Para pejabat AS mengatakan pasukan Ukraina menembakkan sekitar 8.000 peluru artileri per hari, termasuk ratusan bom tandan.
Surat kabar tersebut melaporkan permintaan amunisi Kiev diperkirakan akan meningkat karena banyak unit kini semakin bergantung pada artileri berat untuk mempersiapkan serangan infanteri dibandingkan pertempuran senjata gabungan gaya NATO, yang sulit dikuasai tentara Ukraina.
Pada Juli, pemerintahan Biden mengirimkan paket bantuan militer pertamanya ke Ukraina yang mencakup bom tandan.
Tindakan itu banyak dikritik oleh aktivis hak asasi manusia dan ditentang beberapa anggota parlemen AS.
Bom tandan tidak dilengkapi dengan alat penghancur diri. Menurut data militer AS, 5% hingga 14% amunisi tersebut mungkin tidak meledak sama sekali karena disimpan terlalu lama.
Akibatnya, bom tersebut dapat tergeletak selama bertahun-tahun, seperti halnya ranjau darat, dan menjadi ancaman bagi warga sipil, lama setelah konflik berakhir.
Ukraina meratifikasi Konvensi Ottawa tentang Munisi Tandan pada tahun 2005, yang melarang penggunaan, pengembangan, produksi, perolehan, penimbunan dan pemindahan bom tandan.
Portal berita AS melaporkan hal itu pada Kamis (7/9/2023), mengutip pejabat AS yang tidak disebutkan namanya.
Tiga pejabat AS mengatakan kepada surat kabar tersebut bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden berencana memasok lebih banyak bom tandan ke Ukraina, dua bulan setelah paket amunisi pertama dikirim ke Kiev.
“Washington tidak merinci berapa banyak bom tandan yang dimasukkan dalam batch pertama dari ratusan ribu bom tandan yang dimiliki Pentagon,” ungkap laporan itu.
Para pejabat AS mengatakan pasukan Ukraina menembakkan sekitar 8.000 peluru artileri per hari, termasuk ratusan bom tandan.
Surat kabar tersebut melaporkan permintaan amunisi Kiev diperkirakan akan meningkat karena banyak unit kini semakin bergantung pada artileri berat untuk mempersiapkan serangan infanteri dibandingkan pertempuran senjata gabungan gaya NATO, yang sulit dikuasai tentara Ukraina.
Pada Juli, pemerintahan Biden mengirimkan paket bantuan militer pertamanya ke Ukraina yang mencakup bom tandan.
Tindakan itu banyak dikritik oleh aktivis hak asasi manusia dan ditentang beberapa anggota parlemen AS.
Bom tandan tidak dilengkapi dengan alat penghancur diri. Menurut data militer AS, 5% hingga 14% amunisi tersebut mungkin tidak meledak sama sekali karena disimpan terlalu lama.
Akibatnya, bom tersebut dapat tergeletak selama bertahun-tahun, seperti halnya ranjau darat, dan menjadi ancaman bagi warga sipil, lama setelah konflik berakhir.
Ukraina meratifikasi Konvensi Ottawa tentang Munisi Tandan pada tahun 2005, yang melarang penggunaan, pengembangan, produksi, perolehan, penimbunan dan pemindahan bom tandan.
(sya)
Lihat Juga :