Taiwan Kirim Peringatan Bahaya Corona Desember, tapi Diremehkan WHO

Selasa, 14 April 2020 - 15:34 WIB
loading...
Taiwan Kirim Peringatan...
Salinan email peringatan bahaya virus corona baru di Wuhan, China, yang dikirim Taiwan ke WHO pada Desember 2019. Foto/Twitter @MOHW_Taiwan
A A A
TAIPEI - Pemerintah Taiwan sudah mengirim peringatan ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang bahaya virus corona baru pada Desember 2019. Namun, organisasi itu ternyata mengabaikan dan bahkan meremehkan informasi penting tersebut.

Sebagai bukti, Taipei merilis email peringatan yang dikirim kala itu. Email itulah yang membuat WHO menuai kecaman.

Dalam email itu, WHO diperingatkan bahwa virus corona baru yang kini secara resmi bernama COVID-19 berpotensi menular antar-manusia.

Taiwan—pulau yang memerintah sendiri namun ditentang dan tetap diklaim China sebagai provinsinya yang membangkang—menuduh WHO meremehkan tingkat keparahan dan penyebaran virus corona dalam upaya menjadi calo ke China bahkan setelah Taiwan membunyikan alarm tentang setidaknya tujuh kasus pneumonia atipikal yang mereka ketahui di Wuhan di mana virus itu berasal.

Ketika ditanya media tentang kasus-kasus virus corona, Taiwan menjawab; "Otoritas kesehatan China mengatakan kasus-kasus itu diyakini bukan SARS; namun sampel masih dalam pemeriksaan, dan kasus-kasus telah diisolasi untuk perawatan."

Jawaban itu juga muncul dalam email yang dikirim oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Taiwan kepada WHO tertanggal 31 Desember 2019.
"Saya akan sangat menghargainya jika Anda memiliki informasi yang relevan untuk dibagikan kepada kami," bunyi penggalam email tersebut, seperti dikutip Fox News, Selasa (14/4/2020).Taiwan terletak sekitar 80 mil di lepas pantai China, tetapi telah mendeklarasikan dirinya sebagai negara merdeka selama lebih dari 70 tahun. China, bagaimanapun, telah menolak untuk mengakui kedaulatan Taiwan dan secara konsisten berjuang untuk membawa pulau itu kembali di bawah kendali Beijing.

Akibatnya, China telah berhasil membujuk WHO untuk mengeluarkan Taiwan dari organisasi kesehatan tersebut.

WHO membantah bahwa Taiwan pernah memberi tahu mereka tentang kemungkinan penyebaran virus dari orang ke orang. Tetapi CDC Taiwan mengatakan bahwa karena mereka secara khusus menyebutkan "pneumonia atipikal"—yang mengingatkan pada SARS, yang ditularkan antara kontak manusia—profesional kesehatan masyarakat dapat membedakan dari kata-kata ini."Bahwa ada kemungkinan nyata penularan penyakit manusia ke manusia," kata CDC Taiwan dalam siaran pers.

"Namun, karena pada saat itu belum ada kasus penyakit di Taiwan, kami tidak dapat menyatakan secara langsung dan meyakinkan bahwa telah terjadi penularan dari manusia ke manusia," lanjut CDC Taiwan.

Taiwan mengatakan bahwa WHO dan CDC China menolak untuk memberikan informasi yang memadai yang dapat berpotensi mempersiapkan pemerintah untuk menghadapi dampak virus lebih cepat.

WHO mengabaikan peringatan dari Taiwan dan terus mengulangi kembali poin pembicaraan yang terkesan menyalahkan China. Organisasi itu menyatakan bahwa tidak ada bukti penularan dari manusia ke manusia dari patogen baru bahkan hingga 14 Januari.

Selain itu, WHO gagal mengamanatkan bahwa pejabat China berbagi jenis virus yang akan memungkinkan tes diagnostik telah diproduksi secara signifikan lebih awal di seluruh dunia.

Ketegangan antara Taiwan dan WHO telah menyebabkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mempertimbangkan untuk menarik dana kontribusi untuk organisasi tersebut. Amerika memang tercatat sebagai donator terbesar WHO.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
4 Isi Gencatan Rusia...
4 Isi Gencatan Rusia dan Ukraina yang Diajukan AS, Tidak Ada Perang Selama 30 Hari
3 Negara yang Senang...
3 Negara yang Senang Jika Amerika Serikat Tinggalkan NATO, Siapa Saja?
Hamas Senang Trump Cabut...
Hamas Senang Trump Cabut Rencana AS Usir Warga Gaza
Ciptakan 22 Karyawan...
Ciptakan 22 Karyawan Palsu, Manajer HRD Ini Korupsi Rp36,2 Miliar
Ukraina Kehabisan Rudal...
Ukraina Kehabisan Rudal ATACMS Amerika untuk Melawan Rusia
Trump Peringatkan Putin:...
Trump Peringatkan Putin: Menolak Gencatan Senjata Akan Sangat Menghancurkan bagi Rusia
Donald Trump: Tidak...
Donald Trump: Tidak Ada yang Mengusir Rakyat Palestina dari Gaza
Jakarta Masuk Puncak...
Jakarta Masuk Puncak Daftar Kota Dunia yang Akan Hadapi Banjir Dahsyat
Ukraina Setuju Gencatan...
Ukraina Setuju Gencatan Senjata 30 Hari, Ini Respons Rusia
Rekomendasi
PSI Yakin Ada Alasan...
PSI Yakin Ada Alasan Kuat di Balik Penundaan Pengangkatan CPNS dan PPPK
Rinnai Indonesia Luncurkan...
Rinnai Indonesia Luncurkan Smart HOB RB-A2660G(B), Dilengkapi Teknologi Automatic Menu
Ketika Prabowo Cari...
Ketika Prabowo Cari Jaksa Agung: Nggak Hadir Ya, Lagi Ngejar-ngejar Orang
Berita Terkini
Mahkamah Internasional...
Mahkamah Internasional Gelar Sidang Terbuka Kewajiban Israel di Wilayah Palestina yang Diduduki
38 menit yang lalu
Bosnia Buru Presiden,...
Bosnia Buru Presiden, Perdana Menteri dan Ketua Parlemen Republika Srpska
1 jam yang lalu
Penjualan Mobil Anjlok,...
Penjualan Mobil Anjlok, Volkswagen akan Produksi Senjata dan Peralatan Militer
2 jam yang lalu
Putin Kunjungi Wilayah...
Putin Kunjungi Wilayah Kursk Rusia, Seru Militer Kalahkan Ukraina Secepatnya
3 jam yang lalu
4 Isi Gencatan Rusia...
4 Isi Gencatan Rusia dan Ukraina yang Diajukan AS, Tidak Ada Perang Selama 30 Hari
3 jam yang lalu
3 Negara yang Senang...
3 Negara yang Senang Jika Amerika Serikat Tinggalkan NATO, Siapa Saja?
4 jam yang lalu
Infografis
Ini Keterangan WHO Soal...
Ini Keterangan WHO Soal Mutasi Virus Corona di Inggris
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved