Dicap Bebek Lumpuh, Putin Dihina Habis-habisan usai Kudeta Wagner
loading...
A
A
A
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin mendapat penghinaan habis habisan setelah upaya kudeta tentara bayaran Wagner Group terhadap militer Rusia. Gara-gara krisis ini, pemimpin Kremlin itu diledek sebagai "pemimpin lemah" dan "bebek lumpuh".
"Di antara para elite Moskow, ada perasaan yang berkembang bahwa dia adalah bebek lumpuh," ledek jurnalis Rusia yang tinggal di pengasingan, Mikhail Zygar, kepada The New Yorker, Senin (26/6/2023).
Upaya kudeta militer yang dipimpin bos Wagner Group Yevgeny Prigozhin tiba-tiba berakhir pada Minggu setelah tercapai kesepakatan yang ditengahi Presiden Belarusia Alexander Lukashenko.
Dalam kesepakatan itu, Prigozhin setuju menghentikan pemberontakan. Sebagai imbalannya, dia akan tinggal di pengasingan di Belarusia dan tuntutan pidananya dibatalkan oleh Moskow.
Zygar, jurnalis Rusia yang menulis buku "All the Kremlin's Men", mengatakan kepada Prigozhin telah memenangkan banyak pengikut di media sosial dan secara efektif mengekspos kelemahan rezim Putin.
"Ada saatnya Prigozhin bukan lagi boneka Putin,” kata Zygar. "Pinocchio menjadi anak laki-laki sejati," katanya lagi.
Zygar menambahkan bahwa, meski krisis dapat dicegah setelah intervensi Presiden Belarusia Alexsander Lukashenko, kerusakan telah terjadi.
"Putin lebih lemah. Saya merasa dia tidak benar-benar menjalankan negara. Tentu saja, tidak seperti dulu. Dia masih Presiden, tetapi semua klan yang berbeda sekarang merasa bahwa 'Rusia setelah Putin' semakin dekat. Putin masih hidup. Dia masih ada di bunkernya. Tapi ada perasaan yang berkembang bahwa dia adalah bebek lumpuh, dan mereka harus bersiap untuk Rusia setelah Putin," paparnya.
Institute for the Study of War (ISW), sebuah lembaga think tank yang berbasis di Washington, mengatakan pemberontakan Wagner Group, meskipun tidak sampai menggulingkan pemerintah, telah mempermalukan Putin di hadapan teman dan musuh, mengungkapkan bahwa dia tidak lagi menikmati monopoli kekuatan di negaranya sendiri.
Menurut ISW, pandangan bahwa Lukashenko yang memainkan peran langsung dalam menghentikan upaya kudeta Wagner telah mempermalukan Putin.
Seorang senior fellow di Carnegie Endowment, Andrew Kolesnikov, mengatakan kepada Wall Street Journal bahwa Prigozhin dan Putin, mantan sekutunya, dirugikan oleh pawai pemberontakan Wagner Group pada Sabtu pekan lalu.
Menurutnya, pembicaraan keras Prigozhin diikuti oleh kesepakatan nyata yang membuatnya diasingkan ke Belarusia. Sedangkan Putin sekarang dilihat sebagai orang yang tindakannya tidak sesuai dengan retorikanya.
“Seluruh sistem telah hilang kemarin, termasuk Prigozhin, yang juga merupakan bagian dari sistem tersebut,” kata Kolesnikov.
"Ternyata tsar itu bukan tsar sungguhan karena dia tidak bisa mengendalikan orang dari sistemnya sendiri yang seharusnya berada di bawah kendali penuhnya," paparnya.
Kementerian Pertahanan Ukraina mengejek situasi kudeta militer Rusia dalam serangkaian tweet.
Dalam salah satu tweet, Kementerian Pertahanan menulis: “Ular Kremlin memakan ekornya sendiri.” Itu ditulis dengan gambar animasi ular hitam militer yang melahap ekornya sendiri.
Tweet lainnya, menandai Presiden Ukraina Vlodomyr Zelensky, kementerian itu menulis: “Untuk waktu yang lama, Rusia menggunakan propaganda untuk menutupi kelemahan dan kebodohan pemerintahnya. Dan sekarang ada begitu banyak kekacauan sehingga tidak ada kebohongan yang bisa menyembunyikannya.”
