Turki Klaim Operasi Militer 'Perisai Efrat' di Suriah Sukses

Kamis, 30 Maret 2017 - 08:39 WIB
Turki Klaim Operasi Militer Perisai Efrat di Suriah Sukses
Turki Klaim Operasi Militer 'Perisai Efrat' di Suriah Sukses
A A A
ANKARA - Pemerintah Turki mengklaim operasi militer “Euphrates Shield” atau “Perisai Efrat” di Suriah utara sukses. Klaim itu diumumkan Dewan Keamanan Nasional Turki (NSC) sebagai tanda diakhirinya operasi tersebut.

NSC telah menggelar pertemuan pada hari Rabu yang dihadiri oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Menurut NSC, operasi “Perisai Efrat” merupakan operasi militer untuk memberangus kelompok Islamic State atau ISIS di Suriah utara yang berbatasan dengan Turki.

”Telah dicatat bahwa operasi 'Perisai Efrat’ yang dimulai dengan tujuan menjamin keamanan nasional, mencegah ancaman dari Daesh (ISIS) dan kembalinya pengungsi Suriah ke rumah mereka telah berhasil diselesaikan,” kata NSC dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari situs resminya, mgk.gov.tr, Kamis (30/3/2017).

Kesimpulan dari keberhasilan operasi militer itu juga dikonfirmasi oleh Perdana Menteri (PM) Turki Binali Yildirim.

PM Yildrim mengatakan kepada penyiar stasiun NTV bahwa operasi tersebut telah berhasil dan militer Turki akan bertindak lebih lanjut di bawah nama operasi yang berbeda.

Turki meluncurkan operasi “Perisai Efrat” pada 24 Agustus 2016. Tujuannya, untuk membersihkan perbatasan Turki dengan Suriah dari ISIS dan pasukan PYD Kurdi yang dianggap Ankara sebagai kelompok teroris.

Dalam perkembangannya, operasi militer Turki ini diketahui telah mendukung Tentara Pembebasan Suriah (FSA)—pasukan oposisi atau pemberontak Suriah—di lapangan.

Pemerintah Suriah yang dipimpin Presiden Bashar al-Assad telah mengkritik kehadiran pasukan Turki di Suriah utara sebagai tindakan agresi. Suriah bahkan pernah meminta Dewan Keamanan PBB untuk memaksa Turki menarik pasukan invasinya dari Suriah utara.

Pengumuman dari Turki itu soal operasi militernya di Suriah utara itu muncul sehari sebelum Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson mengunjungi Turki. Kunjungan Menlu Tillerson ini kemungkinan akan membahas isu operasi militer di Raqqa dan isu-isu lain soal krisis Suriah.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4740 seconds (0.1#10.140)