Latihan Serangan Nuklir AS pada Korut Bisa Menjadi Perang Nyata
A
A
A
JENEWA - Korea Utara (Korut) pada forum PBB di Jenewa, Selasa kemarin, menghadapi rentetan kecaman atas uji tembak empat rudal balistik terbaru. Namun, Korut membalas kecaman itu dengan memperingatkan bahwa latihan serangan pre-emptive nuklir Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan terhadap Pyongyang bisa menjadi perang nyata.
Peringatan dari Pyongyang itu disampaikan diplomat Korut, Ju Yong Choi, dalam Konferensi Perlucutan Senjata di Jenewa yang disponsori PBB. ”Latihan tahunan yang jadi penyebab utama eskalasi ketegangan bisa berubah menjadi perang yang sebenarnya di semenanjung Korea,” kata Ju.
”Latihan militer bersama yang sedang berlangsung dilakukan dengan mobilisasi tentara besar-besaran, belum pernah terjadi sebelumnya untuk kategori jumlah dan berbagai jenis pasukan strategis termasuk operator nuklir, pesawat pengebom strategis nuklir dan Stealth,” lanjut Ju dalam forum yang dihadiri 61 anggota konferensi.
”Ini tentu akan membahayakan perdamaian dan stabilitas di kawasan dan mendorong situasi di semenanjung Korea ke ambang perang nuklir,” lanjut dia, seperti dikutip Reuters, Rabu (8/3/2017).
Baca Juga: Rezim Kim Jong-un: Semenanjung Korea di Ambang Perang Nuklir
Dalam sesi forum selama 90 menit para diplomat dari berbagai negara seperti China, Inggris, Prancis, Rusia dan AS kompak mengutuk uji tembak empat rudal balistik Korut pada hari Senin. Dari empat rudal balistik yang ditembakkan, tiga di antaranya menghantam perairan zona ekonomi eksklusif (ZEE) Jepang.
Robert Wood, duta perlucutan senjata AS mengecam uji tembak rudal balistik Korut sebagai pelanggaran terbaru dari resolusi Dewan Keamanan PBB. “Program senjata Pyongyang merupakan ancaman yang jelas terhadap keamanan nasional setiap negara di wilayah tersebut,” katanya.
“AS memiliki komitmen ‘berpakaian besi’ untuk membela sekutunya dan latihan militer bersama yang dilakukan dengan Seoul selama lebih dari 40 tahun transparan dan berorientasi pertahanan,” lanjut Wood membela latihan perang gabungan AS dan Korea Selatan yang diprotes Korut.
Peringatan dari Pyongyang itu disampaikan diplomat Korut, Ju Yong Choi, dalam Konferensi Perlucutan Senjata di Jenewa yang disponsori PBB. ”Latihan tahunan yang jadi penyebab utama eskalasi ketegangan bisa berubah menjadi perang yang sebenarnya di semenanjung Korea,” kata Ju.
”Latihan militer bersama yang sedang berlangsung dilakukan dengan mobilisasi tentara besar-besaran, belum pernah terjadi sebelumnya untuk kategori jumlah dan berbagai jenis pasukan strategis termasuk operator nuklir, pesawat pengebom strategis nuklir dan Stealth,” lanjut Ju dalam forum yang dihadiri 61 anggota konferensi.
”Ini tentu akan membahayakan perdamaian dan stabilitas di kawasan dan mendorong situasi di semenanjung Korea ke ambang perang nuklir,” lanjut dia, seperti dikutip Reuters, Rabu (8/3/2017).
Baca Juga: Rezim Kim Jong-un: Semenanjung Korea di Ambang Perang Nuklir
Dalam sesi forum selama 90 menit para diplomat dari berbagai negara seperti China, Inggris, Prancis, Rusia dan AS kompak mengutuk uji tembak empat rudal balistik Korut pada hari Senin. Dari empat rudal balistik yang ditembakkan, tiga di antaranya menghantam perairan zona ekonomi eksklusif (ZEE) Jepang.
Robert Wood, duta perlucutan senjata AS mengecam uji tembak rudal balistik Korut sebagai pelanggaran terbaru dari resolusi Dewan Keamanan PBB. “Program senjata Pyongyang merupakan ancaman yang jelas terhadap keamanan nasional setiap negara di wilayah tersebut,” katanya.
“AS memiliki komitmen ‘berpakaian besi’ untuk membela sekutunya dan latihan militer bersama yang dilakukan dengan Seoul selama lebih dari 40 tahun transparan dan berorientasi pertahanan,” lanjut Wood membela latihan perang gabungan AS dan Korea Selatan yang diprotes Korut.
(mas)