Lukashenko Klaim Senjata Nuklir Rusia Bikin Musuh Belarusia Takut

Minggu, 02 Juli 2023 - 01:29 WIB
loading...
Lukashenko Klaim Senjata Nuklir Rusia Bikin Musuh Belarusia Takut
Presiden Alexander Lukashenko klaim kehadiran senjata nuklir Rusia membuat musuh Belarusia menjadi takut. Foto/REUTERS
A A A
MINSK - Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, sekutu setia Kremlin dalam perangnya di Ukraina, mengatakan kehadiran senjata nuklir Rusia membuat musuh takut. Kendati demikian, dia percaya senjata itu tidak akan pernah digunakan.

Lukashenko dan Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengakui bahwa beberapa senjata nuklir taktis Moskow telah dikerahkan di Belarusia dan sisanya akan menyusul pada akhir tahun.

Presiden Belarusia, dalam pidato yang menandai hari nasional negara bekas Sovietnya, mengatakan penempatan senjata semacam itu di Belarusia adalah inisiatif dirinya yang paling kuat.



“Saat kami bergerak, kami menjadi semakin yakin bahwa mereka (senjata) harus ditempatkan di sini, di Belarusia, di tempat yang dapat diandalkan,” kata Lukashenko dalam sebuah pertemuan di aula besar yang disiarkan online oleh kantor berita negara BelTA, dengan banyak yang hadir mengibarkan bendera merah dan hijau.

"Saya yakin kita tidak akan pernah menggunakannya selama mereka ada di sini. Dan tidak ada musuh yang akan menginjakkan kaki di tanah kita," ujarnya, yang dilansir Reuters, Sabtu (1/7/2023).

Lukashenko, seperti Rusia, telah berulang kali menuduh negara-negara Barat berusaha menghancurkan negaranya dan mengatakan penyebaran senjata nuklir diperlukan untuk mencegah agresor potensial.

Dia mengatakan bulan ini bahwa beberapa senjata tersebut ada di Belarusia dan pada satu titik menyatakan bahwa dia tidak akan ragu untuk menggunakannya jika perlu, sambil menambahkan bahwa konsultasi dengan Rusia akan diperlukan.

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan pada hari Jumat bahwa pengerahan senjata nuklir tidak melanggar Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir tahun 1968 karena Rusia mempertahankan kendali atas senjata tersebut.

Dia mengatakan kepada kantor berita TASS bahwa pengerahan itu telah "dipaksakan" di Rusia.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1197 seconds (0.1#10.140)