PM Inggris: Rencana Perdamaian Ukraina Benar-benar Salah!

Selasa, 23 Mei 2023 - 11:10 WIB
loading...
PM Inggris: Rencana Perdamaian Ukraina Benar-benar Salah!
Perdana Menteri (PM) Inggris Rishi Sunak. Foto/REUTERS
A A A
LONDON - Perdana Menteri (PM) Inggris Rishi Sunak menolak seruan untuk gencatan senjata di Ukraina. Dia menyatakan Kiev harus terus berjuang selama diperlukan untuk mendapatkan perdamaian yang "layak".

Inggris dan Amerika Serikat (AS) yang mendukung Ukraina telah menolak seruan untuk perdamaian pada beberapa kesempatan sebelumnya.

Dalam sesi parlemen pada Senin (22/5/2023), Sunak ditanya oleh mantan pemimpin Partai Buruh Jeremy Corbyn apakah dia setuju dengan inisiatif gencatan senjata yang diajukan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa dan didukung Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres serta Pemimpin Katolik Paus Fransiskus.

Corbyn menambahkan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva menyatakan sebelumnya pada Senin bahwa, "Gencatan senjata bukanlah perdamaian, tetapi tanpa itu, perang ini akan terus berlanjut dan menjadi semakin buruk."

“Saya sangat tidak setuju dengannya,” jawab Sunak. “Gencatan senjata bukanlah perdamaian yang adil dan abadi bagi Ukraina. Rusia telah melakukan invasi ilegal dan tidak beralasan … dan satu-satunya tanggapan yang tepat untuk itu adalah Rusia menarik pasukannya dari Ukraina.”

“Semua rencana yang menyamar sebagai rencana perdamaian, sebenarnya adalah upaya membekukan konflik di tempat yang benar-benar salah dan harus dibatalkan,” papar dia.



Posisi Sunak sejalan dengan AS, di mana Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken mengatakan pada Desember bahwa setiap gencatan senjata yang melibatkan membekukan garis pertempuran akan mengarah pada "perdamaian palsu".

Pada saat itu, Sunak menyatakan gencatan senjata "sama sekali tidak berarti", dan Inggris hanya akan menerima penarikan pasukan Rusia dari "wilayah yang ditaklukkan".

Ukraina menganggap wilayah Donetsk, Lugansk, Kherson, dan Zaporozhye yang memilih untuk bergabung dengan Federasi Rusia tahun lalu, sebagai wilayahnya.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berjanji mengembalikan keempatnya di bawah kendali Kiev. Zelensky juga berjanji merebut kembali Crimea, yang memilih bergabung dengan Federasi Rusia pada 2014.

Namun, pejabat militer Amerika telah secara terbuka menyatakan merebut kembali Crimea berada di luar kemampuan Ukraina, dan serangan balasan musim semi yang telah lama diantisipasi Kiev terhadap pasukan Rusia sejauh ini gagal terwujud.

Sementara itu, militer Ukraina yang mengalami kehancuran lebih dari dua lusin brigade di kota Artyomovsk/Bakhmut sejak Oktober lalu, hanya untuk kehilangan kota itu pada akhir pekan.

Namun demikian, Sunak mengklaim di parlemen bahwa pasukan Rusia "gagal di medan perang".

Dia menyatakan, seperti yang dia dan Presiden AS Joe Biden lakukan dalam banyak kesempatan, bahwa dia akan "bertahan bersama Ukraina selama diperlukan".
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0914 seconds (0.1#10.140)