Perang Berkecamuk, Rusia Tembak Jatuh 22 Drone Ukraina di Atas Laut Hitam
loading...
A
A
A
MOSKOW - Di tengah perang yang terus berkecamuk, sistem pertahanan rudal Rusia telah menembak jatuh 22 drone Ukraina di atas Laut Hitam dalam 24 jam terakhir.
Hal itu diumumkan juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Letnan Jenderal Igor Konashenkov pada hari Minggu.
Menurutnya, pertahanan rudal Moskow sudah menghancurkan lebih dari 4.000 drone Ukraina sejak awal perang.
“Pertahanan udara mendeteksi 22 serangan kendaraan udara tak berawak [UAV] Ukraina di atas Laut Hitam tadi malam. Semua drone dilumpuhkan oleh peperangan elektronik dan dihancurkan oleh sistem rudal,” kata Konashenkov, seperti dilansir Al Arabiya, Senin (8/5/2023).
Itu terjadi ketika perang drone meningkat antara Moskow dan Kiev, dI mana kedua belah pihak menggunakan UAV untuk menyerang jantung pertahanan dari sisi lain, biasanya menargetkan infrastruktur vital.
Namun, Kiev tidak secara terbuka atau secara resmi mengeklaim serangan pesawat tak berawak yang dituduhkan Moskow sebagai peluncurannya.
Terutama, Rusia mengeklaim bahwa serangan pesawat tak berawak Ukraina yang menargetkan Kremlin adalah upaya untuk membunuh Presiden Vladimir Putin dan diluncurkan berdasarkan perintah Amerika Serikat. Kiev dan Washington sama-sama menyangkal klaim Rusia tersebut.
Apalagi, dalam beberapa bulan terakhir, frekuensi serangan drone semakin meningkat. Rusia telah mengeklaim bahwa Ukraina meluncurkan lusinan serangan pesawat tak berawak terhadap sasaran di dalam wilayah yang dikuasai Rusia dan di dalam Crimea—wilayah yang dianeksasi Rusia dari Ukraina pada tahun 2014, meski Moskow menegaskan itu bukan aneksasi tapi hasil referendum.
Target tersebut mencakup fasilitas minyak, lapangan terbang, dan infrastruktur energi.
Analis militer dan mantan kepala staf eksekutif di Kementerian Pertahanan Jerman Nico Lange mengatakan di Twitter pekan lalu bahwa serangan pesawat tak berawak seperti yang menargetkan depot bahan bakar besar di Sevastopol dan menghancurkan depot amunisi Rusia di bagian selatan dan timur Ukraina yang diduduki untuk melemahkan pasokan Rusia menjelang serangan balik Ukraina.
Hal itu diumumkan juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Letnan Jenderal Igor Konashenkov pada hari Minggu.
Menurutnya, pertahanan rudal Moskow sudah menghancurkan lebih dari 4.000 drone Ukraina sejak awal perang.
“Pertahanan udara mendeteksi 22 serangan kendaraan udara tak berawak [UAV] Ukraina di atas Laut Hitam tadi malam. Semua drone dilumpuhkan oleh peperangan elektronik dan dihancurkan oleh sistem rudal,” kata Konashenkov, seperti dilansir Al Arabiya, Senin (8/5/2023).
Itu terjadi ketika perang drone meningkat antara Moskow dan Kiev, dI mana kedua belah pihak menggunakan UAV untuk menyerang jantung pertahanan dari sisi lain, biasanya menargetkan infrastruktur vital.
Namun, Kiev tidak secara terbuka atau secara resmi mengeklaim serangan pesawat tak berawak yang dituduhkan Moskow sebagai peluncurannya.
Terutama, Rusia mengeklaim bahwa serangan pesawat tak berawak Ukraina yang menargetkan Kremlin adalah upaya untuk membunuh Presiden Vladimir Putin dan diluncurkan berdasarkan perintah Amerika Serikat. Kiev dan Washington sama-sama menyangkal klaim Rusia tersebut.
Apalagi, dalam beberapa bulan terakhir, frekuensi serangan drone semakin meningkat. Rusia telah mengeklaim bahwa Ukraina meluncurkan lusinan serangan pesawat tak berawak terhadap sasaran di dalam wilayah yang dikuasai Rusia dan di dalam Crimea—wilayah yang dianeksasi Rusia dari Ukraina pada tahun 2014, meski Moskow menegaskan itu bukan aneksasi tapi hasil referendum.
Target tersebut mencakup fasilitas minyak, lapangan terbang, dan infrastruktur energi.
Analis militer dan mantan kepala staf eksekutif di Kementerian Pertahanan Jerman Nico Lange mengatakan di Twitter pekan lalu bahwa serangan pesawat tak berawak seperti yang menargetkan depot bahan bakar besar di Sevastopol dan menghancurkan depot amunisi Rusia di bagian selatan dan timur Ukraina yang diduduki untuk melemahkan pasokan Rusia menjelang serangan balik Ukraina.
(mas)