Tak Hanya Diplomat Prancis, Niger Juga Usir Dubes AS, Jerman, dan Nigeria

Sabtu, 26 Agustus 2023 - 22:15 WIB
loading...
Tak Hanya Diplomat Prancis,...
Niger, di bawah kekuasaan pemimpin militer, mengusir duta besar Prancis, AS, Jerman, dan Nigeria. Foto/REUTERS/Mahamadou Hamidou/File Photo
A A A
NIAMEY - Niger, yang sekarang dipimpin penguasa militer, tidak hanya mengusir duta besar (Dubes) Prancis. Tindakan serupa juga dilakukan terhadap Dubes Amerika Serikat (AS), Jerman, dan Nigeria.

Semua diplomat asing itu diberi waktu 48 jam—terhitung sejak hari Jumat—untuk meninggalkan Niger.

Pengusiran para Dubes asing itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan atas ancaman invasi militer oleh blok Afrika Barat atau ECOWAS untuk membatalkan kudeta militer Niger.

Ultimatum terhadap Dubes Perancis dengan cepat ditolak oleh Paris, yang mengulangi pernyataannya bahwa mereka tidak mengakui otoritas penguasa militer Niger.



Tindakan para pejabat militer Niger ini merupakan peningkatan terbaru dalam memburuknya hubungan antara rezim baru di Niamey dan beberapa negara Barat, serta blok ECOWAS di Afrika Barat. Nigeria saat ini memegang jabatan presiden ECOWAS.

Paris telah berulang kali mendukung seruan ECOWAS agar Presiden Mohamed Bazoum yang digulingkan militer pada 26 Juli lalu diangkat kembali ke tampuk kekuasaan.

Dalam surat terpisah kepada pemerintah masing-masing, Kementerian Luar Negeri Niger mengatakan Dubes Perancis, Jerman, Nigeria dan AS harus meninggalkan negara itu dalam waktu 48 jam.

Setiap surat menyatakan bahwa hal itu merupakan tanggapan terhadap penolakan utusan tersebut untuk menanggapi undangan dari kementerian guna pertemuan hari Jumat dan tindakan lain dari pemerintah masing-masing yang bertentangan dengan kepentingan Niger.

Pada Jumat malam, Kementerian Luar Negeri Prancis mengatakan: "Para pelaku kudeta tidak memiliki wewenang untuk mengajukan permintaan ini, persetujuan duta besar hanya berasal dari otoritas terpilih yang sah di Niger."

Perancis memiliki 1.500 tentara yang berbasis di Niger yang telah membantu Bazoum dalam memerangi pasukan jihadis yang telah aktif di negara tersebut selama bertahun-tahun, sementara Amerika Serikat memiliki sekitar 1.000 personel militer di negara tersebut.

Sebelumnya pada hari Jumat, blok ECOWAS mendesak para pemimpin kudeta di Niger untuk mempertimbangkan kembali posisi mereka dan mendorong kembalinya pemerintahan sipil, dengan ancaman kekerasan masih “sangat mungkin terjadi”.

Sementara para jenderal yang menggulingkan Bazoum menyerukan masa transisi selama tiga tahun, ECOWAS menuntut segera kembalinya tatanan konstitusional.

Dengan banyaknya delegasi yang berdatangan ke Niamey, ECOWAS mengatakan perundingan tetap menjadi prioritasnya ketika para menteri pertahanan mempersiapkan misi siaga untuk kemungkinan “penggunaan kekuatan yang sah” guna memulihkan demokrasi jika diperlukan.

“Bahkan sekarang, belum terlambat bagi militer untuk mempertimbangkan kembali tindakannya dan mendengarkan alasan karena para pemimpin regional tidak akan membiarkan kudeta,” kata presiden komisi ECOWAS Omar Alieu Touray kepada wartawan di Abuja, seperti dikutip AFP, Sabtu (26/8/2023).

“Masalah sebenarnya adalah tekad masyarakat untuk menghentikan spiral kudeta di wilayah tersebut.”

ECOWAS telah menerapkan sanksi terhadap Niger untuk menekan rezim baru.

