Wartawan Israel Menyamar sebagai Pendeta Kristen, Diludahi Pemukim Yahudi 5 Kali dalam 5 Menit
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Bukti mengejutkan dari peningkatan jumlah serangan terhadap orang Kristen Palestina oleh pemukim Israel telah direkam dalam film oleh seorang reporter Israel yang menyamar sebagai pendeta Kristen.
Jurnalis yang menyamar itu berpakaian seperti pendeta Kristen dan berjalan di sepanjang jalan Yerusalem. Dia sangat terkejut dengan apa yang dialaminya.
Wartawan bernama Yossi Eli dari Channel 13 itu ingin melihat sendiri meningkatnya kejahatan rasial terhadap umat Kristen.
Dalam waktu lima menit setelah berangkat dengan seorang pendeta Fransiskan, Pastor Alberto, Eli diludahi lima kali oleh para pemukim Yahudi Israel.
Rekaman pelecehan oleh para pemukim diunggah Eli di Twitter bersama dengan komentar di mana dia menolak upaya meremehkan kejahatan rasial terhadap orang Kristen.
"Pembenaran beberapa kelompok Yahudi atas kejahatan rasial adalah bahwa mereka 'sakit jiwa'," tegas Eli.
Dia menjelaskan, "Jelas tidak. Investigasi kami membuktikan serangan itu benar-benar bukan dari orang yang sakit jiwa, tetapi orang-orang dengan pendapat jelas yang membenci sesuatu yang bukan dirinya. Cuci otak mereka bahwa Yesus jahat. Ekstremis muda, anak-anak, dan yang paling menyedihkan tentara, para 'garam dunia', mengungkapkan kebencian mereka terhadap agama Kristen."
Eli bertanya apa reaksinya jika orang Yahudi yang diludahi, bukan orang Kristen. "Bayangkan saja reaksi orang-orang Yahudi itu jika seorang Kristen meludahi mereka di Eropa," tutur dia.
Dia seraya menambahkan, menjadi seorang pendeta selama sehari "sangat sulit untuk dicerna."
Jurnalis yang menyamar itu berpakaian seperti pendeta Kristen dan berjalan di sepanjang jalan Yerusalem. Dia sangat terkejut dengan apa yang dialaminya.
Wartawan bernama Yossi Eli dari Channel 13 itu ingin melihat sendiri meningkatnya kejahatan rasial terhadap umat Kristen.
Dalam waktu lima menit setelah berangkat dengan seorang pendeta Fransiskan, Pastor Alberto, Eli diludahi lima kali oleh para pemukim Yahudi Israel.
Rekaman pelecehan oleh para pemukim diunggah Eli di Twitter bersama dengan komentar di mana dia menolak upaya meremehkan kejahatan rasial terhadap orang Kristen.
"Pembenaran beberapa kelompok Yahudi atas kejahatan rasial adalah bahwa mereka 'sakit jiwa'," tegas Eli.
Dia menjelaskan, "Jelas tidak. Investigasi kami membuktikan serangan itu benar-benar bukan dari orang yang sakit jiwa, tetapi orang-orang dengan pendapat jelas yang membenci sesuatu yang bukan dirinya. Cuci otak mereka bahwa Yesus jahat. Ekstremis muda, anak-anak, dan yang paling menyedihkan tentara, para 'garam dunia', mengungkapkan kebencian mereka terhadap agama Kristen."
Eli bertanya apa reaksinya jika orang Yahudi yang diludahi, bukan orang Kristen. "Bayangkan saja reaksi orang-orang Yahudi itu jika seorang Kristen meludahi mereka di Eropa," tutur dia.
Dia seraya menambahkan, menjadi seorang pendeta selama sehari "sangat sulit untuk dicerna."