Badai Langka Hantam Belanda, 1 Tewas dan Picu Kekacauan Lalu Lintas
loading...
A
A
A
AMSTERDAM - Sedikitnya satu orang tewas di kota Haarlem Belanda saat badai musim panas yang langka terjadi pada Rabu. Kantor berita Nu.nl mengutip polisi setempat melaporkan bahwa seorang wanita tertimpa pohon tumbang.
Dilansir dari DW, Kamis (6/7/2023), angin dengan kecepatan hingga 146 kilometer per jam menyapu Belanda saatBadai Poly menghantam pantai Laut Utara, menumbangkan pohon dan mendorong otoritas Belanda untuk memperingatkan orang agar tetap di rumah.
Pemerintah Belanda mengirimkan peringatan ponsel yang meminta orang-orang untuk tetap tinggal di dalam rumah di provinsi Utara negara itu, yang mencakup Amsterdam, dan hanya menelepon layanan darurat yang kewalahan dalam situasi yang "mengancam jiwa".
Badai musim panas yang tercatat sebagai terkuat sangat mempengaruhi transportasi. Lebih dari 300 penerbangan dibatalkan di Bandara Schiphol Amsterdam, yang menggambarkan situasinya sebagai berbahaya, hembusan angin kencang, dan hujan lebat.
Pihak bandara juga mengatakan lalu lintas kereta api juga ditangguhkan. Lalu lintas udara akan sangat terbatas antara pukul 09.00 dan 16.00 waktu setempat.
Sementara itu, operator kereta NS dan Arriva menghentikan semua layanan di utara negara itu, dan jalan raya di utara Amsterdam ditutup karena pohon tumbang.
Otoritas transportasi memperingatkan agar tidak mengemudi di jalan raya, di mana sudah ada laporan angin kencang mendorong truk ke atas dan pohon tumbang ke jalur.
Angin berkekuatan 11, yang tertinggi kedua dalam skala, diukur di pelabuhan utara IJmuiden menjadikan Poly badai musim panas pertama yang sangat parah yang pernah diukur di negara itu, kata layanan cuaca Belanda Weerplaza.
Hembusan angin 146 km/jam diukur di IJmuiden juga yang terkuat yang pernah tercatat di musim panas di Belanda, di mana musim badai biasanya dari Oktober sampai April.
Dengan sekitar sepertiga negaranya berada di bawah permukaan laut, Belanda sangat rentan terhadap kondisi cuaca ekstrem dan dampak perubahan iklim. Badai Laut Utara pada malam 31 Januari hingga 1 Februari 1953 menewaskan lebih dari 1.836 orang di Belanda.
Dilansir dari DW, Kamis (6/7/2023), angin dengan kecepatan hingga 146 kilometer per jam menyapu Belanda saatBadai Poly menghantam pantai Laut Utara, menumbangkan pohon dan mendorong otoritas Belanda untuk memperingatkan orang agar tetap di rumah.
Pemerintah Belanda mengirimkan peringatan ponsel yang meminta orang-orang untuk tetap tinggal di dalam rumah di provinsi Utara negara itu, yang mencakup Amsterdam, dan hanya menelepon layanan darurat yang kewalahan dalam situasi yang "mengancam jiwa".
Badai musim panas yang tercatat sebagai terkuat sangat mempengaruhi transportasi. Lebih dari 300 penerbangan dibatalkan di Bandara Schiphol Amsterdam, yang menggambarkan situasinya sebagai berbahaya, hembusan angin kencang, dan hujan lebat.
Pihak bandara juga mengatakan lalu lintas kereta api juga ditangguhkan. Lalu lintas udara akan sangat terbatas antara pukul 09.00 dan 16.00 waktu setempat.
Sementara itu, operator kereta NS dan Arriva menghentikan semua layanan di utara negara itu, dan jalan raya di utara Amsterdam ditutup karena pohon tumbang.
Otoritas transportasi memperingatkan agar tidak mengemudi di jalan raya, di mana sudah ada laporan angin kencang mendorong truk ke atas dan pohon tumbang ke jalur.
Angin berkekuatan 11, yang tertinggi kedua dalam skala, diukur di pelabuhan utara IJmuiden menjadikan Poly badai musim panas pertama yang sangat parah yang pernah diukur di negara itu, kata layanan cuaca Belanda Weerplaza.
Hembusan angin 146 km/jam diukur di IJmuiden juga yang terkuat yang pernah tercatat di musim panas di Belanda, di mana musim badai biasanya dari Oktober sampai April.
Dengan sekitar sepertiga negaranya berada di bawah permukaan laut, Belanda sangat rentan terhadap kondisi cuaca ekstrem dan dampak perubahan iklim. Badai Laut Utara pada malam 31 Januari hingga 1 Februari 1953 menewaskan lebih dari 1.836 orang di Belanda.
(ian)