Pertikaian Politik Pecah AS, Hubungan Republik dan Demokrat Melebar

Kamis, 23 Juli 2020 - 10:33 WIB
loading...
Pertikaian Politik Pecah AS, Hubungan Republik dan Demokrat Melebar
Presiden AS Donald Trump. Foto: dok/Reuters
A A A
NEW YORK - Amerika Serikat (AS) mengalami krisis sosial menyusul tingginya sirkulasi pertikaian pendirian politik di media sosial dan jalan raya. Ketegangan itu juga memperlebar hubungan antara Partai Republik dan Partai Demokrat.

Presiden AS Donald Trump bahkan menyebut orang-orang yang berpandangan ekstrem di jalan raya sebagai anggota Demokrat liberal. Dia mengkritik keras aksi anggota Demokrat liberal yang mengganggu stabilitas dan keamanan nasional, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Sebelumnya, beberapa aktivis ramai ditangkapi secara misterius di kota-kota. Mereka juga dimasukkan ke dalam mobil van sebagai bentuk teror baru. Trump mengancam setiap kota akan dikunjungi van tersebut jika menganut paham demokrat liberal.

Fenomena itu merupakan wajah buruk bagi AS yang menjunjung tinggi masyarakat madani dan terbuka. Label yang diberikan Trump dan ancaman penangkapan yang hanya didasarkan pada afiliasi politik juga tidak sesuai dengan sistem sosial di AS. (Baca: Tembak Mati Polisi, Geng Bersenjata Nigeria Culik 4 Pekerja China)

Trump telah menerjunkan pasukan bergaya militer ke lapangan untuk menertibkan para anggota Demokrat liberal. Sebagian besar dari mereka merupakan pegawai Unit Perlindungan Perbatasan dan Bea Cukai Kementerian Keamanan Dalam Negeri (DHS) AS.

Pasukan bermasker itu dilatih untuk menyelesaikan isu-isu yang berkaitan dengan penyalahgunaan narkoba. Namun kini, di bawah perintah Trump yang berseteru dengan pemerintah daerah, pasukan tersebut diturunkan ke jalan raya demi mengawal penerapan konstitusi. “Kami telah mengirimkan tim dari pihak berwenang,” ujar Trump dikutip CNN.

“Kami tidak akan membiarkan New York, Chicago, Philadelphia, Detroit, Baltimore, dan Oakland hancur. Kami tidak akan membiarkan itu terjadi di negeri ini. Semuanya gara-gara Demokrat liberal,” ujarnya.

Fakta bahwa DHS menerjunkan tim ke lapangan tanpa diskusi dan mandat yang jelas merupakan sebuah keabsurdan. Akibatnya juga besar. Tingkat kekerasan di tempat kerusuhan dan unjuk rasa meningkat.

Di Portland misalnya, sebuah kantor asosiasi polisi ludes dibakar warga yang menggelar protes perlawanan terhadap ketidakadilan suku dan kebrutalan polisi. Kehadiran agen federal itu tidak membuahkan hasil yang lebih baik, bahkan dikritik keras pemerintah daerah sebagai aksi yang sia-sia. (Baca juga: DKI Diminta Gandeng Provider Gratiskan Paket Data untuk Siswa)

“Masyarakat ditangkap di jalan raya dan dimasukkan ke dalam mobil van atau mobil rental,” ujar Wali Kota Portland, Ted Wheeler. “Sebenarnya, mereka tidak tahu siapa yang menarik mereka ke dalam mobil van. Kami meminta agar agen federal segera meninggalkan jalan raya dan tidak melakukan aksi itu,” katanya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0845 seconds (0.1#10.140)