AS Otak di Balik Lengsernya Imran Khan dari Kursi PM Pakistan?

Kamis, 10 Agustus 2023 - 08:29 WIB
loading...
AS Otak di Balik Lengsernya Imran Khan dari Kursi PM Pakistan?
AS dilaporkan menekan Pakistan untuk melengserkan Imran Khan dari kursi perdana menteri karena memilih netral dalam konflik di Ukraina. Foto/Capital Movement
A A A
WASHINGTON - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) menekan Pakistan untuk mencopot perdana menterinya yang populer, Imran Khan, tahun lalu karena memilih netral terkait konflik di Ukraina.

Begitu laporan The Intercept yang mengutip kabel diplomatik rahasia yang diperoleh dari sumber militer Pakistan.

Telegram tersebut mendokumentasikan pertemuan antara pejabat Departemen Luar Negeri AS dan duta besar Pakistan untuk AS pada 7 Maret 2022.

“Orang-orang di sini dan di Eropa sangat prihatin tentang mengapa Pakistan mengambil posisi netral yang begitu agresif di Ukraina," Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Biro Urusan Asia Selatan dan Tengah Donald Lu memperingatkan mitranya dari Pakistan dalam kabel diplomatik itu, menyalahkan PM sendirian untuk kebijakan yang dianggap menganggu itu seperti dikutip dari RT, Kamis (10/8/2023).



Sementara Duta Besar Asad Majeed Khan mencoba untuk mengoreksi Amerika, menunjukkan bahwa posisi Pakistan di Ukraina dibagi di seluruh pemerintah, Lu membalas bahwa perilaku Khanlah yang menjadi masalah.

"Tetapi jika mosi tidak percaya melawan Perdana Menteri berhasil, semua akan dimaafkan di Washington,” ucapnya.

"Jika tidak, saya pikir akan sulit untuk maju,” ancamnya, menambahkan bahwa Eropa akan mengikuti jejak AS dalam isolasi perdana menteri.

Duta Besar Khan merefleksikan dalam catatannya bahwa ancaman tersebut tampaknya datang langsung dari Gedung Putih dan menyarankan tanggapan diplomatik yang kuat.

Khan, yang tampaknya memperoleh salinan telegram tersebut dalam minggu-minggu setelah pertemuan tersebut, menunjuk AS sebagai direktur pemecatannya setelah dia dicopot menyusul mosi tidak percaya April lalu – seperti yang disarankan Lu.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1277 seconds (0.1#10.140)