5 Ketangguhan Tentara Perempuan Ukraina, Nomor 3 Memilih Mati daripada Ditangkap
loading...
A
A
A
KIEV - Lebih dari 60.000 tentara perempuan Ukraina saat ini bertugas. Sebagian besar ditempatkan di zona terdepan pertempuran dengan Rusia. Dari 60.000tentara wanita – termasuk sekitar 5.000 di garis depan.
Hingga Oktober 2022, Social Europe melaporkan sekitar 8.000 wanita bertugas sebagai perwira militer Ukraina. Militer Ukraina adalah salah satu angkatan bersenjata paling feminim di Eropa.
Berikut 5 ketangguhan tentara perempuan Ukraina dalam melawan tentara Rusia.
Baca Juga: 5 Skenario Pembunuhan Presiden Putin yang Berujung pada Kegagalan
1. Bisa Membunuh dengan Peralatan Kantor
Foto/Reuters
Wanita Ukraina yang dilatih untuk perang dapat membunuh tentara Rusia dengan perlengkapan kantor. Itu ditegaskan oleh pendiri Garda Wanita Ukraina Olena Biletska kepada Business Insider. Dia mengaku sudah melatih lebih dari 60.000 wanita.
“Beberapa dapat membunuh hanya dengan pensil atau pulpen," kata Biletska.
Para tentara perempuan Ukraina tersebut tidak difokuskan dengan menggunakan senjata api dan granat saja, tetapi mereka juga dilatih untuk berkelahi. Garda Wanita Ukraina yang didirikan pada 2014 untuk mempersiapkan wanita untuk perang.
2. Dijuluki Orang Amazon
Foto/Reuters
Para perempuan yang dididik menjadi tentara Ukraina itu disebut sebagai “orang Amazon”. Mereka juga diajari memberikan obat medan perang, dukungan kesehatan, dan informasi intelijen. “Mereka bisa melakukan apa saja di medan perang,” kata Biletska.
3. Memilih Mati Dibandingkan Ditangkap
Foto/Reuters
Tentara wanita menghadapi tantangan berat dalam perang melawan invasi Rusia.
Wanita Ukraina di garis depan memberi tahu “Proyek Batalyon Tak Terlihat” bahwa mereka takut akan kekerasan seksual ketika ditangkap tentara Rusia.
Para wanita mengungkapkan mereka menghindari penangkapan dengan segala cara. Bahkan, mereka memilih untuk mati daripada ditangkap.
4. Mendukung Veteran Perang
Gerakan Veteran Wanita Ukraina, organisasi tentara wanita terbesar Ukraina, memberikan dukungan bagi para veteran perang. “Kami menyiapkan gerakan kami untuk membela hak-hak tentara wanita dan veteran,” kata Kateryna Priymak, wakil kepala Gerakan Veteran Wanita Ukraina, dilansir Radio Free Europe. Dia mengungkapkan, invasi besar-besaran Rusia memaksa para tentara perempuan untuk fokus pada dukungan efisien yang maksimal.
5. Setara dengan Tentara Lelaki
Foto/Reuters
Oksana Hryhoryeva, penasihat gender untuk komandan Angkatan Darat Militer Ukraina, menuturkan, sejak awal invasi skala penuh Rusia, dia hanya menerima laporan tentang dua kasus pelecehan atau diskriminasi gender. Tapi dia mengklaim ini adalah cerminan akurat dari kenyataan.
"Tidak ada pelecehan di garis depan," kata Hryhoryeva. Dia mengungkapkan, tentara perempuan memiliki kesetaraan dengan prajurit lelaki.
Namun demikian, penanganan konsekuensi kekerasan seksual Rusia di daerah yang direbut kembali oleh Ukraina adalah merehabilitasi tentara dengan gangguan stres pasca-trauma, termasuk mereka yang telah menjadi tawanan Rusia, dan mendukung keluarga tentara yang terbunuh. dalam perang.
"Keyakinan bahwa tentara bukanlah tempat bagi perempuan adalah peninggalan dari mentalitas Soviet," kata Hryhoryeva.
Hingga Oktober 2022, Social Europe melaporkan sekitar 8.000 wanita bertugas sebagai perwira militer Ukraina. Militer Ukraina adalah salah satu angkatan bersenjata paling feminim di Eropa.
Berikut 5 ketangguhan tentara perempuan Ukraina dalam melawan tentara Rusia.
Baca Juga: 5 Skenario Pembunuhan Presiden Putin yang Berujung pada Kegagalan
1. Bisa Membunuh dengan Peralatan Kantor
Foto/Reuters
Wanita Ukraina yang dilatih untuk perang dapat membunuh tentara Rusia dengan perlengkapan kantor. Itu ditegaskan oleh pendiri Garda Wanita Ukraina Olena Biletska kepada Business Insider. Dia mengaku sudah melatih lebih dari 60.000 wanita.
“Beberapa dapat membunuh hanya dengan pensil atau pulpen," kata Biletska.
Para tentara perempuan Ukraina tersebut tidak difokuskan dengan menggunakan senjata api dan granat saja, tetapi mereka juga dilatih untuk berkelahi. Garda Wanita Ukraina yang didirikan pada 2014 untuk mempersiapkan wanita untuk perang.
2. Dijuluki Orang Amazon
Foto/Reuters
Para perempuan yang dididik menjadi tentara Ukraina itu disebut sebagai “orang Amazon”. Mereka juga diajari memberikan obat medan perang, dukungan kesehatan, dan informasi intelijen. “Mereka bisa melakukan apa saja di medan perang,” kata Biletska.
3. Memilih Mati Dibandingkan Ditangkap
Foto/Reuters
Tentara wanita menghadapi tantangan berat dalam perang melawan invasi Rusia.
Wanita Ukraina di garis depan memberi tahu “Proyek Batalyon Tak Terlihat” bahwa mereka takut akan kekerasan seksual ketika ditangkap tentara Rusia.
Para wanita mengungkapkan mereka menghindari penangkapan dengan segala cara. Bahkan, mereka memilih untuk mati daripada ditangkap.
4. Mendukung Veteran Perang
Gerakan Veteran Wanita Ukraina, organisasi tentara wanita terbesar Ukraina, memberikan dukungan bagi para veteran perang. “Kami menyiapkan gerakan kami untuk membela hak-hak tentara wanita dan veteran,” kata Kateryna Priymak, wakil kepala Gerakan Veteran Wanita Ukraina, dilansir Radio Free Europe. Dia mengungkapkan, invasi besar-besaran Rusia memaksa para tentara perempuan untuk fokus pada dukungan efisien yang maksimal.
5. Setara dengan Tentara Lelaki
Foto/Reuters
Oksana Hryhoryeva, penasihat gender untuk komandan Angkatan Darat Militer Ukraina, menuturkan, sejak awal invasi skala penuh Rusia, dia hanya menerima laporan tentang dua kasus pelecehan atau diskriminasi gender. Tapi dia mengklaim ini adalah cerminan akurat dari kenyataan.
"Tidak ada pelecehan di garis depan," kata Hryhoryeva. Dia mengungkapkan, tentara perempuan memiliki kesetaraan dengan prajurit lelaki.
Namun demikian, penanganan konsekuensi kekerasan seksual Rusia di daerah yang direbut kembali oleh Ukraina adalah merehabilitasi tentara dengan gangguan stres pasca-trauma, termasuk mereka yang telah menjadi tawanan Rusia, dan mendukung keluarga tentara yang terbunuh. dalam perang.
"Keyakinan bahwa tentara bukanlah tempat bagi perempuan adalah peninggalan dari mentalitas Soviet," kata Hryhoryeva.
(ahm)