Dari 4 Negara Inilah Bos Tentara Bayaran Wagner Hasilkan Uang Melimpah
loading...
A
A
A
MOSKOW - Tentara bayaran terkenal Rusia, Wagner Group, telah menjadi sorotan dunia setelah melakukan pemberontakan singkat terhadap militer Presiden Vladimir Putin akhir pekan lalu.
Bos Wagner Group Yevgeny Prigozhin mengakhiri pemberontakan setelah mencapai kesepakatan yang ditengahi Presiden Belarusia Alexander Lukashenko.
Dalam kesepakatan itu, Prigozhin setuju mengakhiri pemberontakan dengan imbalan tuntutan pidananya dibatalkan oleh Moskow dan dia dibiarkan pergi ke pengasingan di Belarusia.
Setelah pemberontakan bersenjata itu berakhir, tentara Rusia menggeledah kantor Prigozhin di St Petersburg.
Dalam penggeledahan itu ditemukan kotak-kotak berisi uang tunai 4 miliar rubel atau lebih dari Rp700 miliar. Kotak-kotak berisi uang tunai itu ditemukan di dalam mobil di dekat kantor Prigozhin.
Bos Wagner, tanpa menyebutkan lokasi dirinya, mengonfirmasi bahwa uang tunai itu memang miliknya untuk menggaji para tentara swasta Wagner Group.
Wagner Group telah jadi pasukan andalan Rusia dalam perang melawan Ukraina di Bakhmut.
Namun selain berperang untuk Rusia, kelompok tentara bayaran ini juga menjalankan bisnis pengamanan di berbagai negara--yang tentunya menghasilkan banyak uang untuk mereka.
Mengutip Forbes, Selasa (27/6/2023), berikut empat negara yang jadi sumber uang utama Wagner Group.
Wagner Group dilaporkan telah membantu Presiden Suriah Bashar al-Assad—yang juga sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin—melawan kelompok pemberontak dan kelompok teroris Islamic State atau ISIS. Tidak diketahui berapa bayaran Wagner dari rezim Assad.
Wagner juga diketahui menghasilkan uang dari sejumlah perusahaan minyak di Suriah, termasuk Evro Polis.
Menurut catatan AP dan Departemen Keuangan AS pada 2018, Evro Polisi menawari Wagner potongan 25% dari setiap pendapatan ladang minyak dan gas yang dibebaskan dari cengeraman ISIS.
Menurut Financial Times, Evro Polis menghasilkan USD134 juta dalam penjualan kotor dan USD90 juta laba pada tahun 2020 saja dari merebut kembali ladang minyak dari ISIS selama Perang Saudara Suriah.
Angka itu terlepas dari fakta bahwa mereka dijatuhi sanksi oleh AS bertahun-tahun sebelumnya.
Sebagai imbalan untuk menyediakan tentara bayaran guna menopang pemerintah dan menghentikan kudeta terhadap pemimpin otokratis negara tersebut, perusahaan yang terkait dengan Wagner dilaporkan mempertahankan kendali besar atas pertambangan emas dan berlian di negara tersebut, serta hak kehutanan.
Meskipun perkiraan bervariasi, pendapatan dari Republik Afrika Tengah cukup besar. Sebuah telegram diplomatik yang diperoleh Politico awal tahun ini menunjukkan keuntungan pertambangan Wagner bisa mendekati USD1 miliar.
Sementara CBS memperkirakan bisnis kehutanan terkait Wagner menghasilkan pendapatan hampir USD1 miliar dan satu tambang emas bisa menghasilkan hingga USD2,7 miliar.
Prigozhin menjalankan upaya serupa yang menargetkan hak penambangan emas melalui perusahaan yang diduga dia kendalikan bernama M Invest—pada satu titik di bawah mantan diktator Omar al-Bashir, pemerintah Sudan melepaskan haknya untuk memiliki 30% anak perusahaan M Invest. Itu diungkap Organized Crime and Corruption Reporting Project.
Meskipun al-Bashir tidak lagi berkuasa, anak perusahaan dari M Invest yang dijalankan Prigozhin masih menjalankan pabrik pemrosesan emas Sudan.
Menurut New York Times, Wagner bertanggung jawab atas sebagian besar pasar penyelundupan hasil tambang senilai USD1,9 miliar dari Sudan pada tahun 2021. Namun, CNN melaporkan bahwa Prigozhin menyangkal memiliki hubungan dengan perusahaan pertambangan.
Prigozhin memulai kariernya di industri katering negara asalnya, Rusia. Jadi selain kontrak tentara bayaran dan hak pengelolaan mineral, entitas yang terkait dengan Prigozhin mengambil uang dari kontrak pemerintah Rusia yang membengkak.
Perusahaan yang dijalankan oleh Prigozhin diberikan setidaknya USD3 miliar dari 2011 hingga 2019 dalam kontrak pemerintah Rusia yang mengatakan itu untuk katering. Demikian laporan Current Time, outlet berita yang didukung pemerintah Amerika Serikat.
Nilai kontrak Wagner Group untuk perang atas nama Rusia di Ukraina tidak diketahui dan mustahil bagi pemerintah Rusia untuk mengonfirmasi.
Victoria Nuland, wakil menteri luar negeri AS untuk urusan politik, mengatakan kepada Kongres awal tahun ini bahwa penambangan emas di negara-negara seperti Republik Afrika Tengah dan Mali secara langsung mendanai pertempuran yang dilakukan Wagner Group di Ukraina.
