10 Negara dengan Penduduk Berstatus Pengungsi Terbanyak, Nomor 7 Negara Eropa Paling Dermawan
loading...
A
A
A
RIYADH - Perang, krisis pangan, dan bencana menyebabkan krisis pengungsi dan kemanusiaan yang tidak berhenti. Hanya sedikit negara yang mau menerima pengungsi, sebagian karena terpaksa karena faktor teritorial, sedangkan lainnya berdalih kemanusiaan.
Perang di Timur Tengah memicu krisis pengungsi ke banyak negara-negara di Arab hingga Eropa. Kelaparan di Afrika juga menyebabkan ribuan orang mencari penghidupan lebih baik ke Eropa dan negara lainnya.
Turki telah memberikan perlindungan kepada lebih banyak pengungsi daripada negara lain mana pun dalam sepuluh tahun terakhir. Namun dalam hal pengungsi sebagai bagian dari total populasi, tidak ada negara yang mendekati Lebanon.
Foto/Reuters
Lebanon, dengan populasi 6,8 juta, saat ini menampung sekitar 1,5 juta pengungsi dari Suriah. Jumlah sebenarnya mungkin lebih tinggi lagi karena otoritas nasional agar Badan Pengungsi PBB (UNHCR) menghentikan pendaftaran pengungsi baru pada 2015.
Selain itu, ratusan ribu pengungsi Palestina tinggal di negara tersebut.
Lebanon sendiri dilanda perang saudara yang berlangsung dari 1975 hingga 1990. Lebanon merupakan negara berpenduduk padat dengan keseimbangan politik yang rapuh antara kelompok etnis dan agama yang berbeda.
Sejak 2019, situasinya berubah dari buruk menjadi lebih buruk, dengan protes rakyat berskala besar yang akhirnya mengarah pada pengunduran diri Perdana Menteri. Kemudian, pada 2020, Beirut diguncang oleh ledakan besar yang menewaskan lebih dari 200 orang, melukai lebih dari 6.000 orang, dan menyebabkan lebih dari 300.000 orang kehilangan tempat tinggal.
Pengangguran setinggi langit. Mata uang negara telah runtuh, mencapai titik terendah dalam sejarah pada Mei 2022, yang berarti sebagian besar penduduk tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan untuk bertahan hidup. Di atas semua ini datanglah pandemi Covid-19, diikuti oleh kenaikan harga makanan dan energi yang cepat sebagai akibat dari perang di Ukraina.
Lebih dari 50% penduduk hidup di bawah garis kemiskinan. Untuk pengungsi Suriah, angkanya bahkan lebih tinggi, dengan 83% hidup dalam kemiskinan ekstrem.
Lebanon sekarang memiliki kebutuhan mendesak bagi seluruh dunia untuk maju dan membantu negara yang telah mengambil tanggung jawab terbesar untuk membantu para pengungsi.
Perang di Timur Tengah memicu krisis pengungsi ke banyak negara-negara di Arab hingga Eropa. Kelaparan di Afrika juga menyebabkan ribuan orang mencari penghidupan lebih baik ke Eropa dan negara lainnya.
Turki telah memberikan perlindungan kepada lebih banyak pengungsi daripada negara lain mana pun dalam sepuluh tahun terakhir. Namun dalam hal pengungsi sebagai bagian dari total populasi, tidak ada negara yang mendekati Lebanon.
Berikut adalah 10 negara yang menerima pengungsi terbanyak dibandingkan dengan jumlah penduduknya. Itu merupakan daftar yang disusun oleh Norwegian Refugee Council.
1. Lebanon – 19,8% dari total populasi
Foto/Reuters
Lebanon, dengan populasi 6,8 juta, saat ini menampung sekitar 1,5 juta pengungsi dari Suriah. Jumlah sebenarnya mungkin lebih tinggi lagi karena otoritas nasional agar Badan Pengungsi PBB (UNHCR) menghentikan pendaftaran pengungsi baru pada 2015.
Selain itu, ratusan ribu pengungsi Palestina tinggal di negara tersebut.
Lebanon sendiri dilanda perang saudara yang berlangsung dari 1975 hingga 1990. Lebanon merupakan negara berpenduduk padat dengan keseimbangan politik yang rapuh antara kelompok etnis dan agama yang berbeda.
Sejak 2019, situasinya berubah dari buruk menjadi lebih buruk, dengan protes rakyat berskala besar yang akhirnya mengarah pada pengunduran diri Perdana Menteri. Kemudian, pada 2020, Beirut diguncang oleh ledakan besar yang menewaskan lebih dari 200 orang, melukai lebih dari 6.000 orang, dan menyebabkan lebih dari 300.000 orang kehilangan tempat tinggal.
Pengangguran setinggi langit. Mata uang negara telah runtuh, mencapai titik terendah dalam sejarah pada Mei 2022, yang berarti sebagian besar penduduk tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan untuk bertahan hidup. Di atas semua ini datanglah pandemi Covid-19, diikuti oleh kenaikan harga makanan dan energi yang cepat sebagai akibat dari perang di Ukraina.
Lebih dari 50% penduduk hidup di bawah garis kemiskinan. Untuk pengungsi Suriah, angkanya bahkan lebih tinggi, dengan 83% hidup dalam kemiskinan ekstrem.
Lebanon sekarang memiliki kebutuhan mendesak bagi seluruh dunia untuk maju dan membantu negara yang telah mengambil tanggung jawab terbesar untuk membantu para pengungsi.