Orang Terkaya di Rusia Diselidiki dalam Kasus Korupsi
loading...
A
A
A
MOSKOW - Kantor Kejaksaan Agung mengajukan gugatan kasus korupsi terhadap orang terkaya Rusia Andrey Melnichenko. Kabar itu berdasarkan dokumen dari pengadilan di kota Krasnoyarsk, Siberia.
Kejaksaan membahas masalah ini di pengadilan pada Kamis pekan lalu, meskipun media Rusia hanya melaporkan perkembangannya pada Sabtu (19/8/2023).
Melnichenko, yang memperoleh kekayaan dari perusahaan-perusahaan seperti produksi pupuk dan pertambangan batu bara, saat ini menduduki puncak daftar Forbes Rusia, dengan perkiraan kekayaan sebesar USD25,2 miliar.
Outlet berita RBK, mengutip sumber informasi, melaporkan gugatan tersebut berkaitan dengan aset sektor energi yang, menurut jaksa, diperoleh Melnichenko dari perusahaan yang terkait dengan Mikhail Abyzov, pengusaha dan mantan menteri di kabinet Rusia yang mengawasi proyek Open Government antara tahun 2012 dan 2018.
Abyzov ditahan pada 2019 dan saat ini sedang menunggu persidangan atas tuduhan penggelapan lebih dari USD62 juta pada 2011 dari pemegang saham dua perusahaan energi di Wilayah Novosibirsk Rusia.
Menurut teks gugatan, yang dipublikasikan di saluran Telegram SovetBezRynka, jaksa penuntut sedang mengupayakan pemulihan aset Perusahaan Energi Siberia (SIBEKO) yang berbasis di Novosibirsk dari Melnichenko, demi kepentingan negara Rusia.
Sebagai bagian dari penyelidikan kasus Abyzov, telah diperoleh data yang menunjukkan telah terjadi pelanggaran undang-undang antikorupsi oleh Melnichenko dan badan hukum di bawah kendalinya selama transaksi akuisisi saham SIBEKO, menurut gugatan tersebut.
“Melnichenko telah menyetujui pembelian saham pengendali di SIBEKO dengan Abyzov selama pertemuan yang mereka lakukan di Siprus pada Februari 2018,” menurut dokumen gugatan itu.
Berdasarkan gugatan tersebut, kedua pria yang disebut-sebut menjaga “hubungan persahabatan informal” tersebut membuat skema agar Abyzov bisa menyembunyikan keterlibatannya dalam penjualan SIBEKO.
Jaksa berpendapat kesepakatan tersebut merupakan “perilaku tidak jujur” yang dilakukan pihak-pihak yang mengadakan kontrak, yang memberikan dasar bagi semua aset yang terlibat dalam “transaksi anti-sosial” untuk disita oleh negara.
Perwakilan Melnichenko mengkonfirmasi kepada media Rusia bahwa tuntutan hukum telah diajukan terhadap miliarder tersebut namun menahan diri untuk memberikan komentar lebih lanjut.
Sidang pendahuluan di Pengadilan Krasnoyarsk dijadwalkan pada 7 September.
Kejaksaan membahas masalah ini di pengadilan pada Kamis pekan lalu, meskipun media Rusia hanya melaporkan perkembangannya pada Sabtu (19/8/2023).
Melnichenko, yang memperoleh kekayaan dari perusahaan-perusahaan seperti produksi pupuk dan pertambangan batu bara, saat ini menduduki puncak daftar Forbes Rusia, dengan perkiraan kekayaan sebesar USD25,2 miliar.
Outlet berita RBK, mengutip sumber informasi, melaporkan gugatan tersebut berkaitan dengan aset sektor energi yang, menurut jaksa, diperoleh Melnichenko dari perusahaan yang terkait dengan Mikhail Abyzov, pengusaha dan mantan menteri di kabinet Rusia yang mengawasi proyek Open Government antara tahun 2012 dan 2018.
Abyzov ditahan pada 2019 dan saat ini sedang menunggu persidangan atas tuduhan penggelapan lebih dari USD62 juta pada 2011 dari pemegang saham dua perusahaan energi di Wilayah Novosibirsk Rusia.
Menurut teks gugatan, yang dipublikasikan di saluran Telegram SovetBezRynka, jaksa penuntut sedang mengupayakan pemulihan aset Perusahaan Energi Siberia (SIBEKO) yang berbasis di Novosibirsk dari Melnichenko, demi kepentingan negara Rusia.
Sebagai bagian dari penyelidikan kasus Abyzov, telah diperoleh data yang menunjukkan telah terjadi pelanggaran undang-undang antikorupsi oleh Melnichenko dan badan hukum di bawah kendalinya selama transaksi akuisisi saham SIBEKO, menurut gugatan tersebut.
“Melnichenko telah menyetujui pembelian saham pengendali di SIBEKO dengan Abyzov selama pertemuan yang mereka lakukan di Siprus pada Februari 2018,” menurut dokumen gugatan itu.
Berdasarkan gugatan tersebut, kedua pria yang disebut-sebut menjaga “hubungan persahabatan informal” tersebut membuat skema agar Abyzov bisa menyembunyikan keterlibatannya dalam penjualan SIBEKO.
Jaksa berpendapat kesepakatan tersebut merupakan “perilaku tidak jujur” yang dilakukan pihak-pihak yang mengadakan kontrak, yang memberikan dasar bagi semua aset yang terlibat dalam “transaksi anti-sosial” untuk disita oleh negara.
Perwakilan Melnichenko mengkonfirmasi kepada media Rusia bahwa tuntutan hukum telah diajukan terhadap miliarder tersebut namun menahan diri untuk memberikan komentar lebih lanjut.
Sidang pendahuluan di Pengadilan Krasnoyarsk dijadwalkan pada 7 September.
(sya)