Ranjau Darat Rusia Paling Ditakuti Tentara Ukraina

Jum'at, 28 Juli 2023 - 03:41 WIB
loading...
Ranjau Darat Rusia Paling...
Tentara Rusia menanam ribuan ranjau darat untuk mematahkan serangan Ukraina. Foto/Reuters
A A A
KYIV - Tentara Rusia menyiapkan ribuan ranjau darat yang dipasang di garda depan wilayah yang didudukinya. Itu bertujuan untuk menghambat pergerakan tentara Ukraina yang hendak melakukan serangan balasan.

Strategi pemasangan ranjau darat itu bisa dikatakan sukses menghambat pergerakan tentara Ukraina ke wilayah yang diduduki Rusia. Ribuan tentara Ukraina tewas karena menginjak ranjau atau kendaraan tempurnya melintasi ranjau.

Karenanya, Ukraina memperkuat dan menambah pasukan penyapu ranjau. Mereka kini memiliki tugas berat dan penting untuk membersihkan ranjau.

Para penyapu ranjau tersebut terus melakukan latihan pembersihan ranjau di tenggara Ukraina minggu ini, sebuah tugas yang terbukti penting tetapi dengan susah payah lambat ketika pasukan Ukraina mencoba untuk menyerang pasukan Rusia.

Para tentara penyapu ranjau menguraikan tantangan yang mereka hadapi di medan perang, menawarkan wawasan tentang mengapa serangan balasan sejauh ini berjalan lambat.

Ditugaskan untuk membersihkan puluhan ribu ranjau Rusia, para tentara penyapu harus khawatir tentang jebakan, bom, dan serangan mortir. Menggunakan detektor logam seringkali sia-sia karena banyaknya pecahan peluru dari persenjataan yang tidak meledak berserakan.



"Ranjau menghentikan kecepatan gerak maju karena kami harus bekerja dengan sangat hati-hati," kata Oleksandr, salah satu tentara penyapu dari sejumlah pelatihan penjinak ranjau di sebuah lokasi di wilayah tenggara Zaporizhzhia yang menurut militer Kyiv tidak diungkapkan kepada Reuters.

Oleksandr, yang menggunakan tanda panggil Ahli Agronomi, mengatakan standar NATO memungkinkan satu orang untuk maju tujuh meter persegi dalam waktu empat jam.

"Bisakah kamu bayangkan itu? Namun, bukan itu masalahnya di sini," dia berkata.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2401 seconds (0.1#10.140)