“Kelemahan Rusia sudah jelas. Kelemahan skala penuh. Dan semakin lama Rusia mempertahankan pasukan dan tentara bayarannya di tanah kami, semakin banyak kekacauan, rasa sakit, dan masalah yang akan terjadi di kemudian hari," lanjut kementerian tersebut.
“Itu juga jelas. Ukraina mampu melindungi Eropa dari penyebaran kejahatan dan kekacauan Rusia.”
Presiden Zelensky juga menyindir Rusia. "Setiap orang yang memilih jalan kejahatan menghancurkan dirinya sendiri. Siapa yang mengirim barisan pasukan untuk menghancurkan kehidupan negara lain dan tidak dapat menghentikan mereka melarikan diri dan mengkhianati ketika hidup melawan. Siapa yang meneror dengan rudal, dan ketika ditembak jatuh, mempermalukan dirinya sendiri untuk menerima drone Shahed," tulis Zelensky di Twitter.
"Siapa yang membenci orang dan melemparkan ratusan ribu ke dalam perang, untuk akhirnya membarikade dirinya di wilayah Moskow dari orang-orang yang dia persenjatai. Untuk waktu yang lama, Rusia menggunakan propaganda untuk menutupi kelemahan dan kebodohan pemerintahnya. Dan sekarang ada begitu banyak kekacauan sehingga tidak ada kebohongan yang bisa menyembunyikannya," lanjut Zelensky.
Secara terpisah, Presiden Lithuania Gitanas Nauseda mengatakan pemberontakan singkat tentara bayaran Wagner Group menunjukkan Presiden Putin sebagai raja "telanjang".
Maksud komentar presiden negara NATO itu adalah keamanan rezim Putin begitu rapuh sehingga sekelas tentara swasta pun mampu menggoyang kepemimpinan militer Kremlin.
Menurut Nauseda, pemberontakan singkat yang dipimpin Prigozhin menunjukkan bahwa ancaman serius dapat dilakukan terhadap rezim Putin.
"Urutan peristiwa telah menunjukkan bahwa raja telanjang dan kolom militer sebesar ini dapat berbaris cukup jauh untuk menimbulkan ancaman mendasar bagi rezim (Rusia)," kata Nauseda setelah pertemuan Dewan Pertahanan Negara Lithuania.
"Di antara para elite Moskow, ada perasaan yang berkembang bahwa dia adalah bebek lumpuh," ledek jurnalis Rusia yang tinggal di pengasingan, Mikhail Zygar, kepada The New Yorker, Senin (26/6/2023).
Upaya kudeta militer yang dipimpin bos Wagner Group Yevgeny Prigozhin tiba-tiba berakhir pada Minggu setelah tercapai kesepakatan yang ditengahi Presiden Belarusia Alexander Lukashenko.
Dalam kesepakatan itu, Prigozhin setuju menghentikan pemberontakan. Sebagai imbalannya, dia akan tinggal di pengasingan di Belarusia dan tuntutan pidananya dibatalkan oleh Moskow.
Zygar, jurnalis Rusia yang menulis buku "All the Kremlin's Men", mengatakan kepada Prigozhin telah memenangkan banyak pengikut di media sosial dan secara efektif mengekspos kelemahan rezim Putin.
"Ada saatnya Prigozhin bukan lagi boneka Putin,” kata Zygar. "Pinocchio menjadi anak laki-laki sejati," katanya lagi.
Zygar menambahkan bahwa, meski krisis dapat dicegah setelah intervensi Presiden Belarusia Alexsander Lukashenko, kerusakan telah terjadi.
"Putin lebih lemah. Saya merasa dia tidak benar-benar menjalankan negara. Tentu saja, tidak seperti dulu. Dia masih Presiden, tetapi semua klan yang berbeda sekarang merasa bahwa 'Rusia setelah Putin' semakin dekat. Putin masih hidup. Dia masih ada di bunkernya. Tapi ada perasaan yang berkembang bahwa dia adalah bebek lumpuh, dan mereka harus bersiap untuk Rusia setelah Putin," paparnya.
