Polandia Minta Bom Nuklir AS untuk Ladeni Rusia, Ini Respons Moskow
loading...
A
A
A
MOSKOW - Rusia merespons ambisi Polandia untuk menjadi tuan rumah bom nuklir Amerika Serikat (AS). Menurut Moskow, bahaya yang muncul adalah Warsawa akan nekat menggunakan senjata itu jika memilikinya.
Polandia berambisi untuk ambil bagian dalam Program Berbagi Nuklir NATO dengan dalih sebagai respons atas langkah Moskow mengerahkan senjata nuklir taktis ke Belarusia.
"Satu-satunya bahaya yang timbul dari permintaan untuk menyebarkan senjata nuklir ke Polandia adalah bahwa senjata tersebut akan digunakan," kata Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev kepada kantor berita TASS, yang dilansir Minggu (2/7/2023).
Medvedev, yang merupkan mantan presiden Rusia, mencatat bahwa skenario seperti itu juga akan memiliki "sisi positif".
“Semua dudas, morawieckis, kaczynskis, dan sampah lainnya akan hilang,” imbuh Medvedev di Telegram, tampaknya mengacu pada presiden Polandia, perdana menteri, dan ketua partai Hukum dan Keadilan yang berkuasa.
Perdana Menteri Polandia Mateus Morawiecki mengatakan kepada wartawan di Brussels pada Jumat (30/6/2023) bahwa Warsawa telah meminta NATO untuk memasukkannya ke dalam Program Berbagi Nuklir blok tersebut. Program itu memungkinkan penyebaran bom nuklir Amerika di wilayah negara lain.
"Karena fakta bahwa Rusia bermaksud untuk menyebarkan senjata nuklir taktis di Belarusia, kami memohon kepada NATO untuk [mengizinkan kami] mengambil bagian dalam Program Berbagi Nuklir,” kata Morawiecki.
Menurutnya, keputusan akhir tentang masalah ini akan berada di tangan Washington, tetapi dia menambahkan bahwa Warsawa berusaha untuk bertindak cepat dalam hal ini.
"Polandia tidak ingin duduk diam,” ujarnya, sambil menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin meningkatkan “segala macam ancaman”.
Diluncurkan pada tahun 2009, Program Berbagi Nuklir NATO telah melihat bom nuklir B-61 AS dikerahkan ke berbagai lokasi di berbagai negara Eropa, termasuk di Belgia, Jerman, Italia, Belanda, dan TĂĽrkiye. Ada sekitar 150 bom semacam itu yang dikerahkan Amerika di berbagai negara Eropa.
Polandia berambisi untuk ambil bagian dalam Program Berbagi Nuklir NATO dengan dalih sebagai respons atas langkah Moskow mengerahkan senjata nuklir taktis ke Belarusia.
"Satu-satunya bahaya yang timbul dari permintaan untuk menyebarkan senjata nuklir ke Polandia adalah bahwa senjata tersebut akan digunakan," kata Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev kepada kantor berita TASS, yang dilansir Minggu (2/7/2023).
Medvedev, yang merupkan mantan presiden Rusia, mencatat bahwa skenario seperti itu juga akan memiliki "sisi positif".
“Semua dudas, morawieckis, kaczynskis, dan sampah lainnya akan hilang,” imbuh Medvedev di Telegram, tampaknya mengacu pada presiden Polandia, perdana menteri, dan ketua partai Hukum dan Keadilan yang berkuasa.
Perdana Menteri Polandia Mateus Morawiecki mengatakan kepada wartawan di Brussels pada Jumat (30/6/2023) bahwa Warsawa telah meminta NATO untuk memasukkannya ke dalam Program Berbagi Nuklir blok tersebut. Program itu memungkinkan penyebaran bom nuklir Amerika di wilayah negara lain.
"Karena fakta bahwa Rusia bermaksud untuk menyebarkan senjata nuklir taktis di Belarusia, kami memohon kepada NATO untuk [mengizinkan kami] mengambil bagian dalam Program Berbagi Nuklir,” kata Morawiecki.
Menurutnya, keputusan akhir tentang masalah ini akan berada di tangan Washington, tetapi dia menambahkan bahwa Warsawa berusaha untuk bertindak cepat dalam hal ini.
"Polandia tidak ingin duduk diam,” ujarnya, sambil menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin meningkatkan “segala macam ancaman”.
Diluncurkan pada tahun 2009, Program Berbagi Nuklir NATO telah melihat bom nuklir B-61 AS dikerahkan ke berbagai lokasi di berbagai negara Eropa, termasuk di Belgia, Jerman, Italia, Belanda, dan TĂĽrkiye. Ada sekitar 150 bom semacam itu yang dikerahkan Amerika di berbagai negara Eropa.
(mas)