Mengenal PIIGS, Aliansi 5 Negara Eropa yang Menyebabkan Krisis Moneter di Eropa
loading...
A
A
A
JAKARTA - PIIGS merupakan sebuah aliansi yang terdiri dari lima negara. Aliansi ini pernah dianggap sebagai penyebab adanya krisis moneter di kawasan Eropa pada tahun 2008 silam.
Krisis keuangan global tahun 2008 ini adalah guncangan ekonomi negatif yang menyebabkan perekonomian negara di kawasan Eropa memburuk. Akibatnya, negara yang memiliki hutang tidak bisa mengembalikan pinjaman yang mereka peroleh.
PIIGS merupakan sebuah akronim yang telah ada sejak akhir tahun 1970-an. Akronim ini mengidentifikasikan negara-negara yang berkinerja buruk seperti Portugal, Italia, Irlandia, Yunani dan Spanyol.
Namun pada tahun 2008 atau ketika krisis keuangan global terjadi, Irlandia memutuskan tidak bergabung dengan aliansi tersebut. Irlandia menyadari jika aliansi tersebut telah menjerumuskan ekonominya ke tingkat utang yang tidak terkendali.
Selama krisis utang negara di kawasan Eropa, Uni Eropa memberikan dua bailout untuk mencegah ekonomi Yunani yang gagal membayar. Semenara Yunani sendiri menerima bailout pertama dan menolak bailout kedua.
Sementara itu, Bank Sentral Eropa juga mengeluarkan paket penyelamatan senilai $750 juta euro yang digunakan untuk menopang obligasi Yunani di pasar sekunder. Irlandia dan Portugal menerima dana talangan tersebut.
Dikutip dari laman investopedia, Selain Bank Sentral Eropa, negara Prancis dan Jerman yang notabene sebagai ekonomi industri inti Uni Eropa juga memainkan kunci dalam memberikan keringanan hutang bagi perekonomian kelima negara aliansi itu.
Tak lupa pula, mereka juga melakukan segala upaya untuk mendukung bailout PIIGS dengan memulihkan kepercayaan pasar kredit internasional agar kelima negara itu dapat mengembalikan uang yang dipinjamnya.
Berbeda dengan Britania Raya, pada tanggal 23 Juni 2016, mereka lebih memilih untuk meninggalkan Uni Eropa. Mereka menganggap jika ketidak populerannya Uni Eropa disebabkan karena adanya isu imigrasi, kedaulatan dan adanya negara penderita resesi yang berkepanjangan.
Namun pada akhir tahun 2018, masalah utang negara-negara pinggiran seperti aliansi PIIGS pun mulai mereda. Lebih dari itu, pada laporan terakhir tahun 2018 telah menunjukan peningkatan sentimen investor terhadap negara pinggiran.
Keuangan dan hutang dari negara pinggiran Eropa pun kini semakin mereda dan tingkat perekonomian negaranya pun semakin membaik. Meski begitu akronim PIIGS sebagai negara penghambat perekonomian Uni Eropa masih digunakan hingga sekarang.
Krisis keuangan global tahun 2008 ini adalah guncangan ekonomi negatif yang menyebabkan perekonomian negara di kawasan Eropa memburuk. Akibatnya, negara yang memiliki hutang tidak bisa mengembalikan pinjaman yang mereka peroleh.
Mengenal PIIGS, Aliansi 5 Negara di Kawasan Eropa
PIIGS merupakan sebuah akronim yang telah ada sejak akhir tahun 1970-an. Akronim ini mengidentifikasikan negara-negara yang berkinerja buruk seperti Portugal, Italia, Irlandia, Yunani dan Spanyol.
Namun pada tahun 2008 atau ketika krisis keuangan global terjadi, Irlandia memutuskan tidak bergabung dengan aliansi tersebut. Irlandia menyadari jika aliansi tersebut telah menjerumuskan ekonominya ke tingkat utang yang tidak terkendali.
Selama krisis utang negara di kawasan Eropa, Uni Eropa memberikan dua bailout untuk mencegah ekonomi Yunani yang gagal membayar. Semenara Yunani sendiri menerima bailout pertama dan menolak bailout kedua.
Sementara itu, Bank Sentral Eropa juga mengeluarkan paket penyelamatan senilai $750 juta euro yang digunakan untuk menopang obligasi Yunani di pasar sekunder. Irlandia dan Portugal menerima dana talangan tersebut.
Dikutip dari laman investopedia, Selain Bank Sentral Eropa, negara Prancis dan Jerman yang notabene sebagai ekonomi industri inti Uni Eropa juga memainkan kunci dalam memberikan keringanan hutang bagi perekonomian kelima negara aliansi itu.
Tak lupa pula, mereka juga melakukan segala upaya untuk mendukung bailout PIIGS dengan memulihkan kepercayaan pasar kredit internasional agar kelima negara itu dapat mengembalikan uang yang dipinjamnya.
Berbeda dengan Britania Raya, pada tanggal 23 Juni 2016, mereka lebih memilih untuk meninggalkan Uni Eropa. Mereka menganggap jika ketidak populerannya Uni Eropa disebabkan karena adanya isu imigrasi, kedaulatan dan adanya negara penderita resesi yang berkepanjangan.
Namun pada akhir tahun 2018, masalah utang negara-negara pinggiran seperti aliansi PIIGS pun mulai mereda. Lebih dari itu, pada laporan terakhir tahun 2018 telah menunjukan peningkatan sentimen investor terhadap negara pinggiran.
Keuangan dan hutang dari negara pinggiran Eropa pun kini semakin mereda dan tingkat perekonomian negaranya pun semakin membaik. Meski begitu akronim PIIGS sebagai negara penghambat perekonomian Uni Eropa masih digunakan hingga sekarang.
(ian)