Bos Wagner Group Yevgeny Prigozhin mengakhiri pemberontakan setelah mencapai kesepakatan yang ditengahi Presiden Belarusia Alexander Lukashenko.
Dalam kesepakatan itu, Prigozhin setuju mengakhiri pemberontakan dengan imbalan tuntutan pidananya dibatalkan oleh Moskow dan dia dibiarkan pergi ke pengasingan di Belarusia.
Setelah pemberontakan bersenjata itu berakhir, tentara Rusia menggeledah kantor Prigozhin di St Petersburg.
Dalam penggeledahan itu ditemukan kotak-kotak berisi uang tunai 4 miliar rubel atau lebih dari Rp700 miliar. Kotak-kotak berisi uang tunai itu ditemukan di dalam mobil di dekat kantor Prigozhin.
Bos Wagner, tanpa menyebutkan lokasi dirinya, mengonfirmasi bahwa uang tunai itu memang miliknya untuk menggaji para tentara swasta Wagner Group.
4 Negara Sumber Uang Bos Wagner Group
Wagner Group telah jadi pasukan andalan Rusia dalam perang melawan Ukraina di Bakhmut.
Namun selain berperang untuk Rusia, kelompok tentara bayaran ini juga menjalankan bisnis pengamanan di berbagai negara--yang tentunya menghasilkan banyak uang untuk mereka.
Mengutip Forbes, Selasa (27/6/2023), berikut empat negara yang jadi sumber uang utama Wagner Group.
1. Suriah
Wagner Group dilaporkan telah membantu Presiden Suriah Bashar al-Assad—yang juga sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin—melawan kelompok pemberontak dan kelompok teroris Islamic State atau ISIS. Tidak diketahui berapa bayaran Wagner dari rezim Assad.
Wagner juga diketahui menghasilkan uang dari sejumlah perusahaan minyak di Suriah, termasuk Evro Polis.
Menurut catatan AP dan Departemen Keuangan AS pada 2018, Evro Polisi menawari Wagner potongan 25% dari setiap pendapatan ladang minyak dan gas yang dibebaskan dari cengeraman ISIS.
Menurut Financial Times, Evro Polis menghasilkan USD134 juta dalam penjualan kotor dan USD90 juta laba pada tahun 2020 saja dari merebut kembali ladang minyak dari ISIS selama Perang Saudara Suriah.
Angka itu terlepas dari fakta bahwa mereka dijatuhi sanksi oleh AS bertahun-tahun sebelumnya.
2. Republik Afrika Tengah (CAR)
Sebagai imbalan untuk menyediakan tentara bayaran guna menopang pemerintah dan menghentikan kudeta terhadap pemimpin otokratis negara tersebut, perusahaan yang terkait dengan Wagner dilaporkan mempertahankan kendali besar atas pertambangan emas dan berlian di negara tersebut, serta hak kehutanan.
Meskipun perkiraan bervariasi, pendapatan dari Republik Afrika Tengah cukup besar. Sebuah telegram diplomatik yang diperoleh Politico awal tahun ini menunjukkan keuntungan pertambangan Wagner bisa mendekati USD1 miliar.
Sementara CBS memperkirakan bisnis kehutanan terkait Wagner menghasilkan pendapatan hampir USD1 miliar dan satu tambang emas bisa menghasilkan hingga USD2,7 miliar.
3. Sudan
Prigozhin menjalankan upaya serupa yang menargetkan hak penambangan emas melalui perusahaan yang diduga dia kendalikan bernama M Invest—pada satu titik di bawah mantan diktator Omar al-Bashir, pemerintah Sudan melepaskan haknya untuk memiliki 30% anak perusahaan M Invest. Itu diungkap Organized Crime and Corruption Reporting Project.
Meskipun al-Bashir tidak lagi berkuasa, anak perusahaan dari M Invest yang dijalankan Prigozhin masih menjalankan pabrik pemrosesan emas Sudan.
Menurut New York Times, Wagner bertanggung jawab atas sebagian besar pasar penyelundupan hasil tambang senilai USD1,9 miliar dari Sudan pada tahun 2021. Namun, CNN melaporkan bahwa Prigozhin menyangkal memiliki hubungan dengan perusahaan pertambangan.
4. Rusia
Prigozhin memulai kariernya di industri katering negara asalnya, Rusia. Jadi selain kontrak tentara bayaran dan hak pengelolaan mineral, entitas yang terkait dengan Prigozhin mengambil uang dari kontrak pemerintah Rusia yang membengkak.
Perusahaan yang dijalankan oleh Prigozhin diberikan setidaknya USD3 miliar dari 2011 hingga 2019 dalam kontrak pemerintah Rusia yang mengatakan itu untuk katering. Demikian laporan Current Time, outlet berita yang didukung pemerintah Amerika Serikat.
Nilai kontrak Wagner Group untuk perang atas nama Rusia di Ukraina tidak diketahui dan mustahil bagi pemerintah Rusia untuk mengonfirmasi.
Victoria Nuland, wakil menteri luar negeri AS untuk urusan politik, mengatakan kepada Kongres awal tahun ini bahwa penambangan emas di negara-negara seperti Republik Afrika Tengah dan Mali secara langsung mendanai pertempuran yang dilakukan Wagner Group di Ukraina.
(mas)