Anaknya Ditahan Korut, Ini Curhat Ibu Tentara AS

Rabu, 19 Juli 2023 - 16:21 WIB
loading...
Anaknya Ditahan Korut,...
Seorang tentara AS diyakini ditahan di Korea Utara setelah melintasi perbatasan dari Korea Selatan saat tur. Foto/Ilustrasi
A A A
WASHINGTON - Ibu dari seorang tentara Amerika Serikat (AS) yang diyakini berada dalam tahanan Korea Utara (Korut) buka suara. Ia menginginkan sang anak pulang.

Prajurit Dua (Prada) Travis T. King dilaporkan telah menyeberang ke Korut saat tur orientasi Area Keamanan Bersama (JSA). Ia pun menghadapi hukuman indispliner oleh militer AS karena telah menyeberang ke negara tertutup itu.

Ibunya Claudine Gates mengatakan dia terkejut ketika mendengar putranya berada di Korea Utara.

"Aku tidak bisa melihat Travis melakukan hal seperti itu," katanya kepada ABC News seperti dilansir dari Sky News, Rabu (19/7/2023).

Gates mengatakan bahwa pihak Angkatan Darat AS mengatakan kepadanya pada Selasa pagi bahwa putranya telah menyeberang ke Korut. Ia mengaku terakhir mendengar kabar dari putranya beberapa hari yang lalu, ketika dia mengatakan kepadanya bahwa dia akan segera kembali ke markasnya di Fort Bliss.

Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa dia hanya ingin putranya pulang.

Insiden ini telah menciptakan krisis baru bagi Washington dalam berurusan dengan negara bersenjata nuklir itu.

King menyeberang setelah mengikuti tur orientasi JSA, yang merupakan bagian dari zona demiliterisasi 160 mil yang memisahkan Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara.

Angkatan Darat AS mengatakan tentara itu dengan sengaja dan tanpa izin melintasi Garis Demarkasi Militer ke Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK), nama resmi dari Korut.



Mengutip sumber militer, media Korsel melaporkan, pria itu bersama sekelompok pengunjung, termasuk warga sipil, ke desa gencatan senjata Panmunjom ketika dia tiba-tiba melesat melewati garis bata yang menandai perbatasan.

Dua pejabat AS, yang berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan prajurit itu akan menghadapi hukuman indisipliner oleh militer AS.

Namun, para pejabat itu juga mengatakan kepada Reuters tidak jelas mengapa tentara itu melarikan diri ke Korut.

"Dia telah selesai menjalani hukuman di Korea Selatan karena melanggar aturan yang tidak ditentukan dan kembali ke unit asalnya di AS," kata dua pejabat.

Seorang pejabat mengatakan prajurit itu tidak berada dalam tahanan militer AS pada saat dia memutuskan untuk melarikan diri, dan tampaknya dia membuat keputusan yang mengejutkan untuk bergabung dalam tur sipil ke zona demiliterisasi.

Tidak jelas berapa lama pihak berwenang Korut akan menahan prajurit itu, tetapi para analis mengatakan insiden itu bisa menjadi propaganda berharga bagi negara yang terisolasi itu.

AS melarang warganya memasuki Korut - negara totaliter terkenal yang dijalankan oleh Kim Jong-un di mana jutaan orang hidup dalam kelaparan dan kemiskinan.

“Secara historis, Korea Utara menahan orang-orang ini selama berminggu-minggu, jika tidak berbulan-bulan, untuk tujuan propaganda, terutama jika ini adalah tentara AS, sebelum pengakuan dan permintaan maaf yang dipaksakan,” kata Victor Cha, mantan pejabat AS dan pakar Korea di Center for Studi Strategis dan Internasional.

"Kadang-kadang juga diperlukan seorang pejabat atau mantan pejabat Amerika untuk pergi ke sana untuk mendapatkan pembebasan," tambahnya.



Sementara itu Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan pada jumpa pers: "Ada banyak hal yang masih kami coba pelajari.

"Kami percaya bahwa dia berada dalam tahanan (Korea Utara) jadi kami memantau dan menyelidiki situasinya dengan cermat dan bekerja untuk memberi tahu kerabat terdekat tentara tersebut."

Austin juga mengatakan kekhawatiran utamanya adalah keselamatan prajurit.

Sementara itu, juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan para pejabat AS di Pentagon, Departemen Luar Negeri dan Perserikatan Bangsa-Bangsa semuanya bekerja untuk memastikan lebih banyak informasi dan menyelesaikan situasi ini.

"Kami berada di tahap awal," katanya, seraya menambahkan bahwa perhatian utama adalah menentukan keselamatan prajurit tersebut.

Penyeberangan tentara AS ini terjadi saat Semenanjung Korea diselimuti ketegangan tinggi, dengan kedatangan kapal selam rudal balistik bersenjata nuklir AS di Korsel untuk kunjungan yang jarang terjadi.

Langkah tersebut dipandang sebagai peringatan bagi Korut atas aktivitas militernya sendiri. Negara tertutup itu telah menguji rudal yang semakin kuat yang mampu membawa hulu ledak nuklir, termasuk rudal balistik antarbenua berbahan bakar padat baru yang diluncurkan minggu lalu.

Mereka menembakkan rudal balistik lain ke laut dekat Jepang pada hari Selasa, kantor berita Korea Selatan Yonhap melaporkan, mengutip militer Korea Selatan.
(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1807 seconds (0.1#10.140)