4 Alasan Finlandia dan Swedia Tertarik Gabung NATO, Salah Satunya Takut pada Rusia
loading...
A
A
A
Mereka beranggapan bahwa Moskow saat ini bisa saja menjadi seperti Uni Soviet yang dulu berstatus negara adikuasa dan kerap menimbulkan perang.
Finlandia dan Swedia telah lama menjadi negara yang netral. Alih-alih berpihak ke salah satu blok, mereka sebelumnya mengambil kebijakan non-blok militer.
Namun mereka menganggap kebijakan non-blok tidak bertahan di masa mendatang. Alhasil, kedua negara itu terpaksa mencari mitra militer yang lebih kuat. Pilihannya tertuju pada NATO.
NATO dipilih karena memiliki komitmen untuk para anggota serta mitranya.
Dengan gabung NATO, Finlandia dan Swedia akan mendapat payung bantuan Pasal 5 yang menjamin serangan terhadap satu anggota akan dianggap sebagai serangan terhadap keseluruhan NATO.
Ketika mendapat pengajuan anggota baru, NATO memiliki keterbukaan yang cukup fleksibel. Hanya saja, calon anggota baru harus mendapat persetujuan dari seluruh anggota tanpa terkecuali.
Pada kasus Finlandia dan Swedia, mereka bisa saja langsung bergabung. Namun, sejumlah negara anggota NATO sempat menolak aksesi mereka, membuat langkah mereka tertunda lebih lama.
Finlandia telah menjadi anggota sejak April 2023 lalu. Sedangkan Swedia telah bersiap-siap untuk menjadi anggota ke-32 NATO.
Dari sekian alasan yang mendasari keinginan Finlandia dan Swedia bergabung dengan NATO, kekhawatiran akan menjadi target ivasi berikutnya oleh Rusia menjadi alasan yang mengemuka.
Mengutip laman Heritage, ambisi Rusia kemungkinan tidak sebatas melakukan invasi ke Ukraina saja. Bisa jadi, Moskow ingin menegaskan kendalinya di Eropa Tengah—meski Rusia menyangkal anggapan semacam itu.
2. Mencari Mitra Militer yang Lebih Kuat
Finlandia dan Swedia telah lama menjadi negara yang netral. Alih-alih berpihak ke salah satu blok, mereka sebelumnya mengambil kebijakan non-blok militer.
Namun mereka menganggap kebijakan non-blok tidak bertahan di masa mendatang. Alhasil, kedua negara itu terpaksa mencari mitra militer yang lebih kuat. Pilihannya tertuju pada NATO.
NATO dipilih karena memiliki komitmen untuk para anggota serta mitranya.
Dengan gabung NATO, Finlandia dan Swedia akan mendapat payung bantuan Pasal 5 yang menjamin serangan terhadap satu anggota akan dianggap sebagai serangan terhadap keseluruhan NATO.
3. Keterbukaan NATO
Ketika mendapat pengajuan anggota baru, NATO memiliki keterbukaan yang cukup fleksibel. Hanya saja, calon anggota baru harus mendapat persetujuan dari seluruh anggota tanpa terkecuali.
Pada kasus Finlandia dan Swedia, mereka bisa saja langsung bergabung. Namun, sejumlah negara anggota NATO sempat menolak aksesi mereka, membuat langkah mereka tertunda lebih lama.
Finlandia telah menjadi anggota sejak April 2023 lalu. Sedangkan Swedia telah bersiap-siap untuk menjadi anggota ke-32 NATO.
4. Takut dengan Rusia
Dari sekian alasan yang mendasari keinginan Finlandia dan Swedia bergabung dengan NATO, kekhawatiran akan menjadi target ivasi berikutnya oleh Rusia menjadi alasan yang mengemuka.
Mengutip laman Heritage, ambisi Rusia kemungkinan tidak sebatas melakukan invasi ke Ukraina saja. Bisa jadi, Moskow ingin menegaskan kendalinya di Eropa Tengah—meski Rusia menyangkal anggapan semacam itu.