Iran Beli 50 Jet Tempur Su-35 dan Sudah Bayar, tapi Belum Satu Pun Dikirim Rusia
loading...
A
A
A
TEHERAN - Iran telah membayar pembelian 50 unit jet tempur Su-35 kepada Rusia hampir setahun lalu. Namun belum ada satu pun pesawat tempur yang kirim ke Teheran.
Masalah ini diungkap jurnalis Saeed Azimi dalam laporannya untuk pusat analisis Bourse and Bazaar Foundation pada 13 Juli.
Dalam tulisan Azimi, dia menyebutkan bahwa petinggi militer Iran, Brigadir Jenderal Hamid Vahedi, mengonfirmasi penyelesaian semua pembayaran untuk pesawat tempur Su-35 Rusia.
Jet-jet tempur Su-35 tersebut diharapkan menjadi milik Teheran tahun ini, namun pemerintah sekarang tidak yakin apakah mereka akan segera tiba.
Azimi melaporkan bahwa Iran mengharapkan pesawat itu dikirim tiga minggu lalu.
Namun, Vahedi menegaskan pengiriman belum terjadi sama sekali. Lebih lanjut, dia mengungkapkan bahwa petinggi Iran telah mengakui nihilnya pengiriman sambil terus menunggu pesawat yang dibutuhkan, belum pasti kapan akan diintegrasikan ke dalam armadanya.
Menurut laporan Azimi, Angkatan Udara Iran sebagian besar terdiri dari pesawat-pesawat kuno Amerika Serikat (AS) yang telah jauh melampaui umur operasionalnya. Oleh karena itu, Teheran terpaksa membeli 50 pesawat tempur Su-35 dari sekutunya; Rusia.
Rusia berhasil tidak hanya mengamankan pembayaran di muka untuk puluhan pesawat Su-35 tetapi juga menegosiasikan kesepakatan untuk drone kamikaze Shahed buatan Iran.
Teheran mulai memasok UAV pada akhir 2022. Hampir setahun telah berlalu sejak pengaturan ini dibuat, namun Teheran belum menerima jet Su-35.
Laporan Azimi menggarisbawahi bahwa Rusia, yang menghadapi tantangan yang timbul dari invasi besar-besaran ke Ukraina, telah meminta bantuan Iran.
Sebagai imbalannya, Teheran menanggapi permintaan Kremlin, memberikan dukungan. Namun, seperti yang disimpulkan Azimi, Iran hanya dieksploitasi, tidak menerima imbalan apa pun.
Pemerintah Rusia belum berkomentar atas laporan ini.
The Wall Street Journal melaporkan pada akhir April bahwa, selama enam bulan terakhir, Iran telah memasok Rusia dengan lebih dari 300.000 peluru artileri dan sekitar satu juta butir amunisi melalui kapal kargo.
Masalah ini diungkap jurnalis Saeed Azimi dalam laporannya untuk pusat analisis Bourse and Bazaar Foundation pada 13 Juli.
Dalam tulisan Azimi, dia menyebutkan bahwa petinggi militer Iran, Brigadir Jenderal Hamid Vahedi, mengonfirmasi penyelesaian semua pembayaran untuk pesawat tempur Su-35 Rusia.
Jet-jet tempur Su-35 tersebut diharapkan menjadi milik Teheran tahun ini, namun pemerintah sekarang tidak yakin apakah mereka akan segera tiba.
Azimi melaporkan bahwa Iran mengharapkan pesawat itu dikirim tiga minggu lalu.
Namun, Vahedi menegaskan pengiriman belum terjadi sama sekali. Lebih lanjut, dia mengungkapkan bahwa petinggi Iran telah mengakui nihilnya pengiriman sambil terus menunggu pesawat yang dibutuhkan, belum pasti kapan akan diintegrasikan ke dalam armadanya.
Menurut laporan Azimi, Angkatan Udara Iran sebagian besar terdiri dari pesawat-pesawat kuno Amerika Serikat (AS) yang telah jauh melampaui umur operasionalnya. Oleh karena itu, Teheran terpaksa membeli 50 pesawat tempur Su-35 dari sekutunya; Rusia.
Rusia berhasil tidak hanya mengamankan pembayaran di muka untuk puluhan pesawat Su-35 tetapi juga menegosiasikan kesepakatan untuk drone kamikaze Shahed buatan Iran.
Teheran mulai memasok UAV pada akhir 2022. Hampir setahun telah berlalu sejak pengaturan ini dibuat, namun Teheran belum menerima jet Su-35.
Laporan Azimi menggarisbawahi bahwa Rusia, yang menghadapi tantangan yang timbul dari invasi besar-besaran ke Ukraina, telah meminta bantuan Iran.
Sebagai imbalannya, Teheran menanggapi permintaan Kremlin, memberikan dukungan. Namun, seperti yang disimpulkan Azimi, Iran hanya dieksploitasi, tidak menerima imbalan apa pun.
Pemerintah Rusia belum berkomentar atas laporan ini.
The Wall Street Journal melaporkan pada akhir April bahwa, selama enam bulan terakhir, Iran telah memasok Rusia dengan lebih dari 300.000 peluru artileri dan sekitar satu juta butir amunisi melalui kapal kargo.
(mas)