Institute for the Study of War (ISW), sebuah lembaga think tank yang berbasis di Washington, mengatakan pemberontakan Wagner Group, meskipun tidak sampai menggulingkan pemerintah, telah mempermalukan Putin di hadapan teman dan musuh, mengungkapkan bahwa dia tidak lagi menikmati monopoli kekuatan di negaranya sendiri.
Menurut ISW, pandangan bahwa Lukashenko yang memainkan peran langsung dalam menghentikan upaya kudeta Wagner telah mempermalukan Putin.
Seorang senior fellow di Carnegie Endowment, Andrew Kolesnikov, mengatakan kepada Wall Street Journal bahwa Prigozhin dan Putin, mantan sekutunya, dirugikan oleh pawai pemberontakan Wagner Group pada Sabtu pekan lalu.
Menurutnya, pembicaraan keras Prigozhin diikuti oleh kesepakatan nyata yang membuatnya diasingkan ke Belarusia. Sedangkan Putin sekarang dilihat sebagai orang yang tindakannya tidak sesuai dengan retorikanya.
“Seluruh sistem telah hilang kemarin, termasuk Prigozhin, yang juga merupakan bagian dari sistem tersebut,” kata Kolesnikov.
"Ternyata tsar itu bukan tsar sungguhan karena dia tidak bisa mengendalikan orang dari sistemnya sendiri yang seharusnya berada di bawah kendali penuhnya," paparnya.
Kementerian Pertahanan Ukraina mengejek situasi kudeta militer Rusia dalam serangkaian tweet.
Dalam salah satu tweet, Kementerian Pertahanan menulis: “Ular Kremlin memakan ekornya sendiri.” Itu ditulis dengan gambar animasi ular hitam militer yang melahap ekornya sendiri.
Tweet lainnya, menandai Presiden Ukraina Vlodomyr Zelensky, kementerian itu menulis: “Untuk waktu yang lama, Rusia menggunakan propaganda untuk menutupi kelemahan dan kebodohan pemerintahnya. Dan sekarang ada begitu banyak kekacauan sehingga tidak ada kebohongan yang bisa menyembunyikannya.”
“Kelemahan Rusia sudah jelas. Kelemahan skala penuh. Dan semakin lama Rusia mempertahankan pasukan dan tentara bayarannya di tanah kami, semakin banyak kekacauan, rasa sakit, dan masalah yang akan terjadi di kemudian hari," lanjut kementerian tersebut.
“Itu juga jelas. Ukraina mampu melindungi Eropa dari penyebaran kejahatan dan kekacauan Rusia.”
Presiden Zelensky juga menyindir Rusia. "Setiap orang yang memilih jalan kejahatan menghancurkan dirinya sendiri. Siapa yang mengirim barisan pasukan untuk menghancurkan kehidupan negara lain dan tidak dapat menghentikan mereka melarikan diri dan mengkhianati ketika hidup melawan. Siapa yang meneror dengan rudal, dan ketika ditembak jatuh, mempermalukan dirinya sendiri untuk menerima drone Shahed," tulis Zelensky di Twitter.
"Siapa yang membenci orang dan melemparkan ratusan ribu ke dalam perang, untuk akhirnya membarikade dirinya di wilayah Moskow dari orang-orang yang dia persenjatai. Untuk waktu yang lama, Rusia menggunakan propaganda untuk menutupi kelemahan dan kebodohan pemerintahnya. Dan sekarang ada begitu banyak kekacauan sehingga tidak ada kebohongan yang bisa menyembunyikannya," lanjut Zelensky.
Secara terpisah, Presiden Lithuania Gitanas Nauseda mengatakan pemberontakan singkat tentara bayaran Wagner Group menunjukkan Presiden Putin sebagai raja "telanjang".
Maksud komentar presiden negara NATO itu adalah keamanan rezim Putin begitu rapuh sehingga sekelas tentara swasta pun mampu menggoyang kepemimpinan militer Kremlin.
Menurut Nauseda, pemberontakan singkat yang dipimpin Prigozhin menunjukkan bahwa ancaman serius dapat dilakukan terhadap rezim Putin.
"Urutan peristiwa telah menunjukkan bahwa raja telanjang dan kolom militer sebesar ini dapat berbaris cukup jauh untuk menimbulkan ancaman mendasar bagi rezim (Rusia)," kata Nauseda setelah pertemuan Dewan Pertahanan Negara Lithuania.
(mas)