Kudeta Niger telah meningkatkan ketegangan di wilayah Sahel, di mana tiga negara lainnya telah jatuh ke dalam pemberontakan militer sejak tahun 2020, dan kelompok jihadis menguasai sebagian besar wilayah tersebut.

Para pemimpin ECOWAS sudah melakukan negosiasi dengan pemerintahan militer di Mali, Burkina Faso dan Guinea yang semuanya berupaya menuju transisi menuju demokrasi setelah kudeta yang mereka lakukan.

Setelah awalnya menolak keras, penguasa baru Niger mengatakan mereka tetap terbuka untuk melakukan negosiasi.

Namun mereka telah mengirimkan pesan yang beragam, termasuk ancaman untuk menuntut Bazoum—yang masih ditahan di kediaman resmi bersama keluarganya—dengan tuduhan makar.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Trump Rayakan 100 Hari...
Trump Rayakan 100 Hari Pertama Masa Jabatannya dengan Rapat Umum di Michigan
Trump Ingin Jadi Paus...
Trump Ingin Jadi Paus Berikutnya, Gantikan Fransiskus Pimpin Gereja Katolik
Kenapa Alaska Dijual...
Kenapa Alaska Dijual Rusia ke Amerika Serikat?
Houthi Akui Serang Kapal...
Houthi Akui Serang Kapal Induk AS Harry S Truman di Laut Merah
3 Fakta Pembunuhan Muslim...
3 Fakta Pembunuhan Muslim di Prancis yang Gegerkan Dunia, Pemicunya Islamofobia?
Kronologi Kapal Induk...
Kronologi Kapal Induk AS Mengelak dari Serangan Houthi Bikin Jet Tempur F/A-18 Jatuh ke Laut
Elon Musk: Drone Murah...
Elon Musk: Drone Murah China Bisa Hancurkan Jet Tempur Siluman F-35 AS dalam Hitungan Detik
Siapa Pierbattista Pizzaballa?...
Siapa Pierbattista Pizzaballa? Calon Kuat Penerus Paus Fransiskus yang Berani Bela Gaza dari Zionis Israel
Tegang! Jet Tempur Pakistan...
Tegang! Jet Tempur Pakistan Usir Pesawat Militer Rafale India di Atas Kashmir
Rekomendasi
Perkuat Ekonomi Rakyat,...
Perkuat Ekonomi Rakyat, Kemenkop Percepat Pembentukan Koperasi Merah Putih di Jatim
Liburan ke Urla Turki,...
Liburan ke Urla Turki, Perjalanan Sempurna Tak Terlupakan Bersama Ibu
Bank Dunia: 172 Juta...
Bank Dunia: 172 Juta Rakyat Indonesia Hidup Susah, Kemiskinan Tertinggi Kedua di ASEAN
Berita Terkini
Iran Gantung Agen Mossad...
Iran Gantung Agen Mossad yang Membunuh Pejabat IRGC dan Menyerang Fasilitas Nuklir
11 menit yang lalu
Hotel di Jepang Minta...
Hotel di Jepang Minta Turis Israel Tandatangani Pernyataan Tidak Terlibat Kejahatan Perang
55 menit yang lalu
600 Tentara Korea Utara...
600 Tentara Korea Utara Mati Sia-sia, Jenazahnya Dikremasi di Rusia
2 jam yang lalu
5 Alasan Mahathir Mohammad...
5 Alasan Mahathir Mohammad Membenci Singapura, Salah Satunya Hidup dalam Bayang-bayang Lee Kuan Yew
3 jam yang lalu
3 Penyebab Kapal China...
3 Penyebab Kapal China Muncul di Perairan Filipina, Salah Satunya Berkaitan dengan AS
3 jam yang lalu
Luka dan Dendam Masih...
Luka dan Dendam Masih Membara di Benak Rakyat Suriah, Makam Ayah Bashar Al Assad Dibongkar dan Jenazahnya Dicuri
4 jam yang lalu
Infografis
Iran: 2 Kapal Induk...
Iran: 2 Kapal Induk Nuklir AS Tak akan Berani Menyerang!
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved